Bagian 1

468 34 0
                                    

Gadis berparas cantik dengan manik emerald ini hanya menatap langit senja didepannya dengan pandangan kosong. Tangannya menggenggam kalung berbentuk bunga sakura dengan permata hijau ditegahnya dengan erat.

Hingga tangan seseorang yang memeluknya dari belakang menyadarkan gadis berambut soft pink panjang itu dari lamunannya.
"Mau sampai kapan kau akan mengabaikanku sakura?" ujar orang itu dengan wajah merenggut kesal.
Sedangkan gadis yang dipanggil sakura itu hanya terkekeh geli.
"Aku tidak mengabaikanmu Sasori-kun. Kau saja yang merasa seperti itu"
Pria bernama Sasori itu semakin merenggut dan membenamkan wajahnya di leher Sakura.
"Kau menyebalkan" gumamnya dengan nada merajuk membuat sakura kembali terkekeh mendengarnya. Sungguh dia tidak percaya bahwa Sasori yang selalu bersikap dingin dan berkata kasar bisa begitu manis dan menggemaskan dengan sikap merajuknya.

"Aku rindu jepang, rasanya sudah sangat lama sekali sejak aku pergi ke London" gumam sakura pelan.
"Hn tapi yang penting kau sudah kembalikan."
"Memang dan aku bahagia" Sakura tersenyum saat mengatakan itu membuat sasori yang melihatnya ikut tersenyum hangat.

"Saki ini sudah gelap, anginnya juga semakin kencang. kau juga baru kembali dari London kan. Lebih baik kita pulang Aku tidak ingin kau sakit karena kelelahan" ujar Sasori sambil menopangkan dagunya dibahu sakura.
"Sebentar lagi Sasori-kun aku masih ingin disini" Sakura mengerucutkan bibirnya begitu mendengar ajakan pulang Sasori.
"Ck jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu saki!"
"Memangnya kenapa?" Sakura mengeryitkan keningnya bingung
"Karena kau membuatku ingin mencium bibirmu itu saki" bisik Sasori tepat ditelinga sakura. Bahkan pria berusia 21 tahun itu dengan sengaja mengulum daun telinga sakura, membuat wajah yang bersangkutan sudah merah padam seperti kepiting rebus.
"Ja-jangan bicara seperti itu saso" cicit sakura pelan dengan kepala yabg tertunduk. Sasori yang melihat tingkah menggemaskan kekasihnya demakin gencar menggodanya.

"Memangnya kenapa kalau aku berbicara seperti itu hm?" tanyanya pura-pura tidak tahu.
"I-itu ka-kalau saso berbicara seperti ta-tadi aku rasanya hampir ma-mati karena jantungku yang mau meledak" jawab Sakura polos dengan wajah merona.

"Benarkah?" tanya sasori sekali lagi dan dibalas anggukan kepala sakura membuat Sasori terkekeh melihat tingkah polos sakura.
"Hm kau tahu aku sangat mencintaimu-" Sasori membalikkan badan Sakura dan menatapnya lembut seraya mengusap pipi chubby gadis yang tengah merona didepannya.
"Aku rela melakukan apa saja asal kau bahagia. Kau sangat berarti bagiku saki melebihi apapun, Kau adalah cahaya dalam hidupku. Kau adalah malaikatku" lanjut sasori dan menyatukan keningnya dengan kening sakura menatap gadis didepannya dengan lekat.

"Sasori juga cahaya sakura, sasori yang menjadi alasan sakura untuk tetap bisa tersenyum. Sasori-lah yang selalu menghapus air mata sakura. Sakura sangat mencintai sasori melebihi apapun" bisik sakura pelan seraya menatap manik hazel didepannya dengan lembut.
"Hm benarkah? Apa aku sangat berarti untukmu?" tanya sasori dengan seringai diwajah tampannya.
"Tentu saja Saso-kun adalah segalanya bagi sakura. Saso percayakan?" jawab Sakura dengan cepat membuat sasori kembali terkekeh pelan melihatnya.

"Aku mencintaimu saki" gumam sasori yang hanya dibalas senyuman bahagia sakura. Pria berambut merah itu menatap wajah sakura lekat. Memuji ciptaan tuhan didepannya tanpa henti. Manik emerald gadisnya yang selalu memancarkan cahayanya, alis gadis itu yang tersusun rapi, hidungnya yang mancung sempurna, hingga bibir berwarna merah cherry alaminya yang hanya dilapisi oleh pelembap bibir saja.

Sakura yang diperhatikan sedimikian rupa oleh sasori hanya bisa menundukkan wajahnya yang kembali merona.
"Ja-jangan me-menatapku terus saso" cicit sakura dengan terbata.
"Jangan menunduk saki, biarkan aku melihat wajahmu." Sasori mengangkat wajah sakura dengan sebelah tangannya yang tidak memeluk pinggang sakura.
"A-aku malu" Sasori tersenyum lembut mendengarnya. Mengusap pipi gadis itu penuh perasaan,
"Tidak perlu malu padaku saki, kau juga bisa melakukan hal yang sama padaku jika kau mau" bisiknya rendah dengan seringai yang terukir diwajah tampan itu.

BLUSHHH

"Saso hhmptt-" Ucapan sakura terpotong saat merasakan benda kenyal dan basah menempel dibibirnya hanya beberapa detik tapi mampu mempengaruhinya. Sakura yakin wajahnya pasti bertambah merah.
"Kau membuatku tidak tahan saki-" gumam Sasori dengan wajah lembut.
"Bahkan aku masih menginginkannya sekarang" lanjutnya dengan nafas yang sedikit berat.
"Ka-kalau Sa-saso mau lagi ti-tidak apa-apa"
"Kau akan menyesal mengatakan hal itu saki. Aku tidak akan berhenti mencium kau sampai aku merasa cukup" gumamnya
"Tidak masalah asal saso-kun bahagia"
"Kau yang memaksa saku-"

Sasori kembali menyerigai membuat sakura meneguk ludahnya gugup.
"A-apa yang akan kau laku- Kyaaa saso apa yang kau lakukan" panik sakura saat sasori mengangkat tubuhnya secara tiba-tiba. Dengan refleks sakura mengalungkan tangannya dileher kokoh pria itu dan memandang wajah sasori yang sangat dekat dengannya.
"Akan lebih baik jika kita melakukannya dimobil saku"
BLUSHHH
"Baka mesum" jerit sakura yang disambut oleh tawa sasori.

               *********************

Sakura memalingkan wajahnya dari Sasori membuat pria itu mendengus sebal karena diabaikan. Pria dengan manik hazel itu menyusul sakura yang sudah lebih dulu masuk kedalam apartemennya.
"Akukan sudah bilang kalau aku tidak akan berhenti sampai aku puas saki. Tapi kau sendiri yang menawarinya"
"Tapi jangan sampai selama itu juga saso. Dasar mesum menyebalkan" ujar sakura masih dengan wajah ditekuk.
"Itu tidak lama saki hanya 1 jam lebih" bela sasori membuat sakura geram mendengarnya.
"Hanya 1 jam? Kau membuatku hampir tidak bisa bernafas karena menciumku tanpa henti baka" gerutu Sakura kesal.
"Ck baiklah-baiklah aku minta maaf hm. Jangan mendiamiku saki, aku tidak bisa kau acuhkan seperti ini" bujuk Sasori memeluk Sakura dari belakang.

Yeah cara yang sungguh ampuh. Sakura paling suka jika sasori memeluknya dari belakang.
"Hah baiklah kalau begitu, kau kumaafkan. Sudah sana pulang kealam-mu" usir sakura mengibaskan tangannya tanda mengusir.
"Ck kenapa kau malah mengusirku?" decak sasori sebal.
"Aku tidak bisa menjamin akan aman kalau kau ada disini saso. Sudah sana pulang aku mau mandi."
"Aku bisa menanimu untuk mandi saki"
"Baka mesum sudah sana pulang"
"Kenapa wajahmu merah hm? Kau membayangkan yang tidak-tidak ya ?" goda sasori
"Pergi sana baka!!" pekik sakura langsung mendorong tubuh sasori kearah pintu keluar.
"Ck iya-iya aku akan pergi. Sampai jumpa besok sayang"

BLAMMM

"Sampai jumpa besok" teriak sakura dibalik pintu.
Gadis itu tidak bisa menahan senyumnya lagi. Dia bahagia, sangat bahagia dan semua itu hanya karena Sasori.
"Aku mencintaimu Sasori-kun. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakanmu sedikitpun karena kau adalah kebahagiaanku. Aku akan selalu menjaga kebahagiaanku" gumam Sakura pelan dengan senyuman lembut yang terlukis di wajah cantiknya.

My Love {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang