(Myungsoo Oppa: bersiaplah, sebentar lagi aku sampai di kawasan apartemenmu...)
Yein yang awalnya tengah duduk diatas ranjangnya langsung beranjak bangun dari tempatnya, menaruh ponselnya diatas meja lalu berjalan kearah cermin panjang yang ada di kamarnya, ia mematut dirinya yang sudah terlihat rapi baik-baik. Jika sedang tidak ada jadwal pemotretan, ketika berpergian keluar Yein hanya memoleskan wajahnya dengan sedikit bb cream ataupun bedak, memakai eyeliner dan mascara lalu liptint agar bibirnya tidak terlihat pucat.
Sesuai yang Myungsoo beritahu beberapa hari yang lalu kalau hari ini mereka akan melakukan syuting music video lagi dan sesuai apa yang Mijoo katakan juga, hari ini adalah hari terakhir mereka syuting dan itu berarti, hari terakhirnya menghabiskan waktu bersama Jungkook. Helaan napas perlahan keluar dari mulut Yein, pikirannya mulai melayang jauh tentang apa yang akan terjadi begitu pengambilan gambar selesai nanti, apa yang harus ia katakan pada Jungkook nanti, atau tidak, apa ia bisa kembali berhubungan dengan Jungkook setelahnya. Perasaan tak rela kembali menyelimuti hati Yein dan itu membuatnya dilanda galau.Drrrrrrttttttttt Drrrrrrrttttttt
Bunyi getaran panjang yang berasal dari ponselnya akhirnya menyentakkan pikiran Yein, pasti Myungsoo yang menelponnya, tapi ternyata tebakannya salah. Sebuah nomor tak dikenal tertera di layar ponsel Yein membuat keningnya sedikit berkerut sekilas, siapa yang menelponnya?
"Yeobseyo?" Tanpa ragu, Yein mengangkat panggilan masuk tersebut karena takut itu adalah telepon dari kedua orang tuanya.
"Jauhi Jungkook.."
Suara yeoja dengan nada dingin terdengar diseberang sana dan berhasil membuat kedua mata Yein meremang. Seketika Yein merasakan jantungnya berdegup kencang dan bibirnya mendadak kelu.
"Nu...nuguseyo?" Yein bahkan bisa mendengar sendiri suaranya yang gemetar sekarang.
"JAUHI JUNGKOOK ATAU KAU AKAN TAU AKIBATNYA!!!"
Panggilan terputus setelah sang penelpon berteriak kepada Yein. Dengan tangan sedikit gemetar, Yein menjauhkan ponselnya kemudian menatap layar ponselnya yang saat ini menampilkan foto pemandangan bukit di Jepang yang ia jadikan wallpaper. Sambil berpegangan pada meja dihadapannya agar menopang tubuhnya yang gemetar, Yein membuka daftar panggilan masuk di ponselnya, ia mengamati baik-baik nomor yang baru saja menelponnya. Siapa orang itu? Apa Yein mengenalnya? Bagaimana bisa orang itu mendapatkan nomor Yein?
Tok! Tok! Tok!
Yein sedikit terperanjat kaget ketika mendengar pintu kamarnya di ketuk, tak lama pintu kamarnya terbuka dan Jisoo melongokkan sedikit tubuhnya dari luar.
"Yein-ah, Myungsoo Oppa menelponku dan mengatakan kalau ia sudah di bawah..."
"E...eo..."
"Hei, wajahmu terlihat pucat..." ujar Jisoo yang mulai menghampiri Yein "waeyo? Neo appo?"
"A...aniyo, nan gwaenchanha..." tentu saja tidak, Yein bahkan bisa merasakan sendiri tangannya mendingin sekarang walaupun tubuhnya sudah tidak segemetar tadi, tapi ia tak ingin Eonnie nya ini khawatir "aku harus pergi sekarang..." Yein merampas tasnya yang terlampir diatas bangku.
"Kau yakin? Jangan memaksakan diri kalau kau merasa tak enak badan..." tutur Jisoo dengan wajah khawatirnya seraya mengikuti Yein yang mulai berjalan keluar dari kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Beautiful
أدب الهواة'I still think of you sometimes Should I call you up? There were a lot of times I thought that but I know it's already over No matter how much I want you You are now just a movie of the past That has already ended I know' This story based on Day6 so...