Part 6

126 44 11
                                    

Bolehkan aku meminta, aku ingin kamu menjadi akhir dari kisah hidupku

***

Sesampainya di kantin. Bulan dan Kasih duduk di bangku paling pojok. Karena cuma hanya situ yang tersisa.

"shi lo mau pesen apa biar gue pesenin"

"bakso sama jus jeruk aja deh lan"

Bulan hanya mengacungkan jempolnya tanda mengerti. Lalu bulan menuju ibu ibu kantin
untuk memesannya. Sedangkan kashi hanya merenung, sambil menunggu pesanannya datang.

Tak lama kemudian bulan datang sambil membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

"eh shi nih makan, jangan nglamun terus. Mikirin apaan sih. Kalau ada masalah cerita dong. "

" Nggak mikirin apa apa kog lan. "

"Jangan bilang lo mikirin si kampret Aras? Udahlah gak usah pikirin tuh makhluk. Semua dibawa santai aja. Keg gue gitu lo"

"Iya iya"

***

Bel pulang sekolah berbunyi.

Anak anak satu per satu meninggalkan sekolahan. Ada yang naik angkot, dijemput, atau bareng pacar (bagi yang punya pqcar loh ya, bukan pacar orang:v)

sekolah sudah tampak sepi. Cuma hanya beberapa siswa yang berkepentingan atau ada ekstra.

Dikelas 11 ipa 1 hanya tersisa Bulan, Damian, Kashi, Aras, dan Bu Beti selaku guru matematika.

Jangan pikir mereka berempat sedang di eksekusi ya, karena nilai kurang. Mereka tidak dipulangkan sebab, akan ada seleksi dari Bu Beti untuk Olimpiade matematika antar sekolah satu bulan lagi. Diantara 4 orang itu hanya 2 orang yang terpilih mewakili sekolah.

Seperti tahun tahun yang lalu seleksinya dengan cara dikasih soal soal terumit. Barang siapa yang nilainya paling bagus orang itu yang akan mewakili sekolah.

" anak anak duduk nya sendiri- sendiri dan saya harap duduknya di depan semua"

Mereka ber empat menuruti intruksi dari Bu Beti. Lalu pindah ke tempat yang telah di intruksikan.

Bu Beti berjalan membagikan kertas soal kepada mereka.

"sekarang kerjakan 10 soal itu dengan caranya dalam waktu 30 menit. Selesai tidak selesai harus dikumpulkan"

Terlihat wajah Bulan dan Damian agak tegang. Pasalnya mereka baru pertama kali mengikuti seleksi olimpiade. Berbeda dengan Aras dari tadi senyum senyum devil, sambil bersenandung kecil. Aras tampak mudah mengerjakannya.

Sedangkan Kashi hanya terlihat santai seperti mengerjakan soal bahasa indonesia. Jelaslah Aras dan Kashi tidak tegang. Karena mereka berdua sudah pernah tergabung dalam tim olimpiade tahun lalu bersama kakak kelas 12 yang sebentar lagi akan lulus.

30 menit berlalu. Semua kertas sudah dikumpulkan.

Mereka sudah diperbolehkan pulang. Hasil nilai akan dipajang di mading sekolah esok harinya.

Mereka ber empat sama sama jalan sejajar.
Dari tadi bulan mengomel tentang soal  soal yang tadi.  Ia tampak jengkel dengan aoal yang menurutnya melihat saja sudah bikin pusing apalagi mengerjakannya.

"ish nyebelin tahu gak, gue lihat tuh soal kayak mau muntah aja. Ini fix gue gak bisa ikut. Gile aje gue aja baru ngerjain 7 soal. "

Damian yang mendengarnya hanya terkekeh pelan. Sedangkan Aras menampilkan senyum mengejeknya.

" palingan juga besok gue yang dapat nilai tertinggi. So jangan mimpi ketinggian. Gue pergi dulu. " lalu ia berjalan mendahului mereka bertiga.

Baru beberapa langkah Aras berjalan, ia berputar balik menghampiri Kashi. Dengan tangan selalu dimasukkan di saku celana sambil tersenyum licik ke arah Kashi.

"oh ya gue lupa dan untuk lo Quenna alias Quen Kesialan, jangan mimpi lo bisa kalahin gue lagi, dan bermimpi bisa wakilin sekolah ini . " ucap Aras dengan penuh penekan di setiap katanya. Setelah mengatakan itu dia melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Bulan yang melihat tingkah arrogant Aras mendadak naik pitam. Ingin Bulan mengejarnya dan menampol wajah mulusnya tapi tangannya sudah ditahan lebih dulu oleh Kashi sehingga niat buruk Bulan tertunda.

"udah biarain aja. Gak usah diambil ati lan. Mungkin dengan cara begitu Aras bisa yakin kalau besok dia dapat nilai tertinggi. "

"Tapi kan shi.. "

"udah ayuk pulang, cepet tua loh ngomel mulu. "

Sebenarnya Kashi agak sakit mendengar kalimat yang diucapkan oleh Aras. Padahal Kashi berharap kali ini Aras menyemangati dirinya seperti waktu SMP dulu. Tapi itu semua hanya angan angan kashi entah kapan terwujudnya. Mungkin nunggu air laut rasanya manis kali ya.

Bulan dan Damian berjalan berdua menuju parkiran. Jangan heran kalau mereka pulang bareng. Ya emang itu kesehariannya. Karena mereka berdua itu sepupuan. Saat pulang bareng. Tapi kalau berangkat, Bulan diantar oleh bundanya. Sebenarnya Damian ogah setiap hari mengantar pulang Bulan. Ya gimana lagi. Bulan merengek kepada bundanya, agar Damian selalu mengantarnya pulang Sampai Bulan tidak jomblo lagi. Mau gimana lagi kalau tante kesayangan Damian yang menyuruhnya. Mau tidak mau dia harus menurutinya. Mengingat keluarga Damian sering banget berhutang budi pada keluarga Bulan.

Sedangkan Kashi seperti biasa menunggu di halte depan sekolah menanti kendaraan lewat, ntah taksi, atau angkot.

Beruntung kurang dari 10 menit taksi sudah lewat biasanya jam jam segini taksi jarang lewat depan sekolahnya.

***

Damian dan Bulan sudah sampai di pekarangan rumah yang bernuansa white and grey.

"Dam. Gak mampir dulu. "

"Gak. Langsung pulang aja. Capek. Salamin ke tante ya. "

"siap" kata bulan sambil mengacungkan jempolnya.

Damian mulai menjalankan motornya pelan pelan menuju gerbang rumah Bulan. Belum sampai 2 meter Damian pergi.

"Dam Tunggu. " teriakan cempreng dari Bulan, membuat Damian menghentikan motornya. Damian hanya menengok kebelakang tanpa melepas helm full face nya.

"Apa"

Bulan lari menghampiri Damian.

" Dam andai lo bukan sepupu gue. Udah gue boking lo jadi pacar gue. " ucap Bulan sambil menatap Damian sok imut ala cewek anggun. Padahal kenyataannya Bulan sedikit tomboy. Damian yang ditatap sepupunya seperti itu bergidik ngeri.

"Boking Boking dikira gue tiket pesawat apa. Sarap lo. " kata Damian sarkastik. Lalu menjalankan motornya kencang meninggalkan pekarangan rumah Bulan.

Bulan yang dikatai seperti itu tidak marah malah cengar cengir sambil masuk ke dalam rumah.

Lama gak update. Gimana ceritanya. Gimana perasaan kalian kalau punya sepupu lawan jenis sarap kayak Bulan?😂 jangan lupa vote ya. Sory for typo kalau ada.

Salam Author🌻

Te détesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang