Prolog

1.5K 86 38
                                    

Anak kecil itu berdiri di atas kakinya yang sedari tadi sudah gemetar. Ia menyembunyikan diri di balik lemari kayu yang sudah lapuk. Ia melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat melalui celah-celah lemari rusak itu. Seseorang menodongkan pistolnya pada kedua orang tuanya yang kini tengah berlutut di depan orang asing yang sama sekali tak ia kenali. Entah dosa apa yang sudah kedua orang tuanya perbuat sampai-sampai orang asing itu hendak membunuh orang yang sangat ia cintai.

Bocah kecil itu merintih menahan tangisnya agar tidak pecah. Ia menutup sebelah matanya, tak kuasa memandangi detik-detik kematian orang tuanya. Bocah itu menghitung satu sampai tiga dalam hatinya, menanti detik di mana peluru itu ditembakkan. Saat itu pun tiba, suara teriakkan ibunyalah yang ia dengar sebelum peluru itu berhasil menembus otak kedua orang tuanya.

Ia menjerit dalam hatinya, mengutuk pembunuh itu agar segera terbakar di neraka. Ia melihat wajah pembunuh itu dengan teliti, mengingat-ngingat setiap lekukannya. Agar di masa depan kelak, ia bisa membalaskan dendamnya.


DENDAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang