9~ Telephone dari mantan

21 1 0
                                    

1
Pukul 04.30
Selesai berenang dan ganti baju aku dan Rian segera pulang. Kita pulang bersama dengan motor Rian yang di parkir di luar gedung kolam berenang.

Diatas motor berdua. Saat itu cuacanya begitu dingin sekali. Aku sangat kedinginan.
Rian memandangiku dari kaca spion. Mungkin dia heran karena dari tadi aku tidak berbicara sedikitpun karena kedinginan. Rian juga saat itu tidak berkata apapun. Kemudian tiba tiba Rian membelokkan motornya ke tempat SPBU pertamina, aku berfikir mungkin bensinnya sedang habis sekarang.
Kita masuk ke SPBU namun ternyata dia tidak ingin membeli bensin. Aku bingung dengan Rian. "Kenapa dia mampir kesini kalau tidak ingin membeli bensin?" Gumamku penuh heran.

"Kamu disini dulu ya Al, aku mau buang air kecil dulu" ucap Rian.

Aku salah menduga, ternyata dia dari tadi kebelet pipis. pantas saja dia tidak berkata apapun diatas motor tadi.

Aku menunggu Rian, dan badan aku sampai sekarang masih menggigil. Dingin sekali. Jangan jangan ini efek samping dari belajar berenangku kali ya. Entahlah, aku tidak bisa langsung menyimpulkan.
--
Setelah menunggu lumayan lama akhirnya Rian selesai juga pipisnya.

"Ini.. untukmu pakailah.." ucap Rian seraya menyodorkan jaket miliknya padaku. Mungkin dia tau kalau aku sekarang kedinginan. Tapi aku juga tau pasti dia juga sedang kedinginan sekarang

"Nggak usah Rian.." ucapku

"Jangan menolak. Aku tahu kamu sedang kedinginan sekarang. Ambilah aku tidak ingin kamu sakit nanti"

"Tapi nanti kamu pakai apa yan?"

"Pakai baju lah" ucap Rian dengan tawa konyolnya.

"Ih Rian aku serius..."

"Aku juga serius Alfi. Pakai aja."

Aku diam.
Rian menuju ke arah motornya.

"Kok malah diem disitu sih. Ayok pulang" ucap Rian seraya menyalakan motornya kembali.
Aku segera naik ke motor Rian dan segera pulang ke rumah..

Sampai Di rumah Rian langsung berpamitan denganku dan langsung beranjak pergi bersama motornya.

"Rian, tunggu!"

"Kenapa Al?"

"Jaket kamu"

"Oh.. makasih ya udah mau pake"

"Harusnya aku yang terimakasih sama kamu udah minjemin. Makasih ya"

"Setelah ini, jaketku nggak akan pernah aku cuci lagi"

"Kenapa ? Bau dong"

"nanti kalau dicuci hilang dong bekas aroma badan kamu disini"

"Apaan sih kamu. Udah sana pulang. Udah sore tau"

"Kok ngusir sih"

"Bukannya ngusir, tapi inikan udah sore, rumahmu jaraknya jauh lho dari sini"

"Iya iya deh.. yaudah aku pulang dulu ya"

"Iya hati hati ya"

Wajar sekali aku menyuruhnya segera pulang, karena waktu itu sudah begitu sore dan bahkan menjelang maghrib. Aku sebenarnya juga takut kalau dia nanti kenapa kenapa di jalan, rumah dia denganku cukup jauh. Hah, semoga saja dia akan baik baik saja.

Aku segera masuk ke kamar dan kemudian bergegas mandi. Setelah mandi aku mengecak Handphoneku yang kutinggal dirumah karena aku lupa membawanya. Ternyata ada panggilan tak terjawab dari mantan pacar aku, Dana.

HEART for HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang