Entah sudah berapa kali Aubree mengucapkan terimakasih kepada Key. Karna wanita itu benar-benar merawatnya seperti anak sendiri. Malika kali ah.
Dan tentu saja Aubree tidak bisa menolak bantuan dari wanita itu. Sejujurnya ia sangat senang diperlakukan seperti seorang anak. Ia jadi bisa melampiaskan rasa rindunya untuk sang bunda. Dan setelah rasa itu terbalas, ia teringat oleh ayahnya yang sampai saat ini belum memberi kabar apapun. Terhitung sudah 3 hari gadis itu berdiam dirumah Ravian, tak ada satu pun panggilan dari ayahnya dan suka abang nya.
Aubree menghela nafas lelah, ia menyenderkan punggungnya pada sandaran kasur. Dirinya bosan, selama 3 hari ini dia tidak diizinkan untuk menuruni kasur kecuali untuk ke kamar mandi. Key benar-benar ingin membuatnya sembuh total. Ya, memang kaki nya dua hari yang lalu lebih parah lagi namun sebenarnya hari ini kakinya sudah membaik.
Tentang Ravian, Aubree tidak pernah melihat laki-laki itu sejak ia masuk rumah ini. Ya, Ravian tidak main main soal ucapannya yang ingin menjauhi Aubree. Dan Key bilang, Ravian memang sedang disibukan oleh persiapan ujiannya, karna memang lelaki itu akan melaksanakan Ujian Nasional pekan depan.
Aubree menoleh saat pintu kamarnya terbuka, menampilkan Ara yang membawakan nampan berisi makanan untuk Aubree. Gadis itu jadi tak enak melihat Ara yang kewalahan membuka pintu sambil membawa nampan, jadi ia memutuskan untuk beranjak dari kasur dan hendak menghampiri gadis smp itu. Namun sebelum kakinya menapak pada lantai, suara cempreng gadis itu terdengar.
"EETTT!!! Ka Aubree gausah turun kata bunda!" ucap Ara galak dan menghampiri Aubree.
Aubree menerima nampan yang diberikan Ara dan menaruhnya dipangkuannya. Ara duduk disisi ranjang dan memerhatikan kaki Aubree.
"Aku jadi gaenak nih kaya tuan putri banget" jujur Aubree sambil tersenyum simpul.
"Gapapa santai aja, tau ga kenapa bunda kaya gini? Ini tuh biar kak Aubree cepet sembuh, soalnya nanti malem kan ada acara"
Aubree mengangguk sambil menyuapkan makanan pada mulutnya. Ia baru teringat memang akan ada acara anniversary tante Key dan om Rafa malam ini.
"Kaki kakak udah mendingan,kan?"
Aubree mengangguk lagi, "Sebenernya udah ga terlalu sakit kalo dipake jalan biasa mah"
"Hmm.. Bagus deh" jawab Ara.
Hening beberapa saat, namun kini Ara merubah posisi duduknya dan mendekati Aubree.
"Kak, Ara mau ngasih tau sesuatu" bisiknya.
Aubree memasang wajah penasaran dan mendekatkan telinga kearah Ara. Setelah itu ia dibuat merona dan mengulum senyumnya. Dan gibahan cewe pun dimulai.
****
Aubree memandang tubuhnya yang berbalut dress maroon didepan kaca. Key yang memilihkan gaunnya tadi sore. Dan juga kini wajahnya telah di poleskan makeup tipis oleh dirinya sendiri. Lalu tatapannya jatuh pada flatshoes yang terletak diatas meja rias. Ia merona kembali mengingat apa yang dikatakan Ara tadi siang.
"Tadi Ara liat bang Ravi masuk ke kamar bunda, terus dia ngasihin kotak gitu. Katanya itu buat kakak. Isinya flatshoes, soalnya bang Ravi gamau kakak pake heals soalnya takut kaki kakak masih sakit" ucap Ara sambil berbisik.
Ternyata lelaki itu masih mengkhawatirkannya, walaupun tidak secara langsung.
Jam sudah menunjukan pukul 7 itu artinya acara akan segera dimulai, tapi belum ada tanda-tanda Ara ataupun tante Key yang datang ke kamarnya. Tadi sore Key bilang akan menjemput Ara untuk datang ke halaman belakang tempat acara itu berlangsung karna Aubree harus menuruni tangga dan Key masih belum percaya bahwa kaki Aubree sudah membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Love
Teen Fiction[SEQUEL (KEY)LA ] Berawal dari pembajakan hp menjadi sebuah keberuntungan atau malah sebaliknya? ------ Key dan Rafa sudah tak habis fikir pada Ravian,anaknya. Segala macam cara untuk menasihati Ravian sudah mereka keluarkan. Namun hasilnya nihil. S...