Malam ini, kamu membuatku kembali sulit memejamkan mata
Padahal, kamu pasti mengerti
Bahwa akhir-akhir ini, mataku sudah menghitam dan berkantung
Semua akibat ulah rengekanmu yang tiada henti
Kau hampir membuatku gila,
Setiap malam menjemput, hanya ada kelu dan sendu
Beberapa kali mengisak dan sesak
Apa kamu tidak mengerti?
Bahwa apapun yang kamu jelaskan akhir-akhir ini hanyalah semu
Semua tidak dapat menyentuh yang namanya rasa
Semua sudah kembali seperti sedia kala
yang tanpa ada apa-apa
Berhentilah mendeskripsikan opinimu
Aku sudah kelu,
Bahkan jemariku saja tak mampu untuk mendebatmu
Apa kau baru menyadari sekarang?
Bahwa aku adalah penting yang kau butuhkan
Jika ya, alasanku pergi sudah menenangkan
Pun jika bukan, aku tak pernah menyesal
Pergilah, bawalah setiap huruf yang akan kau rangkai untuk beralasan
dan mengelabuhi itu,
Aku akan terang-terangan padamu,
Bagaimana mungkin aku akan kembali?
Jika luka itu adalah kamu.
Alasan itu, adalah lukaku.
YOU ARE READING
Setelah Kepergianmu
PoetryAku mengeja nada-nada yang mungkin masih merangkai jelas akan namamu. Namun, ku pikir itu adalah semu. Semu meramu akan bayang-bayangmu, yang mendadak pergi karena kesiapanku.