Chapter 32

421 55 4
                                    

Taehyung Pov's

Aku menatap Jimin dan kehabisan kata kata ku. Aku benar benar tidak tahu harus merespon seperti apa, disisi ku Jimin hanya tersenyum, dia mengusap kepala ku dan berdiri, dia bilang dia akan pergi sebentar dan mengizinkan ku untuk melihat seluruh isi apartemennya kecuali pintu yang terletak paling ujung. Setelah Jimin keluar, aku menuju salah satu kamar yang mencuri perhatian ku. Pintunya berbeda dari pintu yang lain. Aku masuk kedalam dan membukanya.

Aku membenci ini, suasana di dalam kamar ini sangat berbeda dengan ruang tamu, ada suasana mencekam dan penuh ketakutan saat aku masuk. Aku menyalakan beberapa lampu yang ada di sana. Sial! Apa apaan ini? Aku benar benar tidak menduga jika Jimin mengoleksi semua ini.

Borgol tangan dan kaki, cambuk, beberapa tali, apa dia gila? Ini terlalu banyak untuk ku, kepalaku mulai pening dan semakin aku masuk kedalam terdapat satu ruangan di dalamnya lagi. Oh ayolah! Ada apa yang Jimin sembunyikan di balik pintu itu? Aku membuka pintu itu perlahan, dan mencoba masuk. "Tae? Kau dimana?" Aku segera mengurungkan niat ku dan keluar dari kamar. Sialan!

"Sudah ku katakan padamu jangan masuk ke area sana bukan?" Jimin menghampiri ku dengan tatapan dinginnya, mati aku. Dia menyeret ku hingga ke sofa dan menyuruh ku duduk dengan paksa. Benarkah? Aku seakan maling yang membawa berlian dan kedapatan mencuri oleh pemilik rumahnya. Jimin seharusnya tidak memperlakukan ku seperti ini.

"Katakan pada ku apa yang kau lakukan disana?" Jimin berdiri didepan ku dan memegang kedua pinggangnya marah. Aku memutar bola mata ku malas, "aku tidak melakukan apapun! Stop untuk memarahi ku! Aku bukan pencuri!" Aku menyedekapkan tangan ku. Jimin harus tahu bahwa aku memang tidak melakukan apapun. "Maafkan aku" tangannya menuntun wajah ku untuk bertemu dengan miliknya, beberapa saat tatapannya melembut dan dia memeluk ku. "Maafkan aku, maaf sudah memarahi mu" aku mengangguk pelan.

"Kita harus makan" Jimin pergi ke dapur dan membukakan sebuah makanan cepat saji yang dibelinya beberapa saat yang lalu. Aku menghampirinya dan memakannya dengan lahap, "terima kasih" kataku di sela sela makan kami. Dia hanya mengangguk, lalu memperhatikan ku, aku yang merasa risih pun ikut menatapnya, aku menunjuknya menggunakan sebuah sendok yang ku pegang, "apa yang kau lihat?" Dia tertawa pelan dan mengangguk, "jika kau sudah pergi kesana tentu kau tahu apa yang ku koleksi" aku hampir saja tersedak, laki laki bajingan.

Aku mengelap mulut ku dan menatapnya tajam, "kau hanya laki laki cabul bagi ku Jim, jangan macam macam padaku! Aku peringati dirimu!" Jimin mengelap mulutnya dan berdiri, menghampiri ku. Dia memeluk ku dari belakang dan mencium pipi ku. Sial! Perasaa  ku tidak tenang, apa yang ingin dia lakukan? "Haruskah aku menjelaskan semuanya satu persatu kepada mu?" Aku merenggangkan pelukannya di tubuh ku dan menghadapnya, untuk beberapa alasan aku tahu kenapa dia mengoleksi beberapa barang itu, tapi tunggu! Apa?! Menunjukkan ku barang itu satu persatu padaku? Brengsek!

"Buang jauh jauh fikiran kotor mu Jim! Atau ku bunuh kau!" Aku mengemasi alat makan yang baru saja kami pakai, tapi Jimin masih saja mengikuti ku, bajingan gila. Apa yang sedang dia fikirkan? "Stop! Park Jimin! Jika kau masih ingin menganggu ku dengan barang barang tidak berguna itu! Aku akan pulang!" Aku bersunggu sungguh. Setelah itu dia langsung memundurkan langkahnya dan meninggalkan ku. Aku menghela nafasku panjang, hampir aku jadi korbannya.

>>>

Setelah selesai merapikan alat makan, aku menghampiri Jimin di kamarnya, sebenarnya aku merasa tidak enak karna sudah membentaknya berkali kali. Aku melayangkan tubuh ku untuk berada di pelukannya, dia yang bermain ponsel seketika berhenti saat aku sudah berhasil berada di sebelahnya. "Hei!" Sapanya padaku, dia menaruh ponselnya dan menatap ku bingung. "Ada apa?" Tanyanya, "aku minta maaf padamu, aku menyesal sudah membentak mu berkali kali. Tapi sungguh aku tidak suka jika kau melakukan hal kotor padaku" aku merubah posisi ku menjadi duduk, aku mengangkat kedua jari ku keudara, pun Jimin mensejajarkan ku dan tertawa.

"Aku tidak akan melakukan itu padamu, setidaknya, pengalaman pertama mu harus berjalan dengan baik" kenapa kita bahas ini Jim? Kau gila? Aku malu! Aku menundukkan kepala ku. Beberapa detik kemudian Jimin mendekat dan mengangkat dagu ku, "harus sangat baik" lalu Jimin mencium ku, aku tidak tahu jika ini akan terjadi. Sungguh! Jimin memegang kedua sisi pipi ku, mataku terpejam sempurna. Jimin mendorong tubuh ku agar ia bisa diatas ku, sial!

Dia kembali mencium ku, tangan ku dengan bebas mengalung di lehernya dan saat yang bersamaan aku merasakan bibirnya yang begitu penuh dan lembut di mulut ku, kemudian dia menarik dirinya, tanpa berpindah posisi dia menyunggingkan seringainya. Lihat! Betapa bajingannya brengsek ini menggoda ku. "Jangan menggodaku Jim!kau dalam bahaya" Jimin tertawa pelan, "benarkah? Bahaya yang seperti apa nona manis?" Jimin mencium ku sekilas dan beralih ke leher ku, aku mendesah pelan saat merasakan leher ku digigit olehnya.

Aku rasa dia meninggalkan beberapa kissmark disana. Dia kembali menarik dirinya dan manatap ku lembut. "Apa kita harus terjaga malam ini?" What?! Hell! No! Aku dengan cepat menggeleng. "Ayolah, kau tahu? Jika kita terjaga malam ini, kau akan menjadi wanita pertama yang tidak pernah ku perlakukan menggunakan barang barang brengsek itu" aku memukul dada Jimin kesal. "Apa hubungannya dengan ku?! Jangan macam macam!" Lagi lagi dia tertawa. Kejadian seperti tadi sudah cukup membuat ku hampir mati.

"Aku bercanda, tapi aku berjanji padamu Tae, kau percaya padaku?" Aku mengangguk dan mengelus rambutnya, aku bersumpah! Aku mencintainya. "Aku tidak akan melakukan hal sejauh itu padamu, sebelum aku menikahi mu" aku terkena serangan jantung! Bajingan gila di hadapan ku sudah kehabisan akalnya ku rasa. "Ku pegang janji mu Park Jimin!" Dengan begitu dia menyingkir dari atas ku, dia membiarkan ku untuk tidur di atas lengannya, "kita harus pulang" kataku pelan. "Kita bermalam disini, Tae" aku meliriknya pasrah. Sejak kapan dia punya kontrol atas diriku?

"Selamat malam" Jimin mencium keningku dan mendekap ku. Mataku terpejam seiring rasa kantuk menyerangku.

>>>

Aku terbangun di pagi hari, melihat wajah Jimin sedekat ini membuat ku harus kembali menghadapi ingatan ku tadi malam. Iya, malam yang indah. Aku melepaskan pelukannya dan berjalan ke atah nakas yang berada disampingnya, ponselnya bergetar terus menerus. Ku lihat bar notifikasinya, oke! Aku tahu ini tidak sopan, tapi aku hanya risih dengan suara getaran itu! Banyak sekali pesan yang masuk. Dari sekian pesan yang masuk, mata ku menangkap salah satu nama yang tidak asing, tapi mungkin itu bukan lah orang yang ku kenal.

Mrs. Kim MinHee
Kau harus segera menghubungi ku! Ada beberapa hal yang harus keberitahu pada mu sebelum kau pergi dengan putri ku.

Jimin! Ku tunggu kau dirumah! Berpakaian lah yang rapi, kau akan bertemu dengan keluarga kami.

Jimin! Dia berkali kali ingin menyudahi semua ini, apa kau melakukan kesalahan padanya?

Dia bilang kau sedang bersama Kim Taehyung? Kau sedang bercanda dengan ku? Cepat hubungi aku atau akan ku tarik kontrak yang sudah kita sepakati!

To Be Continue..
There's no feel in this chapter right? Sorry.

Save Me | MinV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang