11. Kepergian Flo

162K 9.6K 444
                                    

Siena bisa melihat tangan pucat itu menembus tubuhnya. Tapi tentu saja dia pura-pura tidak melihatnya.

Tidak terasa apa-apa. Tangan itu hanya bagian dari roh, bukan fisik yang nyata. Tapi energi Siena sedikit terisap, membuatnya merasa agak lemas.

Siena berusaha melangkah menjauh dari tempat itu, masih dengan kepala tertunduk.

Dia benci berada di rumah sakit, karena akan banyak yang dia lihat. Roh-roh yang baru pergi meninggalkan tubuh, atau hantu-hantu lama yang betah berada di sini dan tak mau pergi. Juga roh-roh penasaran yang terkadang memaksa Siena membantu menyelesaikan urusan mereka yang belum selesai saat mereka hidup.

Siena hampir mendekati pintu, tapi mahluk halus itu mendadak berada di depannya, seketika Siena berhenti. Dan itu berakibat fatal, karena mahluk halus itu menjadi tahu, Siena bisa melihatnya.

Tapi Siena tidak kekurangan akal. Dia menyadari kesalahannya. Dia melanjutkan langkahnya, tak peduli dirinya menubruk mahluk halus itu dan menembusnya.

Siena berusaha tidak melihat wajah mahluk halus itu, terutama dia menghindari kontak mata. Tapi dia bisa melihat penampilannya. Seorang remaja laki-laki kurus dengan perut berlubang, entah tertusuk apa.

Tolong beritahu ayahku, aku di sini. Nggak ada yang tahu aku di sini.

Bisikan itu terdengar. Mahluk halus itu telanjur tahu Siena bisa melihatnya. Dia mulai menyampaikan pesan pada Siena. Tapi Siena pura-pura tidak mendengarnya.

Siena!

Siena terbelalak mendengar suara itu. Suara itu seperti bisikan juga, tapi menyebutkan namanya. Dari mana mahluk halus itu bisa tahu namanya?

Siena melirik dengan ekor matanya. Bukan hantu laki-laki kurus yang menyebut namanya. Tapi sosok lain.

Flo, itu Flo. Tanda-tanda yang dilihat Siena sejak pertama kali dia bertemu Flo terbukti hari ini. Flo sudah pergi, rohnya keluar dari raganya dan sepertinya belum menyadari apa yang sudah terjadi pada dirinya.

Siena melanjutkan langkahnya keluar ruang IGD, tentu saja dia pura-pura tidak mendengar Flo memanggil namanya.

Hei, Siena! Kenapa lo bisa ada di sini? Kenapa mama gue nangis dan nggak denger gue manggil-manggil namanya? Kenapa adik gue menjerit-jerit? Dan cowok yang tadi ngomong sama lo siapa sih? Kenapa mukanya pucat banget dan perutnya bolong?

Suara Flo itu terdengar sebagai bisikan juga. Begitulah cara mereka berbicara. Benar seperti dugaannya, Flo belum menyadari dirinya sudah tidak berada di dunia fana.

Siena melanjutkan langkahnya keluar bagian IGD.

"Siena! Kamu di sini? Gimana keadaan Flo? Dia nggak apa-apa, kan?"

Siena tersentak, langkahnya mendadak terhenti. Nala sudah berdiri di hadapannya dengan wajah sangat cemas.

Roh Flo juga terkejut. Dia memanggil-manggil nama Nala. Tapi tentu saja Nala tidak bisa mendengarnya.

"Kamu tanya saja ke mama Flo dan dokter. Itu, dokter baru saja keluar dan menjelaskan ke mama Flo. Aku permisi pulang dulu," jawab Siena.

"Hei, Siena, jangan pergi dulu. Jelaskan dulu ke aku apa yang sudah terjadi," cegah Nala sambil tanpa sadar memegang lengan Siena mencegahnya pergi.

Siena terkejut, refleks dengan ekor matanya dia melirik ke roh Flo yang tampak marah melihat apa yang dilakukan Nala padanya. Siena buru-buru menarik tangannya, berusaha melepaskan diri dari pegangan Nala.

Alis Nala terangkat, bergegas dia melepas pegangannya dan menarik tangannya, dia baru sadar sudah menyentuh Siena.

"Aku sudah nggak dibutuhkan di sini. Maaf, Nala. Permisi," ucap Siena, kali ini dia melangkah cepat supaya tak bisa lagi dijangkau Nala.

Aku Tahu Kapan Kamu Mati (Sudah Terbit & Difilmkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang