8

9.1K 231 7
                                        

"Pagi Bi," sapa ku pada Bianca yang sedang sibuk membuat roti panggangnya.

"Pagi Nat. Eh... kemarin kamu pulang jam berapa? Kok aku ngak denger waktu kamu datang?"

Syukurlah kalau Bianca benar-benar tidak mendengar suara apapun kemarin malam batinku dalam hati sambil tersenyum.

"Ih... malah senyum-senyum sendiri. Emang ada apa sih Nat?"

"Hmmm... Ngak. Ngak ada apa-apa kok," jawabku sambil berlagak tidak terjadi apa-apa.

"Halah... Udahlah Nat ngak usah pake sok ngak cerita. Buruan!"

"Ih... pengen tau banget sih!"

"Ya iyalah, aku kan penasaran. Pasti tentang Alvino Gunadi."

"Hahahahaha... tau aja."

"Terus...?"

"Ehm... kemarin aku diajak Vino ke..." aku sengaja tidak meneruskan ceritaku dulu supaya Bianca semakin penasaran dengan ceritaku. Aku suka sekali melihat ekspresinya waktu matanya mulai melotot karena menunggu kelanjutan ceritaku. Sungguh angat lucu sekali.

"Aduh bisa ngak sih cepetan ceritanya!" kata Bianca sewot.

"Iya Nensi sabar donk."

"Kok Nensi?" tanya Bianca heran.

"Iya Nensi, alias nenek sihir."

"Sialan... Buruan ceritanya!"

"Iya bawel. Jadi kemarin itu, Vino mengngajak aku ke pantai terus kita naik yatch nya kemudian kita jalan sampai ketengah pantai," kataku dengan kegirangan seperti anak kecil.

"Oh ya? Ya ampun Nat serius? Aduh envy banget aku," jawab Bianca dengan pasang muka tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Terus kamu kok ngak ajak aku sih Nat? Aku kan juga kepengen," sambung Bianca dengan muka sedih.

"Aduh Bi mana aku tau sih? Aku juga ngak tau kalau aku mau di ajak naik Yacht nya Vino. Dia mau kasih kejutan saja ke aku."

"Kejutan? Aduh romantis banget sih Nat."

"Aku juga heran dengan perubahan sikap Vino. Beneran berubah. Dia jadi lembut dan romantis banget Bi."

"Terus... terus... kalian Ngapain aja di sana?"

"Ya kita menikmati pemandangan pantai sampai matahari terbenam terus kita makan malam juga di sana. Pokoknya benar-benar romantis banget suasananya."

"Terus kalian ciuman?"

"Bianca?"

"Apa sih? Udahlah Nat, kalian kan bukan anak-anak lagi. Terus masak iya kalian cuma berdua di tengah pantai dan kalian jauh-jauh pergi kesana cuma buat melototin matahari terbenam?"

"Iya... iya... kita memang ciuman. CUMA CIUMAN DAN NGAK LEBIH. Dan kita ngak berdua tapi ada pelayan dan nahkoda juga," jawabku berusaha menegaskan biar pikiran Bianca tidak semakin aneh-aneh.

"Ya kalau ngak cuma ciuman saja juga ngak papa kok," jawab Bianca sambil tersenyum menggodaku.

"Udah deh Bi jangan mulai ya. Vino itu bilang dia akan bersabar denganku. Dan aku yakin dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak aku sukai."

"Dari mana kamu tau tidak menyukainya?"

"Sudah ya. Mendingan ngomong sama tembok daripada sama kamu. Bawel banget."

Bianca hanya tersenyum saja melihatku.

"Aku mau mandi dulu," kataku sambil segera melangkah pergi daripada harus meladeni pertanyaan Bianca yang semakin aneh batinku.

Sweet doll & Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang