sembilan

1.2K 159 5
                                    

Vote&comment jangan lupa!❤

Mark yang dinilai sempurna belum tentu juga adalah orang yang bahagia. Dia bahkan jarang merasa seperti di 'rumah' saat dia pulang. Rasanya terlalu sunyi dan dingin untuk disebut 'pulang' dan terlalu besar untuk disebut 'rumah'.

Mark tau, selama ini dia sudah hidup lebih lebih dari cukup. Kartu kredit dan atmnya selalu available, begitu juga dengan jajaran mobil mewahnya di garasi. Dia bisa memilih mobil yang dia inginkan setiap harinya, bahkan jika mau dia juga bisa memilih siapa yang layak jadi teman sekelasnya.

Tapi, jika boleh memilih Mark sama sekali tidak menginginkan itu semua.

Se-sederhana papa dan mamanya ada di rumah, melepasnya ke sekolah dengan senyum hangat. Lalu menyambutnya di rumah dengan pertanyaan

"How's school?"

Atau

"How's your day, my son?"

Hanya itu yang Mark inginkan

Iya, se-sederhana itu

Oh atau Mark memang meminta terlalu banyak? Mark terlalu banyak menyusahkan? Atu bahkan Mark sering membuat orang lain kesal sehingga disumpahi agar tidak bahagia?

"Mark, kamu kapan mau jenguk kakakmu lagi?" Tanya papanya yang kebetulan sekali hari ini ada di rumah.

Iya, papanya pulang setelah mungkin empat bulan di Amerika.

"Besok mungkin pa" Jawab Mark memakan muffin buatan bibinya.

"Your mom will be back tommorrow, papa mau urus cabang yang ada di Lombok selama seminggu"

Mark hanya bergeming, enggan merespon pernyataan papanya. Lagipula siapapun yang pulang ke rumah, tetap saja dia akan sendiri, kan?

Tetap saja yang akan selalu bersedia menjadi tempat bersandarnya hanya kakaknya.

Hampir seluruh tugas orang tuanya digantikan oleh Wendy, kakaknya. Dari mulai mengambilkan rapot, sampai rapat wali murid. Kadang Mark berpikir, apa yang akan terjadi jika Wendy tidak di sisinya? Orang tua mereka terlalu sibuk.

Papanya sibuk mengurusi berbagai macam pembangunan resort dan juga property lainnya. Mamanya sibuk mengurusi semua cabang rumah sakitnya yang saat ini ingin bekerja sama dengan rumah sakit internasional.

Intinya, mereka semua gila kerja.

Sudah jelas Mark menuruni sifat kedua orang tuanya dengan sangat baik.

Dan sekarang, semua pertanyaan terkait bagaimana hidupnya tanpa Wendy sudah terjawab. Kakaknya terpaksa harus dirawat karena penyakit yang dideritanya.

Mark kesepian.

Tidak ada lagi yang menemaninya belajar atau hanya sekedar mengobrol.

Memang, ada Lucas, Haknyeon dan teman-temannya yang lain. Tapi tetap saja kan, semua orang butuh sosok orang tua di dalam hidupnya? Anak seusianya butuh perhatian dan bimbingan lebih.

mark vs lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang