Kutukan

255 14 0
                                    

"Rav! Katanya mau nonton,ish!"

Aubree merenggut kesal. Bagaimana tidak, dirinya sudah terbang ke langit tiba-tiba dijatuhkan ke selokan.

Sudah sangat ikhlas bila memang ia yang harus membayar tiket nontonnya asalkan bersama Ravian. Tapi ternyata Ravian malah membawanya pergi ke toko buku. Dan lebih parahnya Aubree yang disuruh untuk mencarikannya buku novel untuk tugas bahasa Indonesia nya Ravian.

Ravian berdecak. Sejak awal masuk toko buku Aubree tidak bisa diam,terus mengoceh.

"Bisa diem gak, sih?!"

Bukannya diam, Aubree malah menginjak kaki Ravian dan membuat lelaki itu melotot ke arahnya. Aubree tak ingin kalah, ia sengaja lebih menekan kaki Ravian mah melotot balik kearahnya.

Ravian meringis dan menyingkirkan kakinya. "Lo ngajak ribut?"

"Lo kira gue takut?"

Ravian memejamkan matanya, menahan rasa kesal pada gadis didepannya ini.

"Kalo lo gamau, yaudah sana nonton sendiri!"

Aubree mencebikkan bibirnya lalu dengan langkah yang dihentakan ia kembali memilih milih novel.

Aubree mengambil satu novel acak lalu memberikannya kepada Ravian. Baru saja melihat covernya, Ravian langsung menggeleng.

"Gue kan bilang jangan yang bucin"

Aubree mendengus, "tau dari mana lo kalo ini bucin? Baca sinopsis nya aja belum"

"Liat aja covernya lope lope gitu"

Aubree melirik sebentar lalu memutar bola matanya malas, "lo tau kan pepatah yang bilang jangan liat dari cover nya aja? Baca nih judulnya, Aku Rindu Kamu----- Bunda"

Aubree memelankan suara nya diakhir kata, ia jadi teringat kepada almarhumah Bunda nya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ravian melihat perubahan ekspresi dan nada bicara Aubree, ia peka bahwa Aubree sedang tidak baik-baik saja.

Ravian pun langsung merebut novel itu dari genggaman Aubree dan menyimpannya kembali. Lalu ia mengambil acak setelah melihat cover dan judulnya sekilas.

"Gue udah dapet, ayo pulang!"

Aubree berdecak, "terus kenapa lo nyuruh gue yang cari kalo akhirnya lo ngambil acak kaya tadi?!"

Ravian memperhatikan Aubree yang berjalan kearah kasir dengan ekspresi cemberut. Ravian tersenyum dalam hati, udah beda mood lagi ternyata.

"Buruan!"

Ravian tersentak lalu berjalan menyusul Aubree yang sedang teriak didepan meja kasir, sungguh tidak tahu malu.

***

Ravian mendengus sepanjang jalan. Aubree terus saja mengoceh tidak jelas. Hanya karna ia berbohong untuk menonton gadis itu bisa secerewet ini?

"Lo tau kan dosa nya orang yang bohong? Nanti lo ma----

Cukup sudah.

Ravian memberhentikan motornya dipinggir jalan, membuka helm nya lalu membalikan sedikit badannya kearah belakang.

"Turun lo!"

Aubree membulatkan matanya.

"Gila lo! Mau nurunin cewe malem-malem ditempat sepi kaya gini!"

Ravian sudah tak bisa mengontrol kesabarannya. Gadis dibelakangnya ini sangat berisik dan Ravian tidak suka itu.

"Gue bilang turun!"

Aubree menutup mulutnya rapat-rapat dan menggeleng cepat.

"Gue udah sabar ya dari tadi dengerin ocehan lo, tapi sabar gue juga ada batasnya! Kalo lo mau nonton yaudah balik lagi sana!"

"Oke-oke gue janji gaakan ngoceh lagi, asal jangan turunin gue disini ya,plis. Serem banget anjir sepi gini"

Ravian kembali memasang helm dan dengan tiba-tiba menancapkan gas yang membuat Aubree hampir saja terjungkal.
Dasar gila! Rutuknya dalam hati.

"JANGAN NGEBUT RAV!! NANTI GUE JATOH EMANG LO MAU TANGGUNG JAWAB??!!"

Ravian tak peduli, ia menulikan pendengarannya. Yang dipikirannya adalah cepat sampai di rumah gadis gila dibelakangnya.

***

"Lo emang gila!"

Aubree melepaskan helm dari kepalanya dan melemparkannya kepada Ravian. Jantungnya masih belum terkontrol akibat Ravian yang mengendarai motornya seperti orang gila.

Ravian tak menghiraukan ucapan Aubree, ia langsung pergi begitu saja. Aubree mendengus.

"Gue kutuk biar jatuh lo! Jatuh cinta sama gue maksudnya!"

Setelah itu Aubree pun masuk kedalam rumahnya. Sesampainya di kamar ia langsung melemparkan dirinya sendiri dikasur. Ia pun tersenyum lebar. Walaupun kencan yang ia pikirkan tidak berjalan sesuai ekspetasi, tetapi ia senang bisa bersama Ravian.

"Aduh,Bree! Lo emang udah jatuh terlalu dalem tau ga?"

Ia pun berniat untuk memberi pesan kepada Ravian, baru saja ia mengeluarkan ponselnya yang dilihat adalah ponsel hancur dengan retakan dimana mana. Ia baru ingat kejadian tadi.

Aubree mendengus, terpaksa ia urungkan niatnya. Gadis itu pun berjalan kearah telphone rumah di pojok kamarnya. Ia mengusap debu yang menempel akibat sudah lama tidak digunakan. Tangan mungil nya menekan tombol angka yang sudah sangat ia hafal.

"Halo?"

"Halo,Ayah. Hp Aubree rusak tadi jatoh--

"Oh iyaiya nanti ayah kirim uang, udah dulu ya sayang ayah lagi ada kerjaan"

Tut

Aubree melirik jam dinding, sudah jam 10 malam tapi ayahnya masih sibuk. Kadang ia pun mengkhawatirkan kesehatan ayahnya yang terlalu gila kerja. Padahal menurut Aubree, untuk apalagi ia bekerja sesibuk itu,toh yang ia miliki sekarang tinggal Aubree.

Aubree mengusap air matanya, ia pun berjalan kearah ranjang. Tidur adalah salahsatu caranya untuk mengembalikan mood nya.

Tbc

Invisible Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang