bagian 3

245 25 0
                                    

"Dia..-"

"Dia kenapa un?"
"Dia membawaku kesebuah taman. Awalnya aku bingung sekaligus takut karena disana sangat gelap. Tapi dia berhasil menenangkan aku, dia membawaku untuk duduk dikursi yang ada disana. Rasa takut kembali menghampiri aku saat sasori-kun berjalan menjauh. Disana sangat gelap benar-benar gelap sampai aku rasanya ingin berteriak.-"

"Tapi tiba-tiba lampu mulai menyala, ada banyak hiasan lampu disana, ada berbagai macam bunga, dan yang terpenting ada Sasori-kun disana. Dia berdiri tidak jauh dari tempat aku duduk berdiri disana dengan mic yang ada digenggamannya. Beberapa orang mulai berdatangan, mereka adalah sahabat-sahabatku yang ada disana dan yang ada dijepang.Lalu dia bilang, 'maaf membuatmu takut saki, tapi aku ingin menyampaikan sesuatu yang sudah lama aku simpan. Aku harap kau mengerti dengan apa yang akan aku sampaikan' aku merasa bahwa saat itu aku sedang bermimpi sangking tidak percayanya"

"Alunan musik mulai mengalun membuatku semakin merasa berada didalam mimpi. Dia berkata ' Jujur sejak pertama kali melihatmu aku berpikir hidupku akan berantakan karena kau membuat tanganku patah. Tapi perlahan aku mulai mengerti kehadiranmu bukanlah sebuah nasib buruk untukku tetapi sebuah anugerah terindah bagiku. Kau membawa cahaya dalam hidupku, memberiku warna dalam hidup ini. Aku sungguh bersyukur tuhan mengirimu padaku. Mengajarkan aku cara tersenyum dan menatap dunia lebih luas. Kau adalah segalanya untukku. Aku selalu berharap Kau dan aku adalah kita. Aku Akasuna Sasori mencintaimu Sakura Haruno. Maukah kau menjadi bagian dalam hidupku, menjadi pendamping untukku di masa depan nanti dan menjadi seseorang yang akan terus mewarnai dan menerangi hidupku dengan cahaya dari tawamu'..-"

"A-apa sasori/senpai mengatakan itu?" teriak ke-3 orang yang sedari tadi mendengarkan cerita Sakura. Bahkan sampai sampai Kisame, Kakuzu, Hidan, Pein, dan Itachi ikut tertarik mendengarkan cerita Sakura.

Sakura terkekeh pelan melihat reaksi sahabat kekasihnya itu.
"Ya dia mengatakannya, memangnya kenapa?"
"I-ini sebuah keajaiban. Sasori tidak pernah berbicara sepanjang itu apalagi berbicara semanis itu. Dia selalu berkata kasar dan bersikap dingin seperti Pein dan Itachi. Ini mustahil" pekik konan heboh membuat kedua orang yang merasa namanya disebut langsung mendelik.

"Sulit dipercaya kau bisa se-romantis itu un?" gumam deidara tidak percaya.
"Bisakah kalian tidak bersikap berlebihan?" dengus Sasori melihat tingkah berlebihan Sahabat-sahabatnya.
"Ck kau lihatkan Saku dia itu orangnya kasar, jangan mau" hasut deidara dan langsung dihadiahi jitakan maut Sasori.
"Sialan kau senpai, ini sakit un"
"Bukan urusanku"
"Kau-"
"Bisakah kalian tenang sedikit" tegur pein yang sedari tadi diam.
Semua orang langsung diam membuat sakura bingung.

'Sepertinya pein senpai adalah ketua disini' pikir Sakura.

                    ****************

Tidak terasa sudah hampir 2 jam sakura berbincang dengan sahabat-sahabat Sasori. Satu persatu dari mereka mulai pamit pergi dan menyisakan Sasori, Sakura, Itachi, Konan dan pein.

"Err maaf semua tapi sepertinya aku juga harus pergi aku lupa kalau hari ini ada kelas dan aku tidak mungkin membolos" ujar konan dengan wajah ragu.
"Hm tidak apa-apa konan-nee aku mengerti. Kau pergi saja jangan sampai terlambat" sakura tersenyum maklum dan mencoba menenangkan konan yang merasa tidak enak karena harus pergi.
"Sakura benar, aku akan mengantarmu" putus pein sepihak dan menarik tangan konan untuk pergi tanpa pamit sedikitpun.
"Dia memang seperti itu, biasakan" gumam sasori pelan dan dibalas anggukan kepala sakura tanda mengerti,
"Sama seperti saso-kun" bisik sakura dan dibalas delikan tajam sasori. Sakura hanya nyengir melihat delikan tajam sasori.

Itachi yang sedari tadi merasa diabaikan mulai jengah,
"Hn sebaiknya aku pe..-"
Drtttt Drttt Drttt
Ucapan sulung uchiha itu terhenti karena bunyi handphone Sasori.
"Aku akan mengangkatnya dulu" Ujar sasori dan berjalan menjauhi meja tersebut meninggalkan Sakura dan Itachi yang terlihat Canggung.
"A-anu Uchiha-san apa aku boleh bertanya?"
"Hn" sakura mengerjabkan matanya bingung.
"Anu itu maksudnya iya atau tidak?" tanya sakura dengan wajah polosnya membuat Itachi yang melihatnya mendengus geli.
"Ya"
"Apa kau kenal dengan Uchiha Sasuke?" tanya Sakura lagi dengan wajah yang terlihat antusias.
"Ya"
"Benarkah? Apa kau mempunyai hubungan dengannya? Soalnya margamu sama seperti sasuke-kun"
"Dia adikku"
"Adik? Wow dunia ini sempitnya, kau tahu aku sangat merindukannya. Dia adalah sahabatku sejak kecil sebelum aku pergi ke London. Selain dia aku juga bersahabat dengan si pirang bodoh Naruto" cerita Sakura tanpa sadar membuat Itachi sedikit terkejut dengan sifat Sakura yang tidak canggung berbicara padanya. Padahal tadi gadis ini terlihat begitu segan padanya.

"Hn"
"Sasuke-Kun itu pria yang dingin dan selalu berbicara tanpa disaring terlebih dahulu. Tapi aku tahu dibalik sifatnya itu sasuke-kun adalah pria yang sangat baik, hatinya juga sebenarnya sangat lembut hanya saja egonya itu yang terlalu tinggi. Kalau naruto..-" Sakura terus bercerita dengan antusias tanpa menyadari bahwa pria dihadapannya ini tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Sakura baru menghentikan ceritanya setelah Sasori datang.
"Eh kau sudah selesai menelponnya saso?"
"Ya, saki maaf"
"Maaf untuk apa?" tanya sakura bingung
"Maaf karena aku tidak bisa mengantarmu pulang. Tousan menyuruhku untuk kekantor sekarang dan aku tidak bisa menolaknya"
"Hm tidak apa-apa sasori-kun aku mengerti. Kau tidak perlu cemas aku masih hafal jalanan yang tadi dilalui kok. Kau tahu aku pikir tadi kau mau minta putus dariku karena ucapan maafmu yang tiba-tiba itu." kekeh sakura mencoba menenangkan kekasihnya yang tengah khawatir.
"Kau yakin?"
"Tentu"
"Tapi..-"
"Biar aku saja yang mengantarnya pulang sasori" sela Itachi membuat kedua insan itu langsung menoleh kearah Itachi bersamaan.
"E-eh tidak usah Uchiha-san aku bisa pulang sendiri. Kau tidak usah repot-repot mengantarku" tolak sakura halus.
"Baiklah kalau begitu aku percayakan dia padamu itachi" ucap sasori pelan dan mencium kening sakura singkat.
"Maafkan aku, Pulanglah dengannya. Aku pergi dulu"bisik sasori dan beranjak pergi tanpa memperdulikan gerutuan sakura yang cukup keras.

" menyebalkan bayi merah menyebalkan. Selalu saja seenaknya, dia pikir dia itu siapa? Hah memang sih di pacarku tapi bukan berarti dia bisa melakukan semuanya sendiri. Menyebalkan" gerutunya tanpa sadar.
"Mau sampai kapan kau sendiri?" tanya Itachi dengan wajah datarnya.
"E-ehhh aku lupa hehehe maafkan aku. Err anu Uchiha-san aku bisa pulang sendiri kok jadi kau tidak usah..-"
"Dia mempercayakanmu kepadaku. Jadi Kau aku antar pulang." putus Itachi menarik tangan Sakura dan membawanya ke area parkiran tanpa memperdulikan pekikan sakura.
"Ck apa semua Uchiha itu pemaksa. Huh dia juga sama saja" gerutu sakura pelan tapi masih bisa didengar oleh Itachi.
"Aku mendengarnya Sakura" Ujar Itachi dingin membuat wajah sakura langsung pucat dan diakhiri dengan cengiran konyol gadis itu.

Hanya ada keheningan dimobil itu membuat Sakura merasa tidak nyaman dengan keheningan ini. Oh ayolah lidahnya sudah gatal ingin berbicara tapi melihat wajah dingin dan datar Itachi membuatnya canggung sendiri.

"Kiri atau kanan?" tanya Itachi singkat membuat sakura mengerjabkan matanya  kaget bercampur bingung. Gadis itu langsung menatap kearah depan,
"A-ah belok kiri" jawab Sakura.
Sakura kembali menolehkan kepalanya kearah Itachi.
"Sasuke-kun sekolah dimana sekarang?" tanya Sakura refleks.
"Konoha Universityli"
Sakura menghela nafasnya lega karena Itachi menjawab pertanyaannya.
"A-anu Uchiha-san bisa kau turunkan aku disini" pinta sakura mendadak membuat Itachi mengeryitkan keningnya dan mengikuti arah pandang Sakura.

Pantai

Tanpa dipinta dua kali Sulung Uchiha itu menepikan mobilnya dan membiarkan Sakura turun.
"Kyaaa sunsetnya indah sekali" teriak Sakura girang dan berlari kearah pantai dengan tergesa-gesa bahkan gadis itu membuka flat shoes-nya asal dan berdiri dipinggir pantai menikmati indahnya lukisan tuhan.

Angin dengan lembut mengibarkan rambut soft pink panjang Sakura yang tergerai. Dress putih gadingnya juga ikut bergerak mengikuti arah angin.
"Cantik" gumamnya rendah tanpa menyadari bahwa pria yang sedari tadi bersamanya tengah berdiri dibelakang Sakura menatap punggung mungil itu dan tanpa sadar berucap,
"Cantik".

My Love {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang