2~ tatapan yang indah

32 3 0
                                    

1
Aku nggak ngerti deh sama cowok yang bernama Rian itu. Tatapan dia padaku begitu aneh.
Dia terus menerus ngelihatin aku. Tapi kenapa ya kok rasanya aku deg degan banget diliatin dia mulu. Aku kan baru kenal sama dia gak mungkin dong kalo aku suka sama dia, ngobrol aja belum pernah. Hah, mungkin ini perasaan aku aja. Jangan jangan dia malah ngeliatin ayu lagi, akunya yang ke GR an. Entahlah, tapi kenapa jantung aku berdetak kencang banget ya. Padahal aku melihat rian kayak enjoy enjoy aja ngeliatin aku, kok jadi aku yang panas dingin. Aduh nie AC nya rusak atau gimana sih, kok keringetku pada keluar.

3
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid bergegas untuk pulang. Aku juga harus segera keparkiran sekolah untuk menemui kakakku yang bernama Dika untuk pulang bareng. Tadi pagi aku sudah gagal untuk nebeng kakakku gara gara aku kesiangan, dia juga sih kenapa nggak bangunin aku. Kayak sengaja banget bikin adiknya hampir telat.

--

Saat aku menuju pintu kelas, Aku melihat Rian masih sibuk memasukkan beberapa bukunya ke tas. Dia mungkin tidak memperhatikanku sekarang, tapi entah kenapa mata ini seakan tertuju pada dirinya. Tiba tiba..

"Aduh"
aku terjatuh tersenggol kaki Rian. Aku tidak mau Rian tau kalo aku tadi memperhatikkannya.

"Eh, maaf Alfi aku nggak sengaja. Sini aku bantu" ucap Rian seraya mengulurkan tangannya padaku.
Tanpa bicara sekata, aku langsung memegang tangan Rian yang diulurkan padaku untuk membangkitkanku dari lantai.

"Maaf ya" ucap Rian

"Iya nggakpapa kok"

Seperti tadi, Rian memandangku dengan tajam. Aku tidak tau mengapa aku juga sulit sekali menghindar dari tatapan Rian. Hati ini terasa begitu tentram melihat tatapan matanya yang indah itu. Sampai aku lupa bahwa aku harus cepat cepat menemui kakakku sebelum aku ditinggal lagi.

"Eh. Aku lupa, aku harus segera pergi sekarang" ucapku pada Rian

"Kenapa buru buru?" ucap Rian.

"Permisi"
Ucapku seraya meninggalkan Rian dan segera berjalan keluar dari kelas.
Aku pun segera pergi parkiran sekolah berharap kakakku masih disana dan belum pergi. Namun...

Sampai diparkiran aku mendapati bahwa kakakku Dika sudah pulang tanpa menungguku. Ah ini benar benar tidak sesuai dengan rencanaku. Dia mungkin tadi telah menungguku tapi karena akunya lama, jadi ditinggal deh. Mungkinkah ini salah Rian karena telah membuatku terjatuh? Ya bukanlah. Ini bukan salah Rian. Ini salahku, kenapa tadi aku pake memperhatikan Rian dulu sampai aku tidak sadar salah satu kaki Rian terselunjur dilantai. Haduh terpaksa aku harus pulang sendirian hari ini.

---

Sampai didepan Rumahku. Gila, aku capek banget parah. Jalan dari sekolah sampai rumah. Aku lupa kalo uang saku aku udah abis. Aku jadi gak bisa naik angkot deh. Kan capek. Mana panas banget lagi. Hah, Aku harus segera berobat kekasur nih buat ngobatin rasa lelah aku. Aku yakin, kasur empukku sudah menungguku didalam.
Kalian harus tau, kasur adalah obat paling ampuh untuk menghilangkan segala bentuk kelelahan dalam jiwa. Ah, bahasa aku lebay banget dah. Tau ah, Pokoknya aku capek mau tidur.

4
Sampai didalam rumah aku segera menuju kekamarku dan kurebahkan tubuhku lebar lebar ke kasur yang empuk dan nyaman.

Riandra Abidin, entah mengapa nama itu selalu muncul dalam benakku. Kejadian tadi saat kakiku tersenggol dengan kakinya, kurasa itu moment yang istimewa untukku, meskipun aku harus sakit fisik. Karena dengan itu aku bisa lebih dekat dengan Rian. Kenapa aku merasa nyaman sekali dengan Rian. Apa lagi saat dia menatapku, tatapannya aneh, tapi indah. Dan itu membuat hatiku tenang. Tapi jantungku berdetak kencang.

HEART for HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang