Aku terbangun ketika aku mendengar suara pintu kamarku ada yang membuka dan sepertinya ada seseorang yang masuk ke dalam kamarku.
"Pagi," kata Vino kepadaku ketika aku mulai membuka mataku.
"Selamat pagi. Kenapa bajumu basah? Kau berkeringat?"
"Aku habis olah raga sebentar," jawab Vino sambil menuang air putih yang tersedia di meja dan kemudian meminumnya.
"Apa acaramu hari ini? Kau libur bukan?" tanya Vino kepadaku.
"Ya. Tapi aku tidak ada acara keman-mana."
"Baiklah kalau begitu kita akan pergi membeli gaunmu nanti."
"Membeli gaun? untuk apa?" tanyaku keheranan.
"Hari ini kita datang ke acara peragaan busana Megan. Aku ingin kau terlihat lebih cantik dari biasanya," jawab Vino sambil membuka bajunya dihadapanku dengan santainya.
Aku merasa malu dan juga terkejut karena melihat Vino melakukan hal itu di hadapanku. Baru kali ini aku bisa melihat tubuh Vino secara langsung. Bahu Vino terlihat bidang dan dada Vino terlihat berotot dan kekar, perutnya pun terlihat six pack. Vino sepertinya benar-benar rajin melatih badan dan ototnya agar terlihat seperti itu. Aku berusaha mengalihkan pandanganku dari badan Vino tapi tetap saja tidak berhasil. Malahan Vino sekarang mulai merangkak pelan di atas tempat tidur dan mendekatiku.
"Kau terlihat semakin cantik ketika bangun tidur," kata Vino kepadaku dan kemudian dia mulai mencium bibirku. Dan aku hanya bisa diam seperti patung karena semua situasi ini benar-benar membuatku canggung dan jantungku seakan berdebar lebih kencang dari biasanya.
Kemudian Vino kembali turun dari atas tempat tidur setelah menciumku.
"Aku akan mandi, kau bisa sarapan dulu. Semuanya sudah siap di meja makan."
"Kau yang menyiapkan sarapannya?"
"Ya... makanlah dulu! atau kau lebih memilih untuk menemaniku mandi?" kata Vino menggodaku sambil melirik ke arahku dengan senyum nakalnya.
"Sebaiknya aku sarapan dulu," jawabku sambil tersipu malu karena kata-kata Vino tadi.
Akupun segera turun dari tempat tidurku dan keluar kamar.
Di atas meja makan aku melihat ada sepotong roti sandwich, buah apel dan juga segelas susu putih. Disampingnya ada sebuah kertas dengan tulisan tangan, sepertinya Vino yang menuliskannya.
'MAKAN DAN HABISKAN SEMUA!! JANGAN ADA SISA!!'
Untuk beberapa hal ternyata sifat Vino tidak berubah. Dia suka memerintah dan tidak suka di tawar.
Akupun mulai untuk memakan semua makanan itu.
-10 menit kemudian-
Tiba-tiba aku di buat kaget karena melihat Vino keluar dari kamar dan hanya memakai handuk putih yang menutupi bagian bawah tubuhnya, sedang dadanya terbuka dan terlihat jelas masih lembab karena air.
"Vino! kenapa kau keluar tidak memakai baju," kataku kepada Vino dengan suara tinggi dan ekspresi kaget.
"Kenapa? jangan bilang kalau kau malu," jawab Vino dengan santai sambil mengambil apel di dalam lemari es.
"Bukannya begitu, tapi itu tidak sopan. Bagaimana kalau ada orang lain yang melihat?"
"Orang lain? di apartmen ini hanya ada kau dan aku. Siapa lagi yang bisa melihatku?" jawab Vino tetap dengan ekspresi santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet doll & Mr. Perfect
RomansaSweet Doll and Mr. Perfect bercerita tentang seorang wanita yang bernama Natalie Adiwijaya yang memiliki pekerjaan sebagai journalist di sebuah majalah ternama ibu kota. Dan suatu hari Natalie memiliki tugas untuk mewawancarai seorang bilionare yang...