Chapter 4

39 5 1
                                    

↪️Chapter 4↩️

"le, jajan yuk!" ajak Devina ketika jam pelajaran sudah habis.

"jajan apaan?" Alea balik bertanya saat matanya masih terfokus pada handphone nya.

"apa aja yang bisa dibeli. Udah ikut aja," Devina langsung menarik paksa lengan Alea.

"iyadah iya, tapi lepasin dulu! Sakit goblok." ucap Alea. Devina pun melepaskan cengkeramannya dari lengan Alea sambil nyengir tak bersalah.

"Mian." sahut Devina. (*mian = maaf)

Di tengah perjalanan, Devina dan Alea dikejutkan dengan banyaknya murid-murid yang berlarian ke arah gudang sekolah. Penasaran, akhirnya mereka pun mengikuti murid-murid itu. Sesampainya disana, ramai murid yang berbondong-bondong ingin melihat apa yang terjadi, hingga Devina dan Alea pun tidak kebagian tempat.

Sampai tak lama, Bu Sinyo, yaitu guru khusus kesiswaan sekaligus guru BK datang bersama guru-guru lain di belakang. Bu Sinyo memotong gerombolan itu menjadi dua, menyisakan satu jalan di tengahnya. Saat itulah Devina dan Alea mengambil kesempatan untuk mengintip apa yang sebenarnya terjadi.

Apa yang dua sejoli itu lihat, membuat mereka terkejut bukan main. Bagaimana tidak, di depan sana, Genta dan juga Diego saling menatap satu sama lain seperti singa yang mengejar mangsanya, ditambah wajah yang babak belur. Genta ditahan oleh teman-temannya, sementara Diego ditahan oleh Hanzel dan Renzo. 

Bu Sinyo pun menghampiri mereka berdua. Tatapannya sulit diartikan, yang dilakukannya pertama kali adalah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengeluarkan suara 'ckckck' berulang kali.

"Kalian berdua, ikut ibu ke kantor sekarang," bu Sinyo memberi kode kepada guru lain untuk mengambil alih Genta dan Diego. Guru-guru itu pun langsung dengan sigap menahan pergelangan tangan mereka agar tidak melakukan hal di luar akal sehat lagi. Apalagi dengan tatapan mereka yang masih saja mengisyaratkan seperti "permainan ini belum berakhir."

Sesudah itu, Bu Sinyo pun meninggalkan tempat itu bersama dengan dua lelaki yang namanya akan terpampang di buku bk itu.

Devina langsung menghampiri Renzo, diikuti Alea yang berlari di belakangnya.

"Ren, ini kenapa?" tanya Devina. Ada secercak rasa takut di matanya, Renzo bisa melihat itu dengan jelas.

Renzo menggeleng, sambil menghela napas berat. "gue juga masih belum tau. Pas gue sampai disini juga mereka udah babak belur gitu," ucap Renzo. Tak lama teman-temannya pun memanggil Renzo untuk bergabung bersama mereka, Renzo mengacungkan jempol sebagai tanda bahwa ia akan menyusul.

"by, gue duluan ya." kata Renzo sambil memegang pundak Devina, sebelum akhirnya bergabung bersama teman-temannya yang lain. Sementara Devina dan Alea masih termenung, tat kala saat HP Devina bergetar. Ia pun mengecek HP nya tersebut yang ternyata berasal dari Renzo. Devina sempat melihat ke arah dimana Renzo tadi pergi, namun anak itu sudah menghilang. Devina pun membuka isi pesan itu.

Renjo gblg : gatau bener apa kaga, tapi gue rasa ada hubungannya sama Alea. Buat jaga2, mending lu jagain dulu Alea. Jan sampai ada hal yg ga diinginkan terjadi.

Renjo gblg : plg sklh, di tempat biasa. Bakal gue ceritain semuanya.

MEANING OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang