10~ Les bahasa inggris

77 1 0
                                    

1
Bel pulang sekolah berbunyi..
Hari ini adalah jadwalnya aku les bahasa inggris di sekolah untuk pertama kalinya. Kebetulan Rian ikut juga. Rian mungkin sebenarnya tidak ingin mengikuti les ini, tapi karena aku yang suruh jadi dia ikut deh.
Aku pengen banget bisa lancar bahasa inggris, makanya aku mengikuti les ini. Sementara Rian, dia udah jago bahasa inggrisnya jadi harusnya nggak perlu lagi untuk les bahasa inggris.

Saat awal les berlangsung kita dipersilahkan guru les untuk maju kedepan memperkenalkan biodata dengan menggunakan bahasa inggris. Aku sudah berlatih itu selama dua menit namun saat giliranku dimulai, tiba tiba aku merasa begitu nerveus dan hal itu membuat fikiranku ngeblank. Ya.. aku sadar, waktu 2 menit tidaklah cukup.
Kemudian karena aku bingung mau ngomong apa didepan, aku bermaksud meminta bantuan pada Rian yang sedang duduk di bangku menggunakan bahasa isyarat mata. aku mengedipkan mataku berkali kali pada Rian supaya dia mengajariku saat itu, namun Rian sepertinya tidak mengerti maksudku, dia malah sibuk sendiri membuat origami dengan kertas bekas yang berada diatas mejanya.
Namun ku lihat dari tingkahnya, Kemungkinan besar dia memang sengaja membuatku berfikir keras saat itu. aku benar benar kesal pada Rian dan rasanya aku ingin memarahinya detik ini juga.
Namun kufikir nanti saja. Aku tak ingin mempermalukan diriku sendiri.

--
Aku berusaha sendiri mengingat beberapa istilah inggris untuk perkenalan biodata itu, namun aku benar benar lupa. aku tarik nafas panjang lalu mencoba melakukan improvisasi dan akhirnya aku bisa.

Disitu aku tau bahwa ternyata berbicara tanpa konsep itu mudah. Apapun yang kita fikirkan lebih mudah diutarakan dengan kata kata daripada yang ditulis dengan sebuah tinta.
Setelah perkenalan biodata akupun langsung kembali ke bangkuku di samping Rian.

"Ih.. Rian. Kamu kenapa sih nggak bantuin aku tadi?" Ucapku dengan nada kesal

"Bantuin apa ?"

"Tadi waktu didepan. Fikiranku tiba tiba ngeblank. Aku ngedip ngedipin mata berkali kali ke kamu, emang kamu nggak ngerti maksud aku?"

"Ngerti kok. Kamu minta aku ngingetin kamu kan?"

"Tuh tau. Kenapa tadi nggak bantuin aku sih" nadaku dengan rasa sungguh sebal.

"Aku ingin kamu berusaha sendiri semampu kamu. Aku yakin kamu bisa. Dan nyatanya kamu memang bisa kan?"

"Iya sih. Tapi lama mikirnya"

"Kamu tadi kayak nggak banyak mikir kok"

Aku melirik Rian lalu terdiam.

"Ini untuk kamu" ucap Rian dengan menyerahkan origami bentuk burung dara yang tadi dia buat.
Aku terdiam

"Kamu tau nggak kenapa aku buatnya burung dara?" Tanya Rian

"Nggak..."

"Burung dara itu adalah burung yang setia terhadap pasangannya. Dan aku berharap kita juga bisa seperti pasangan burung dara. Simpan baik baik ya dan jangan sampai hilang"

Aku tersenyum.

"Dan maaf belum bisa kasih yang asli. Masih dalam bentuk lipetan kertas" ucap Rian dengan tersenyum.

Akupun tersenyum lalu aku memasukan origami bentuk burung dara itu ke dalam kantung tasku. Aku berjanji aku akan menjaga origami ini selama hatiku masih menjadi milik Rian. Aku berjanji...

2
Les bahasa inggris telah selesai. Kita pun segera keluar dari ruangan. Aku mengikuti Rian dengan maksud ingin pulang bersamanya. Namun Rian melarangku untuk pulang bersamanya karena saat itu Rian sedang tidak membawa motor.

"Kamu mendingan sama Tika aja ya pulangnya. Aku kan naik angkutan umum"
ucap Rian dengan menunjuk ke Tika yang saat itu sedang berjalan ke arah kita. Kebetulan rumah Tika melewati rumahku jadi kalau nebeng bisa langsung sampai ke rumah. Namun aku tidak mau karena aku ingin bersama Rian.

HEART for HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang