"Yang mana yang kau suka?"
"Yang mana saja terserah padamu."
Taehyung membawa tangan jimin untuk keluar dari toko perhiasan.
"Mau kemana, tae?"
"Aku akan bilang kalau kau tidak mau menikah denganku."
"Kau masih marah padaku?"
"Kau tidak memilih cincinnya itu berarti kau tidak ingin menikah denganku."
"Aku kan sudah bilang terserah."
"Kalau terserah padaku ayo kita pulang saja. Biar nanti kubeli sendiri cincinnya tanpa harus repot membawamu kemari."
Sungguh, kosa kata 'repot' yang diucapkan taehyung rasanya seperti cubitan kecil di ulu hati jimin.
"Kalau begitu pulang saja sendiri. Biar aku yang memilih cincin yang akan kupakai nanti."
Kata jimin, sebelum kemudian masuk ke toko perhiasan itu lagi.
"Keras kepala.."
Gumam taehyung, menyusul jimin kedalam.
.
.
."Itu bukan cincin pasangan, chim."
"Tadi waktu kubilang terserah kau tidak memilih. Jadi sekarang cincinku bukan urusanmu lagi. Kau pilihlah saja punyamu sendiri."
"Mana bisa begitu, jimin-ah."
"Bisa saja. Lagipula cincin ini walaupun diberikan padamu, kan tetap saja aku yang akan memakainya."
Taehyung tidak bicara lagi. Akan lama kalau harus meladeni jimin, makanya dia merebut cincin itu dan menunjukkannya pada salah satu pegawai disana.
"Tolong berikan aku cincin dengan ukiran yang sama dengan yang ini, tapi buatkan yang muat di jariku."
"Baiklah, tuan."
Ketika pegawai itu pergi dari hadapan taehyung, jimin dengan segera membalik badan taehyung untuk menghadap kearahnya.
"Teman-teman akan curiga kalau kita memakai cincin yang sama."
"Ini bukan salahku. Kau sendiri yang keras kepala."
"Aku kan mau cincin yang itu. Dan kau bisa pilih yang lain."
"Kalau kau mau yang itu aku bisa belikan secara terpisah. Tapi tolong, pilihlah untuk cincin pernikahan kita dulu sebelum membeli yang tidak penting."
"Tidak penting? Jadi apa yang kumau itu tidak penting untukmu?"
"Jimin.."
"Tolong katakan pada noona yang tadi kalau aku tidak jadi membeli cincin yang itu."
Kata jimin pada salah satu pegawai toko yang masih ada disana, lalu pergi meninggalkan taehyung yang mengusak rambutnya dengan kasar.
'Kenapa dari dulu aku terus yang mengalah padanya.'
Kesal taehyung.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kau pulang sendiri? Mana taehyung?""Tidak tahu."
"Ji-"
Jimin tidak menghiraukan perkataan ayahnya dan pergi ke lantai atas untuk membanting pintu kamarnya dengan keras.
"Kenapa jimin, pah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Teman Hidup
FanfictionTaehyung adalah teman Jimin sampai kemudian masalah keluarga membuat keduanya mengubah status mereka.