delapan belas

1.2K 137 28
                                    

Jangan lupa play mulmed, vote, dan komen!!! Dankee❤

Mark memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah persinggahannya itu.

Dia duduk di teras dengan kantung plastik berisi martabak keju kesukaan sang empunya rumah.

Arin pasti bingung malam-malam kedatangan tamu patah hati seperti ini.

Yah, habisnya Mark bingung harus bercerita pada siapa.

*

Flashback

Sore itu Arin duduk di sofa ruang keluarganya, memandangi bahu Jihoon dan Jisung yang sedang rusuh dengan game play station di hadapanya.

Handphone Mark yang tergeletak di sisi Arin bergetar, menampilkan pop up chat dari seseorang.

Baru saja Arin akan bermaksud meminjam hp Mark, buruburu sang empunya menepis, ikut duduk di sebelahnya.

"Kenapasih?" Tanya Arin bingung.

Biasanya, Mark santai-santai saja jika hpnya dipinjam atau bahkan jika Arin yg membalas pesan di hpnya. Istilahnya, hp bukanlah privasi diantara mereka.

"Gapapa, lo mau ngapain?"

"Iseng aja mau buka ig di hp lo" Kilah Arin, padahal diam-diam dia penasaran siapa yang chat Mark sore-sore begini.

"Btw Rin, inget Yeri?"

"Inget, anak kelas sebelah yang praktek bareng?"

Mark mengangguk, lalu menunjukan hpnya pada Arin.

"Wah? Seriusan nih?" Seru Arin riang, menepuk-nepuk bahu Mark.

Mark hanya mengangguk.

"Parah sih, dia kebagusan buat lo Di"

"Iyaya? Classy banget dia"

"Gapapa, yang bener tapi deketinnya"

"Udah sih, tapi masalahnya temen gua suka sama dia"

"Lucas?"

"Iya, kok tau?"

"Ya temen lo siapa lagi? Masa iya si Jihoon?" Arin menujuk Jihoon dengan kripik kentang di tangannya.

"Hm bingung nih gue. Tapi deketin ajalah, gue dukung lo kok!" Ujar Arin riang menepuk bahu Mark pelan, diikuti senyum manisnya.

Mark merangkul Arin di sampingnya, lalu mengelus kepalanya.

Arin, are you okay?

*


"Loh Di?" Suara Arin menyadarkan Mark dari lamunannya perihal kejadian beberapa hari yang lalu.

Sepertinya habis mandi, terlihat dari handuk yang masih melilit kepalanya.

"Kan udah dibilang jangan mandi jam segini?" Mark menatap Arin tak suka.

"Ish yaudahsi, gerah banget Di aslii" Arin menggerutu.

Mark menghela napasnya, lalu tersenyum samar. Tujuannya kesini bukan untuk membaweli Arin seperti biasa.

mark vs lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang