6~ bukan lagi harapan

13 1 0
                                    

1
Disekolah-
Seperti biasa, Aku selalu nyaris terlambat datang kesekolah. Aku datang 40 detik sebelum bel masuk berbunyi. Sampai dikelas aku melihat Rian yang sedang sendirian di bangkunya. Dia sedang murung.
Tanpa pikir panjang Aku langsung menghampiri Rian untuk meminta maaf padanya.

"Rian...."

"Eh.. kamu Alfi, "

"Rian, aku kesini mau min......"

"Selamat siang...
buka catetanmu yang kemarin.."

Tiba tiba guru Matematika datang dan memotong ucapanku pada Rian.
Aku begitu terkejut dan panik. Segera aku pergi ke bangkuku namun tiba tiba Rian memegang tangaku dan sepertinya dia sedang menghalangiku.

"Temani aku disini" ucap Rian dengan lembut.

"Tapi ...."

"Alfi.. segera duduk kebangkumu sendiri" ucap  bu guru seraya mengarahkan matanya padaku.
Aku segera meninggalkan bangku Rian dan segera duduk di bangkuku sendiri. Aku tau mungkin sekarang Rian kesal denganku tapi aku harus bagaimana. Aku bingung.

--
"Alfi, kenapa kamu nggak mau duduk di sebelah Rian. Kasian tau dia sendirian" ucap Ayu padaku

"Aku malu yu" jawabku

" kenapa malu" jawab Ayu

"Aku udah bersalah sama dia" jawabku dengan nada lembut.

Ayu diam. Aku juga.

--
Bel istirahat berbunyi. Aku belum sempat meminta maaf sama Rian. Dan Ini saatnya aku harus minta maaf sama dia.
Aku menghampiri bangku Rian, dan langsung aku mengatakan..

"Rian aku bersalah. Aku mau..."

"Kamu duduk disini aja ya Al, aku mau sama sendy"
Ucap Ayu memotong percakapanku pada Rian. aku terkejut karena tiba tiba Ayu meletakkan tasku di bangku sebelah Rian, kebetulan teman sebangku Rian bernama Danu hari ini tidak masuk.

"Lah. Tapi kan sendy sama Teguh, dan ini kan bangkunya Danu. Kalo sendy sama kamu, terus teguh sama Danu...?

"Danu sama Teguh akan jadi sebangku nanti. Pokoknya kamu disini aja sama Rian ya. Biar makin deket"

ucap Ayu seraya membuatku sedikit tersenyum.

"Yaudah lanjutin lagi ngobrolnya, aku mau keluar sama sendy dulu" lanjut Ayu.

--
Aku akhirnya menduduki bangku disamping Rian. Namun aku jadi bingung mau ngomong apa. Jantungku benar benar berdetak kencang. Aku juga sangat gugup sekarang.

"Sudah siap?" Tanya Rian padaku. Dan aku terkejut saat itu. Namun aku masih gugup sekali hingga aku belum mengeluarkan kata sedikitpun.
Bahkan sekarang suasananya sangat begitu canggung dan sunyi, seolah olah aku sedang berada di tempat yang tidak ada satu orang pun disana. Sunyi sekali.

"Kalo kamu memang tidak mau sebangku sama aku nggakpapa kok. Biar aku aja yang pergi dari sini" ucap Rian ke aku

"Eh jangan jangan. kamu disini aja Rian. kok kamu mau pergi sih?"

"Biar kamu nggak terganggu"

"emang siapa sih yang terganggu. Enggak" ucapku

"kamu disini aja ya sama aku. Emang kamu nggak mau nemenin aku disini?" Ucapku dengan dengan nada rendah

Rian Tersenyum dan memandangku. Aku tersenyum. Kemudian aku teringat bahwa aku belum meminta maaf padanya.

"Oh ya Rian. aku sebenarnya mau minta maaf sama kamu. Kemarin kamu nyari aku tapi nggak ketemu kan?" Ucapku pada Rian

HEART for HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang