Lima

1.7K 207 11
                                    

Like & comment jangan lupa!❤👍

Menjadi anak seorang dokter ahli forensik tentu bukan kemauan Yeri, terlebih ayahnya itu selalu sibuk sehingga bahkan kepulangannya ke rumah bisa dihitung pakai lima jari setiap minggunya. Belum lagi ibunya seorang designer internasional yang sudah pasti menetap di luar negeri, dan berkunjungnya hanya sebulan sekali.

"Dek, maafya abang telat bangun. Ini kamu masih bisa masuk kelas, kan?" Tanya Jaehyun saat Yeri sedang memakan roti dengan selai favoritnya.

Cookies and cream, of course.

"Gwapapwa bang," Yeri menelan rotinya.

"Lagian kan abang pasti capek banget ngurus skripsi segala macem, ini emang pilihan Yeri juga buat gaikut mama ke Prancis"

Jaehyun tersenyum, lalu mengelus kepala Yeri sambil fokus menyetir.

"Papa nanti pulang kok, tadi abang diwhatsapp"

"Ah pasti abang besok ada lab lagi ya? Terus mau nginep di kosan temen abang biar besoknya ga telat?"

"Exactly! Duh adekku pinter banget"

Yeri mendengus, menatap keluar jendela.

"Sebenernya, kalo kalian ga di rumah pun Yeri gapapa sih bang sendiri" Ujar Yeri saat lampu merah.

"Loh kenapa ngomong gitu tiba-tiba?"

"Ya gapapa, gaenak aja aku ngeliat Papa sama abang kayak bagi shift buat jagain aku. Lagian harusnya kan aku ikut mama, dan aku juga yang maksa mau sma di Jakarta aja"

Jaehyun menatap adiknya sekilas, dan tersenyum kecut.

Harusnya, Yeri masih dipenuhi kasih sayang kedua orang tuanya. Jaehyun tau betul jika di usia segini, Yeri butuh banyak kasih sayang dan perhatian dari orang terdekat agar tidak salah arah.

Jika Jaehyun saja merasa hancur atas perceraian kedua orang tuanya 3 tahun lalu, maka dia yakin bahwa Yeri lebih dari hancur. Maka dari itu Jaehyun menolak ajakan mamanya untuk sekolah desain di Paris, dan memilih kuliah kedokteran di Jakarta.

Alasannya tidak lain tidak bukan adalah, ingin menebus kesalahan kedua orang tuanya pada Yeri.

Jaehyun otomatis menginjak pedal remnya, tepat di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup.

"Yaudah, Yeri pamit bang"

"Sekolah yang bener dek" Jaehyun mengacak rambut Yeri pelan.

"Haduh, neng Yeri tumben telat?" Sapa pak Satpam dengan senyum lembutnya.

Biasanya, justru Yeri selalu datang kepagian. Karena menyeimbangkan waktu ayah atau abangnya berangkat ke rumah sakit atau kampus.

"Kesiangan pak, biasa" jawab Yeri tersenyum canggung.

Yeri memasuki lobby sekolahnya dengan tenang. Untung hari ini hanya dia yang telat, sehingga pihak kesiswaan tidak turun tangan untuk marah-marah seperti cerita Sohye yang biasa terlambat sekolah.

Samar-samar dia mendengar suara guru bknya sedang marah-marah.

Dia berusaha tidak peduli, lalu mengambil kartu legenda yang merekam berbagai pelanggaran tiap siswa/i di sekolah ini.

mark vs lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang