Invisible Love

1.1K 37 0
                                    

Pria itu hanya mengusap wajahnya kasar, hampir saja ia akan melemparkan vas bunga kepada wajah muridnya yang luar biasa menjengkelkan ini. Sedangkan si murid hanya menyengir tanpa dosa sambil memainkan ponselnya tanpa memperdulikan gurunya yang kelewat frustasi.

"Ravian darrel, apakah kamu mendengarkan apa yang bapak bicarakan?" pemuda yang bernama Ravian tersebut langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel , "denger kok,Pak"

"Lagian bapak ngomongnya kecepetan,saya ga ngerti. Ditambah yang bapak ucapin itu selalu diulang ulang, saya kan bosen" lanjutnya yang langsung mendapat pelototan dari guru matematika nya itu.

"Saya juga bosan menasihati kamu yang terus menerus mengulang kesalahan kamu itu,Rafi"

Ravian memasukan ponselnya kedalam saku celana abu abu yang ia pakai lalu bangkit dari duduknya karna ia sudah merasa keram dibagian pantatnya akibat terlalu lama duduk dikursi panas itu.

"Bapak Rudi yang saya hormati,pelajaran bapak itu ngebosenin jadi saya selalu ngantuk dan berakhir ketiduran"

Gurunya itu memijit pelipisnya merasa pusing dengan Ravian,dua jam yang lalu Ravian tertidur saat ulangan matematika dan berakhir terkena ceramah dari guru botak yang menjadi musuh bebuyutan Ravian sejak dulu. Ravian menganggap tatapan gurunya ini selalu tidak biasa bila menatap dirinya, padahal menurut nya ia adalah murid yang cukup baik,hanya saja setiap pelajaran guru itu ia selalu tertidur.

Rudi menghela nafas panjang lalu menghempaskan tangannya diudara seperti gerakan mengusir, "Sudah,sana kamu. Besok jangan lupa panggil orang tua kamu kesekolah,tidak boleh membawa ibu kantin sekolah sebelah ataupun tukang parkir didepan!"

Ravian mengernyitkan dahinya, "Tapikan mereka juga orang tua,Pak"

"Orang tua yang saya maksud itu ibu dan bapak kandung kamu,Raviann" Rudi mengepalkan tangannya kuat kuat berusaha menahan amarahnya yang sedikit lagi akan meledak.

Ravian mengangkat bahunya acuh lalu keluar dari ruangan yang menyesakannya itu tanpa mengucapkan salam atau apapun yang mencerminkan seorang murid.

Dan tak lupa menutup pintu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi bedebam yang hampir membuat kumis gurunya loncat karna terkejut.

***

Aubree hampir saja terjungkal saat mendengar suara pintu tertutup keras dibelakangnya,ia menengok kebelakang dan menemukan seseorang yang keluar dari ruangan guru matematika dengan muka yang tertekuk kusut. Pasalnya,seseorang itu adalah lelaki yang ia sukai selama lebih dari satu tahun ini.

"Ravii!" Aubree mengikuti arah pandang lelaki itu yang seolah tidak suka dengan kehadiran gadis berambut pendek dengan bibir berwarna merah mencolok. Aubree tertawa meledek dalam hati.

Hati Aubree memanas saat melihat gadis itu bergelayut manja dilengan gebetannya,ia berdecih melihat kelakuan gadis itu yang terlihat seperti cabe-cabean yang haus kasih sayang,padahal ini masih dilingkungan sekolah,seriously?

"Apaansih,Ra!" Senyum Aubree mengembang saat melihat dia menghempaskan tangan gadis kecentilan itu.

Ia terus memperhatikan dan mendengarkan argumen kedua orang itu dari balik pohon,bisa dibilang ia sedang menjadi seorang stalker. Sampai akhirnya bel masuk membuat dirinya terpaksa memasuki kelas dengan tak rela karna harus berhenti memandangi wajah gebetannya.

"Babai,Vian" gumamnya lalu berlari menuju kelas karna ia harus segera menceritakan kepada teman temannya tentang tontonan yang tadi ia lihat.

Baru saja ia menduduki tempat duduknya,ketiga temannya itu sudah mengerubuni nya seperti seorang wartawan.

"Dapet apa aja lo tadi ngestalk Ravian nya?"

Seolah menulikan pendengarannya,Aubree malah membuka novelnya dan tenggelam dalam cerita favoritnya. Niatnya yang akan menceritakan kejadian tadi ia urungkan karna ia terlalu malas bila teman cewe kelasnya ada yang ikut menguping dan menimbulkan gosip baru.

Sedangkan teman-temannya memutar bola mata karna sifat menyebalkan Aubree sudah mulai keluar,dan mereka hanya melanjutkan aktifitas masing masing.

Aubree melirik kearah Safira, temannya yang berdarah sunda yang sedang ikut menggosip dengan gadis lain diluar yang bahkan Aubree saja tak tahu siapa. Lalu pandangannya menatap Clare dan Aille yang sedang asik live diinstagram. Saudara kembar itu memang paling narsis diantara mereka berempat.

Aubree memang paling jaim diantara teman-temannya dan juga paling cantik,tapi ia terlalu menjaga jarak dengan pria manapun sehingga dikelas ia hanya berteman dengan itu itu saja juga dengan novel-novel kesayangannya.

Sebenanya ia bosan dengan aktifitasnya yang sekarang, satu ide muncul diotak Aubree. Lantas ia buru buru membuka ponsel dan menyambungkan wifi sekolah,tak lupa ia berdoa supaya bisa segera terdapat bacaan terhubung. Lalu Aubree pun membuka aplikasi instagram dan menuliskan nama yang tak pernah bosan ia ketik. Ravian Darrel.

***

Coba arahin jempolnya kearah pojok kiri bawah.
Terus teken di tanda bintang nya.

EHEHEHE

Alafyu.

Invisible Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang