Bagian 8

181 17 0
                                    

Sudah hampir Lima Hari sakura menghindari Sasori. Ia belum siap jika harhs bertemu Sasori. Tapi sakura sadar ia harus segera bicara dengan Sasori karena cepat atau lambat pria akasuna itu akan tahu.

Sakura menatap sasori yang sedang duduk didepannya dengan wajah gelisah. Ia berniat memberitahu sasori tentang perjodohan itu oleh sebab itu mereka berdua ada di cafe yang biasa dikunjungi olenya. Sakura tidak bisa jika harus berbohong lebih lama lagi. Dia tidak ingin menyakiti pria yang ada dihadapannya lebih jauh lagi.

"kenapa akhir-akhir ini kau menjauhiku saki? apa aku melakukan kesalahan?" tanya Sasori lembut menggenggam tangan sakura yang ada di atas meja.
"A-aku aku saso aku-"
"Katakan sakura, ada apa." ujar sasori dengan sabar menunggu ucapan sakura yang terlihat gelisah dan takut.

"Berjanjilah, berjanjilah kau tidak akan membenciku saso. Berjanjilah padaku hiks.." Sakura sudah benar-benar takut saat ini. Dia belum siap, Tapi entah kenapa kata-kata Itachi malam itu membuat sakura sadar bahwa ia tidak bisa menyembunyikan semua ini dari sasori. Sakura harus jujur akan keputusannya.

"Aku berjanji saki katakanlah padaku ada masalah apa?"
"A-aku hiks.. Aku sudah di jo-jodohkan saso" bisik sakura lirih membuat Sasori membeku mendengar bisikan sakura.
"A-apa maksudmu saki?"
"Aku hiks aku sudah dijodohkan dengan pria lain hiks dan aku tidak bisa menolaknya hiks maafkan hiks.~"
"Sejak kapan? Siapa pria itu? Dan kenapa kau menerimanya?" sentak Sasori membuat Sakura semakin terisak.
"Hiks kemarin malam saat aku hiks pergi be-berkunjung ke mansion Haruno hiks. Gomen, ne aku terpaksa menerimanya. Aku tidak mau mengecewakan orang tuaku hiks. Mereka sangat berarti untukku hiks maaf" isak sakura tidak berani menatap Sasori.
"Siapa pria itu sakura? SIAPA?" bentak sasori tanpa memperdulikan pengunjung cafe lain yang memperhatikan mereka.
"D-dia, dia..-"
"Katakan sakura" desis sasori tajam.
"Dia..-"
"Aku orangnya" sela seseorang membuat Sakura dan Sasori menoleh ke asal suara dan menatap orang itu dengan mata terbelalak.

               ********************

Seorang pria berambut pirang terus menatap sahabatnya dengan wajah penasaran.
"Hoi teme kau ini kenapa sih?" tanyanya dengan wajah bingung.
"Hn"
"Ck bisakah kau menjwabnya dengan benar hah?"
"Diamlah dobe, kau membuatku ingin menghajar wajah bodohmu itu sialan"  sinis pria berambut raven membuat sahabatnya itu kesal seketika,
"Kau bilang apa tadi hah? Kalau kau ingin berkelahi denganku ayo maju sini kau Uchiha Sasuke sialan" sentaknya keras menatap Sasuke dengan wajah marah.
"Cih siapa takut, ayo kita lihat siapa yang akan kalah naruto dobe" balas sasuke.

"Bisakah kalian duduk dengan tenang dan tidak membuat keributan hah?" sentak seseorang yang mulai jengah dengan sifat kekanakkan sasuke dan Naruto.
"Ino benar Sasuke Naruto. Bisakah kalian diam dan tidak membuat malu" desis Hyuuga Neji menyetujui ucapan Ino.
"Cih"/" huh"

"Hoamm kalian ini benar-benar merepotkan sekali"
"Jangan menguap didekatku shikamaru" ujar gadis bernama temari seraya menjitak kepala nanas pria yang ia sebut shikamaru.
"Na-naruto-kun su-sudahlah ayo duduk lagi" Naruto mendengus menuruti ucapan kekasihnya Hyuuga Hinata.
"Sasuke duduklah" Ujar pria berambut hitam dengan wajah pucatnya, Shimura Sai.
"Hn"

"Hah kalian ini sungguh seperti bocah. Seharusnya kalian berdua itu ingat umur baka" sindir Ino dengan wajah sinis.
"Sudahlah Ino tidak usah marah-marah. Lagipula mereka berdua sudah duduk tenang" Ujar tenten gadis berambut coklat yang dicepol 2 pada Ino.
"Hahh sebenarnya kau ada masalah apa sasuke?" tanya shikamaru dengan wajah malasnya.
"Bukan urusanmu" Sasuke memalingkan wajahnya yang datar membuat Ino dan Naruto gemas melihatnya.
"Baka katakan saja ada masalah apa?" sentak Ino tidak sabaran
"Ck Sakura sudah kembali puas!!" Wajah Naruto dan Ino langsung melongo mencoba mencerna ucapan singkat Sasuke.
"APAAA SAKURA/CHAN SUDAH KEMBALI?" Teriak kedua manusia berkepala pirang itu bersamaan.
"Bagaimana bisa? Kau bertemu dengannya dimana?" tanya ino dan langsung disambung naruto cepat,
"Lalu dia ada dimana sekarang? Apa dia berubah? Maksudku apa dia masih ingat dengan kita?"

Neji, tenten, Shikamaru, dan temari yang melihat kehebohan temannya hanya bisa mengerutkan keningnya bingung. Mencoba memahami keadaan yang ada.

"Hn aku tidak sejak kapan dan aku bertemu dengannya di mansionnya kemarin malam. Dia sama sekali tidak berubah" jawab sasuke dengan nada datar.
"Lalu kenapa kau tetlihat kesal sekali baka? Seharusnya kau senang dia kembali?" Ino menatap sasuke heran,
"Ck masalahnya dia dijodohkan dengan Itachi, sialan." desis sasuke tajam
"APAAA DIJODOHKAN DENGAN ITACHI-NII? BAGAIMANA BISAAA?" Teriak Naruto dan Ino lagi.
Sasuke hanya menghela nafasnya lelah meninggalkan Kedua manusia pirang yang berisik itu.

                ******************

"Aku orangnya" sela seseorang membuat Sakura dan Sasori menoleh ke asal suara dan menatap orang itu dengan mata terbelalak.

"Kau-" desis sasori tajam membuat sakura bergetar ketakutan saat kedua pria itu saling menatap dengan tajam dan dingin itu.
"Sa-sasori-kun tenanglah" bujuk sakura mencoba menenangkan sasori.
Bukannya tenang Sasori justru semakin marah dan memukul pria yang ada dihadapannya dengan keras.

BUGH

"Sialan berani sekali kau mengkhianatiku Uchiha. Aku mempercayaimu selama ini dak inikah balasanmu hah?" bentak sasori  mencengkram kerah Itachi kuat.
"Hn" hanya itu balasan dari Itachi membuat Sasori semakin geram.
"Berbicara dengan benar sialan!!" sentak Sasori berniat memukul Itachi kembali. Akan tetapi sakura menahan lengannya dan menatap sasori dengan sendu.
"Hentikan saso jangan memukulnya"
"Kau membelanya? Aku benar-benar tidak percaya. Baru beberapa hari kau mengenalnya dan kau sudah membelanya hah?.-" Sasori memalingkan wajahnya menatap sakura sarat akan kekecewaan dan luka.
"Aku tidak percaya kau berpaling semudah ini" Pria Akasuna itu menepis tangan sakura kasar dan meninggalkan mereka dengan wajah dingin.
"Sasori-kun hiks maaf. Maafkan aku hiks. A-aku mohon jangan pergi hiks." tangis sakura kembali pecah menatap kepergian sasori dengan hati terluka. Itachi menatap sakura dengan sorot mata yang sulit diartikan.
"Tenanglah" bisik Itachi memeluk sakura erat dan menggendongnya dengan bridal style. Meninggalkan cafe yang mulai ramai karena pertengkaran mereka.

Sasori mencengkram kemudinya dengan erat hingga kukunya memutih. Emosinya sudah benar-benar mencapai batas saat manik hazel tidak sengaja melihat Itachi yang tengah menggendong Sakura dengan erat. Akan tetapi hal yang paling membuatnya marah adalah sorot mata pria Uchiha itu. Sebagai seorang pria Sasori tahu arti tatapan Itachi untuk Sakura.

Sakura memilih membenamkan wajahnya didada bidang Itachi. Menyembunyikan isak tangisnya disana. Tangannya melingkar di leher kokoh Sulung Uchiha tersebut. Sunghuh sakura merasa sangat bersalah dan terluka setiap mengingat tatapan Sasori padanya.

"I-itachi-kun ma-maafkan aku hiks" lirih sakura menatap wajah Itachi yang datar walaupun sudut bibirnya terlihat lebam dan berdarah.
"Diamlah"
"Turunkan aku itachi-kun" pinta sakura yang mulai risih dengan pandangan orang-orang kepadanya.
"Hn" Sakura mengusap wajahnya dengan kasar guna menghapus jejak air matanya.

"Akan aku obati lukamu. Ayo ikut aku" sakura menarik tangan Itachi ke arah bangku yang ada di halte.
"Duduklah aku akan segera kembali" Itachi menarik tangan sakura lembut.
"Ada apa itachi-kun?" tanya Sakura.
"Tidak ada" Sakura hanya tersenyum kecil dan berjalan kearah apotek yang tidak jauh dari sana.

Itachi menatap punggung Sakura yang menjauh.
"Kau tidak akan pernah mengingatku Cherry" bisik Itachi lirih.

        

My Love {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang