"Please jang-" ucapan kiki terputus oleh tatapan naren yang sangat menyedihkan di mata nya
"apa sebegitu menakutkan nya aku di mata mu sayang, apa aku begitu buruk menurut mu hingga kamu berdekatan dengan ku saja tidak mau" tutur naren menyentuh kedua pundak kiki untuk meremas nya pelan dengan pandangan sayu
Ia hanya berfikir apa ada yang salah dengan sikap dan prilaku nya terhadap kiki, sampai² kiki tidak mau berdekatan dengan nya.
Mencium untuk melepaskan rindu tidak salah bukan, dan di negara asal daddy nya sana mencium malah sebagai sapaan setiap hari nya, tapi mengapa gadis nya menolak ciuman nya.
Dan soal ancaman tadi hanya lah sebagai senjata nya untuk menakut nakuti gadis nya, mana mungkin ia tega menyakiti gadis yang telah membuat nya kasmaran kembali setelah sekian lama nya ia tak merasakan seperti yang ia rasakan sekarang
Kiki hanya diam tertegun memandangi bola mata abu² milik naren yang terlihat redup tak seperti beberapa waktu sebelum nya saat ia mencium kiki tadi pagi
"Apa yang udah gue lakuin sampe cwo toilet ini jadi murung gini?" batin kiki dalam hati
"kenapa sayang kenapa?" ucap naren lirih sambil menunduk
"a aku hanya tidak mengenal mu" jawab kiki bingung
"baiklah jika itu mau mu, kita bisa berkenalan dan setelah itu kita menikah bagaimana?" solusi naren kembali bersemangat dan menyentuh pipi kiki untuk mengusap nya pelan
Lagi² ia tergoda untuk mencium bibir mungil berisi milik kiki, namun ia coba sekuat tenaga untuk menahan nya agar gadis nya tidak kembali mencoba kabur dari nya.
"ap apa menikah?" tanya kiki kaget dan bingung
"iya kamu dan aku menikah lalu memiliki anak, mudah bukan?"
"ta tapi?"
"sudah sebaik nya kita duduk dulu di sana, lalu kita berkenalan" putus naren menuntun kiki menuju sova berwarna maron yang ada di ruangan nya
Kini mereka telah duduk bersebelahan dan saling berhadapan, lebih tepat nya naren yang memaksa kiki untuk menghadap ke arah nya.
"nama ku naren, lengkap nya narendino xeimoraga. Bukan kah kita telah bertemu kemarin? Bahkan kita sudah berciuman berkali² bukan?"
Blusss, pipi kiki langsung bersemu merah ia sungguh malu oleh kata² vulgar naren.
Kiki langsung menundukan wajah nya malu, "sumpah kenapa harus bahas itu sih" batin kiki dalam hati
"hahaha kamu manis sekali sayang, membuat ku gemas ingin menggigit pipi merah mu itu" ucap naren geli sambil menarik dagu kiki pelan untuk kembali menghadap ke arah nya.
Wajah kiki makin bersemu merah mendengar komentar naren yang lagi² vulgar.
"ehem, nam nama ku ki-" ucapan kiki dipotong begitu saja oleh naren
"tidak perlu sayang, apa pun mengenai mu aku sudah mengetahui nya lebih dahulu sebelum kau memberi tau ku"
Kaget, itu lah yang kiki rasakan sekarang.
"bagaimana bisa?" tanya kiki cepat
"tentu saja, apa pun yang aku inginkan pasti bisa ku dapat kan. Bukti nya sekarang kamu udah di hadapanku kan, persis seperti yang aku inginkan"
"kam kamu ini sebenar nya siapa?" tanya kiki takut²
"bukan kah kamu sudah mengetahui nya sayang" jawab naren membelai sayang rambut kiki
"maksud ku, siapa kamu sampai tau segala hal tentang aku?"
"kamu pasti akan tau nanti" jawab naren lembut dan terus membelai surai kiki dengan sayang

KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Husband
FanfictionWARNING 21+++ !!! "aaggrhhh sa-sakithh narenhhh" ucap kiki di sela2 ciuman dari naren yang sangat menuntut. Mendengar protesan dari gadisnya membuat senyum devil naren mengembang Dengan cepat kini kedua tangan nya meremas gundukan kenyal itu tanpa...