Kaus merah itu, adalah kaus yang pernah kau ulurkan padaku
kau pernah mengatakan warna itu akan cocok di kulit bersihku
kau juga mengatakan jika ukuran kaus itu hanya cocok untuk ku kenakan
Aku masih kenakan, sampai detik ini,
detik di mana kau sudah tak pernah bisa ku lihat
detik di mana kau sudah tak bisa ku genggam erat
Wahai kau, lihatlah, aku masih mengenakannya
Apa kau tak lihat?
Aku masih mengendus aroma tubuhmu yang menempel di kaus tinggalanmu
Bohong. Jelas aku berbohong, aroma itu hanya menggeliat di balik kerinduanku
Aku masih jadikan ia baju favorit ku,
Baju yang menemani setiap malam tidurku,
Apa kau suka?
YOU ARE READING
Setelah Kepergianmu
PoetryAku mengeja nada-nada yang mungkin masih merangkai jelas akan namamu. Namun, ku pikir itu adalah semu. Semu meramu akan bayang-bayangmu, yang mendadak pergi karena kesiapanku.