3

9.3K 244 7
                                        

"Pagi Bi," Sapaku.

Bianca mempunyai kebiasaan selalu bangun pagi meskipun dia harus tidur larut malam. Tetap saja besoknya dia akan bangun pagi sesuai jadwalnya. Itu sangat keuntungan buatku. Jadi apartmen akan selalu sudah bersih ketika aku bangun.

"Hai Nat. O ya kemaren ada tamu ya?"

"Kok kamu tau?"

"Ya iyalah tau. Itu tadi ada bekas gelas teh dimeja. Ngak mungkin kamu kan?"

"Ih... tau banget ya kamu kebisaanku."

Bianca sangat hafal sekali kebisaanku. Kalau aku tidak begitu suka teh atau segala jenis minuman manis apapun kecuali dalam kondisi terpaksa aku harus meminumnya. Aku hanya suka minum air putih karena ibuku yang selalu membiasakannya dari aku kecil.

"Terus?" tanya Bianca.

"Terus apanya?"

"Ya terus siapa tamunya?" jawab Bianca sedikit gregetan.

"Kasih tau ngak ya?" godaku sambil melirik kearah Bianca.

"Ih apaan sih. Gak usah sok rahasia deh."

"Iya...iya... gitu aja sewot mak lampir."

"Buruan!"

"Tamunya...." Aku berhenti sebentar untuk memberi kesan misterius.

"Alvino...."

"What? Jangan bilang Gunadi ya?" sahut Bianca dengan ekspresi kaget dan seperti tidak percaya.

Kemudian aku hanya mengangguk untuk menjawabnya. Bianca segera berjalan mendekatiku dan mendudukkan aku keatas sofa. Sedang dia sendiri duduk miring di sampingku dengan posisi menghadap ke arahku.

"Ya ampun Nat. Mimpi apa aku semalem? Bayangkan seorang Alvino Gunadi bisa di apartmen ini dan aku sedang tidak ada. Terus...terus... ngapain dia di sini? Trus kalian ngapain aja? Aduh envy banget aku Nat. Sebentar...sebentar... bukannya terakhir kali kamu menolak ajakan makan malemnya ya? Kok bisa Nat dia disini? Jangan bilang kalau akhirnya kamu berubah pikiran, trus kalian pergi dinner berdua. Ayo ngaku!" cerocos Bianca.

"Aduh apa sih Bi. Bukan seperti itu."

"Terus?"

"Iya Vino emang kesini."

"What? Vino katamu?"

"Iya. Dia yang nyuruh aku manggil namanya gitu kemaren."

"Ya ampun... ya ampun... kalian sudah sedekat itu? Aku pasti banyak ketinggalan cerita. Terus...terus..."

"Ya terus dia tanya tentang kehidupanku?"

"What?" Kata Bianca sedikit keras sehingga membuatku kaget.

"Aduh Bi... bisa ngak sih kamu diem! Jangan what...what... terus donk. Kaget kan aku. Mau denger ceritanya ngak sih?" gerutuku.

"Ok...Ok... aku akan diem tapi ceritakan semuanya ya! Jangan ada yang kelewat atau dirahasiakan!"

"Iya bawel. Jadi gini, awalnya kan seperti yang kamu tau. Aku nolak undangan makan malamnya. Terus ternyata dia itu ngak suka kalau aku nolak undangan dia. Ya iyalah... masak setelah apa yang terjadi di kantornya itu, terus aku iya...iya aja. Terus habis itu dia tiba-tiba nonggol di parkiran bawah, sambil marah-marah."

"Hah? Serius Nat? kenapa dia bisa sampai marah sih?"

"Iya serius. Ternyata dia itu sudah membatalkan beberapa janji pertemuannya hanya buat makan malam itu."

Sweet doll & Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang