Bagian 7

188 14 0
                                    

Setelah perdebatan tidak bergunanya dengan Sasuke, keluarga Uchiha langsung pamit untuk pulang karena sudah malam.

Sakura berjalan dengan gontai kearah lemari-nya. Mengambil kaos-nya yang sedikit kebesaran dan menggantinya.
Setelah selesai berganti baju gadis yang identik dengan musim semi itu membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

Matanya menatap jas Itachi yang ada di sisi ranjangnya. Dia lupa mengembalikannya tadi.
'Hah kenapa aku jadi pelupa. Dompetnya belum aku kembalikan sekarang jas-nya juga lupa aku kembalikan. Menyebalkan' batin Sakura gemas.

Matanya bergulir menatap langit- langit kamarnya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada satu orang,

Sasori.

"Maafkan aku sasori-kun" gumam sakura sendu dengan mata terpejam dan tanpa sadar terlelap dengan air bening yang mengalir dari sudut matanya.

               *******************

Wajah bungsu Uchiha itu terlihat begitu dingin membuat mikoto sang ibu menjadi khawatir sekaligus bingung,
"Apa ada masalah Sasuke-Kun?" tanya mikoto lembut.
"Huh kenapa kalian tidak bilang kalau gadis itu Sakura?" dengus Sasuke dengan wajah kesal.
"Memangnya kenapa nak? Bukankah kau sudah menolak perjodohan itu, lalu ada apa ?" tanya mikoto sekali lagi mencoba bersabar menghadapi sikap putra bungsunya yang sedikit susah untuk dimengerti.
"Sudahlah lupakan saja" acuh Sasuke berjalan kearah kamarnya dengan wajah yang sangat datar.
"Ada apa dengannya?" gumam mikoto pelan.
"Sudahlah biarkan saja, sebaiknya kita Istirahat. Itachi istirahatlah"
"Hn" Itachi berjalan dengan wajah datar kearah kamarnya yang bersebelahan dengan sasuke.

Sulung Uchiha itu bisa mendengar suara ribut dikamar adiknya.
'Dasar' pikir Itachi tidak habis pikir dengan sikap adiknya.
Itachi memang sudah tahu jika adiknya mengenal sakura dan ia berani jamin kalau Sasuke menyukai Sakura..

                *******************

Sakura mengucek matanya yang masih mengatuk. Matanya menatap kearah jam weker yang masih menunjukkan arah jam 5 pagi.

"Masih terlalu pagi" gumam sakura dengan suara yang parau efek bangun tidur. Gadis itu bangkit dari kasurnya dan berjalan kearah balkon kamarnya. Matanya terpejam sehingga menutupi manik emerald-ya yang indah.
"Udara pagi memang segar" gumam sakura rendah.

Sakura meregangkan tubuhnya yang terasa kaku dan menghembuskan nafasnya guna menyingkirkan beban yang ada didalam hatinya.
'Begini lebih baik' batinnya lega.

Kaki jenjang melangkah dengan pelan kearah dapur. Dia berniat menyiapkan sarapan untuk orang tuanya. Sudah lama sakura tidak melakukan itu.
Tangannya dengan lihai memilih sayuran dan memotong-motongnya dengan rapih dan telaten. Sakura berniat membuat sup kesukaan ibu dan ayahnya.

"Sakura apa yang sedang kau lakukan nak ?" tanya mebuki membuat sakura hampir menjatuhkan sup yang sedang dipegangnya karena terkejut.
"Eh kaasan tousan sudah bangun. Aku sedang membuat sarapan untuk kita" jawab sakura dan menaruh supnya yang masih mengepul panas.
"Kenapa tidak pelayan saja yang membuatnya saku?" tanya kizashi heran dan duduk dikursinya. Menghirup aroma sup yang sangat lezat.
"Aku bisa melakukannya sendiri lagipula tidak ada salahnya aku memasak sarapan kan? Sudah lama aku tidak melakukannya" ujar sakura seraya tersenyum cerah melihat hasil kerja kerasnya yang tertata rapi di meja makan.

"Hahaha kau memang anakku" ujar mebuki seraya tertawa bangga membuat sakura dan kizashi ikut tertawa melihatnya.
"Baiklah kalau begitu bagaimana kalau kita cicipi masakan putriku ini hm. Aku jamin rasanya sangatlah enak"
"Tentu saja silahkan aku yakin kalian akan menambah dua kali saat mencicipinya" Ujar sakura dengan wajah penuh percaya diri dan dibalas kekehan geli ayah dan ibunya.

              ******************

Sasori terlihat sudah rapih dengan kemeja merah dan jas hitamnya. Pria berusia 21 tahun itu berjalan menuruni tangga dengan wajah datar. Matanya menatap neneknya yang sedang duduk sendiri di meja makan.

Sasori menatap sendu punggung neneknya yang sudah tua renta itu.
"Nenek" panggil sasori membuat wanita tua itu tersentak dan menatap cucu satu-satunya dengan lembut.
"Sasori kau sudah bersiap-siap nak. Ayo sarapan dulu, nenek sudah menyiapkan makanan favoritmu" ujar nenek chiyo dengan lembut.
"Tentu saja" jawab sasori dengan senyuman hangat diwajah tampannya.

"Sasori kapan kau akan membawa kekasihmu kesini nak? Nenek ingin sekali melihatnya" tanya nenek chiyo dengan wajah sendu.
"Aku akan mencari waktu yang tepat nek. Saat ini dia sedang sibuk menyiapkan kuliahnya dulu."
"Aku mengerti"
"Maafkan aku"
"Kau tidak perlu meminta maaf, nenek mengerti sungguh" sasori tersenyum mendengarnya dan memeluk neneknya penuh kasih sayang.
"Terima kasih sudah mau mengerti aku. Aku menyayangimu nek." bisik sasori membuat nenek chiyo terharu mendengarnya.

              *******************

"Kaasan tousan ada yang ingin aku bicarakan" Kizashi dan mebuki mengerutkan dahinya dan menatap sakura bersamaan.
"A-anu aku ingin kuliah di KU apa boleh?"
"Apaaa kau mau dikuliah disana?" pekik Mebuki membuat Sakura terkejut.
"I-iya"
"Kyaa tentu saja boleh nak, kau mau masuk jurusan apa? Kedokteran kah?" Sakura dan kizashi terkekeh melihat sikap heboh mebuki.
"Iya kaasan, aku ingin meneruskan rumah sakit nenek tsunade. Sudah sangat lama aku ingin masuk perguruan itu" jawab sakura dengan tenang.
"Hn aku menyetujui apapun yang kau inginkan saku" Kizashi mengusap kepala sakura lembut. Mebuki juga mengangguk menyetujui Ucapan Suaminya membuat sakura tersenyum lebar.

"Terima kasih tousan kaasan aku menyayangi kalian"
"Kami lebih menyayangimu saku" Saku tertawa mendengar ucapan ibu dan ayahnya yang kompak.
"Aku tahu" gumam sakura lembut.



Gomen, ne untuk chapter ini aku buat sedikit soalnya sudah kehabisan ide.. 😂😅🙇
lain kali akan lebih panjang lagi..
mohon kritik dan sarannya ya..😉🙏🏻🙋🏻 Jaa

(〜^∇^)〜 (ノ^o^)ノ(ノ^o^)ノ ┗(^0^)┓

My Love {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang