11~ Rian menghindar

23 1 0
                                    

1
Disekolah-
Hari ini aku berangkat sekolah lebih pagi. Biasa, selalu dengan kakakku.
Kak Dika, dia kalau berangkat sekolah selalu mengulur ngulur waktu sampai nyaris sekali bel masuk berbunyi.

Saat dirumah, Aku berusaha mati matian mengajak kak Dika untuk berangkat lebih pagi karena aku sudah lelah harus lari larian terus dari gerbang sampai kelas. Sepertinya kak Dika memang sengaja membuat aku kurus deh. Hah kak Dika.

Aku berjalan melewati koridor kelas hingga sampailah kekelasku sendiri.
Dikelas aku terkejut melihat Rian yang tiba tiba berada di bangku Reza dengan membawa tasnya. Ternyata Reza sedang tidak berangkat sekarang. Aku berfikir mungkin Rian ingin berpindah bangku di samping iksan dan membiarkan aku sendiri disini.

Aku berjalan menuju bangkuku. Rian memandangku dengan polos.

"Rian ngapain duduk di bangku Reza?" Tanya Tania yang berada tepat di depan bangkuku

"Nggak tau. Mau pindah kali" ucapku dengan santai.

Tiba tiba Rian datang dan meletakkan tasnya di bangkunya sendiri, yakni di sampingku.

"Nggak jadi pindah?" Ucapku dengan lantang

"Nggak jadi pindah yan?" Ucap Tania pada Rian

"Nggak jadi. Nanti dia marah" ucap Rian seraya mengarahkan pandangannya padaku. Aku diam.

"Selamat pagi anak anak.."
guru biologi datang secara tiba tiba

"Pagi bu..." jawab kompak seluruh murid

Disela-sela pelajaran biologi yang biasanya aku dan Rian terkadang asyik mengobrol kali ini dia sangat dingin sekali, bahkan satu katapun tidak ia ucapkan sama sekali. Aku hanya diam dengan sikap Rian. Cukup lama...

"Diem mulu" ucap Rian dengan senyumnya. Aku diam

"Maaf" ucap Rian lirih

2
Bel istirahat berbunyi..
Tidak seperti biasanya. biasanya saat bel istirahat Rian selalu menemaniku di bangku ketika aku tidak pergi ke kantin, namun hari ini tanpa mengucap satu katapun ia meninggalkanku sendiri di bangkuku dan memilih bergurau dengan teman temannya yaitu Ikhsan CS. Biasanya dia selalu memilihku dibanding teman temannya karena kata dia menjagaku lebih penting.

Aku tidak mengerti dengan sikap Rian hari ini, aku seperti tidak dianggapnya. Aku sedih Rian berubah, bahkan saat bersama temannya sepertinya dia tidak melirikku sama sekali. Ada apa dengan Rian ? Aku bingung.

-bel masuk berbunyi
Rian kembali ke bangkunya di sampingku. Aku hanya diam tanpa berkata apapun dengan pandangan lurus kedepan. Rian memandangku sejenak lalu mengeluarkan buku tulis dari tasnya dan menulis sesuatu dibuku tulis itu.
Aku hanya diam.

Kemudian ia menyerahkan tulisannya padaku dengan senyum tipisnya.
Di buku tulis itu Rian menulis :
Gadis cantik di sampingku.
Erlia Alfiani.
Gadis yang selalu membuatku tersenyum dan bahagia.
Aku berjanji untuk selalu menyayanginya sepenuh hatiku.

Gadis itu sekarang sedang murung karena perubahan sikapku.
Gadis itu tidak tahu dengan maksud dan tujuanku hari ini.

aku hanya ingin memperlihatkan bahwa aku sungguh menyayangi gadis itu.

"Maksud dan tujuan?" Ucapku penuh tanya.

"Ketakutanmu tentang kebosananku"

Aku bingung mengartikan ucapan Rian. Aku tidak tau mengapa dia membahas tentang kebosanannya padaku. Aku memang takut jika lama lama Rian akan bosan denganku karna kita sering bersama, tapi sikapnya yang tadi jauh lebih mengkhawatirkanku.

HEART for HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang