Part 5

163 45 14
                                    

Mengharapkan kebaikanmu padaku, bagaikan menunggu musim salju di indonesia.  Hampir tidak mungkin.

***

"5...4...3...2...

Tepat hitungan ke satu kasih dan Damian masuk kelas dengan wajah berseri seri seperti habis dapat kejutan saja.

Dan di detik itu juga Aras bangkit dan menghampiri kasih seolah rasa sakit habis jatuhnya hilang digantikan rasa benci bercampur marah.

" apa apaan sih lo. Udah telat gak mau minta maaf malah cengengesan gak jelas. Gak tau diri banget lo jadi cewek." bentak Aras sambil mendorong tubuh Kasih ke belakang. Lalu dia kembali lagi ke tempat duduknya. Teman sekelasnya dibuat melongo dengan kejadian tadi. Mereka tidak habis fikir dengan Aras, ya mereka tahu kalau Ares membenci Kasih tapi gak seharusnya Aras berlaku kasar dengan Kasih. Bagaimanapun Kasih itu perempuan, dan kodratnya perempuan itu harus di kasihi.
Damian gak bisa tinggal diam dengan Kasih di dorong dan dimaki gitu aja sama Aras, dia mencekal kerah Aras dan menimbulkan kegaduhan di kelas itu.

" Lo laki gak sih Ras beraninya sama perempuan. Gue udah sabar ya berkali kali lo hina kasih tapi jangan sampai lo sekali lagi sentuh dia atau lukai dia. Gue tau lo sahabat gue. Tapi kalau lo salah gue gak akan dipihak lo."

" Kenapa dam? Lo suka cewek pembawa sial ini?" tunjuk Aras tepat di depan muka Kashi.

" Iya kenapa emang? Lo gak suka? Gue peringatin sekali lagi ya jangan panggil dia pembawa sial dia punya nama"

Semua orang yang ada dikelas dibuat bengong dengan pengakuan Damian. Terutama Kasih. Kasih tidak bisa tinggal diam. Dia buru buru melerai mereka berdua. " apa apaan sih kalian udah jangan berantem. Kalian sahabatan udah dari lama karena gara gara gue kalian jadi berantem. Gue akui gue salah Ras gue minta maaf udah bikin kalian semua cemas karena sebentar lagi presentasi dan gue belum datang" ucap kasih dengan lirih dan dia berjalan menuju mejanya disamping Bulan. Tak lama kemudian Pak handoko datang dengan membawa tas kebanggaanya yang katanya itu tas hadiah ulang tahun dari mantannya. Aneh aneh saja nih bapak.  Mantan kog masih dikenang.  Gak sekalian aja itu tas dimuseumin.

"Selamat pagi anak anak "

"Pagi pak" ucap anak anak serempak.

" hari ini jadwal kalian presentasi kan? Sekarang dimualai."

Presentasi berjalan dengan lancar. Tak terasa pelajaran telah usai dan saatnya para penghuni kelas berhamburan ke kantin.

" shi ke kantin yuk gue laper"

" ya udah ayok lan gue juga laper."

Saat perjalan ke kantin mereka melewati koridor sekolah yang sepi karena semua penghuninya pada ke kantin. Tiba tiba ada seseorang dari belakang yang meneriaki nama Kasih.

"Kasih awas..... "
Teriakan itu sontak membuat Bulan dan Kasih menolaeh ke arah sumber suara. Tapi tubuh kasih sudah di dorong oleh seseorang sampai kasih terjatuh di lantai. Ya orang yang mendorong kasih adalah Aras. Dia telah menyelamatkan kasih dari pot yang akan menimpanya. Sebenarnya sekolahan kasih itu tingkat dua. Dan di lantai atas itu ada tanaman yang di taruh di pot. Entah ada angin atau apa pot itu jatuh dari atas pas bulan dan Kasih melewati di bawahnya. Untung saja Aras melihatnya dan menolongnya kalau tidak sudah dipastikan pot itu menimpa kepala kasih dan lebih parahnya lagi ntar kasih bisa gagar otak.

Namun naas pot itu malah mengenai punggung Aras.

"Aras..." bulan dan kasih memekik secara bersamaan. Mereka berdua langsung mendekat dan mengecek kondisi Aras.

" aras lo gak papa?" tanya kasih sambil memegang punggung Ares yang habis terkena pot dan membantunya berdiri.

" lo tu pembawa sial tau gak. Gara gara lo gue jadi yang kena. Nyesel gue nolongin lo. Dasar cewek pembawa sial lo."

" maaf. Gue bantuin ke UKS ya?" tawar kasih dengan rasa bersalahnya.
"Gak usah cukup lo pergi dari hadapan gue dan jangan bawa sial buat gue lagi " Setelah mengatakan itu Aras berjalan meninggalkan mereka. Kasih hanya menatap nanar kepergian Aras. Dalam hati Kashi membatin  kenapa lo selalu benci gue apa salah gue ras.  Dulu waktu smp lo gak kaya gini.  Mana Aras yang dulu.

" udah lah shi lo gak perlu bersalah ke gitu. Anggap aja itu balasan dari pagi dia udah dorong lo. Lagian selama ini dia juga sering jahat sama lo. Kenapa gak kena kepalanya sekalian biar dia mampus sekalian."

" gak boleh gitu lan. Dia juga manusia. Punya salah pastinya."

" tapi dia itu udah ngehina, ngerendahin dan udah kasarin lo shi. Itu hati lo terbuat dari apa sih kog baik bener."

" ayuk ke kantin lan. Katanya tadi mau ke kantin ntar keburu masuk."

" yaudah yuk. Tapi senyum dulu dong shi. Tadi kan bukan salah lo. Gak usah dipikirin." kasih hanya tersenyum sebagai jawabannnya. Di tempat lain seseorang memperhatikan mereka sambil tersenyum miris.

Hay hay aku update nih. Sory for typo. Oh ya jangan lupa vote dan komen ya. Aku tunggu komenan kalian ya😂

Te détesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang