Setelah kepergianmu, aku menjadi aku yang mulai menerima. Aku mulai berdamai meski pada akhirnya bukan kamu lagi yang kusebut sebagai yang terkasih. Kadang, sukmamu masih menari-nari dan masuk kembali dalam ingatan dan hati. Namun, bukan lagi perih atau nyeri. Aku menerima kedatanganmu yang suka tiba-tiba.
Aku menerima setiap kerinduanmu yang kau sebut aku di dalamnya. Aku membaca setiap ocehan malammu yang kian sumbang di ujung mataku. Aku menerima dengan jalan satu-satunya adalah berdamai dengan namamu, dan kenanganmu.
Sampai hari ini tiba, aku sudah lebih bahagia.
Mungkin, jika kamu tidak pergi. Aku tidak akan pernah menyadari, betapa aku memang jauh lebih berharga dan berhak untuk bahagia.
Teruntuk kamu, yang dulu ku sebut sebagai alasan hidup dan matiku
Aku, bukan lagi menjadikanmu alasan tumbuh menjadi kuat. Tapi, karenamu, aku sudah tumbuh menjadi perempuan Hebat. Terimakasih.
YOU ARE READING
Setelah Kepergianmu
PoetryAku mengeja nada-nada yang mungkin masih merangkai jelas akan namamu. Namun, ku pikir itu adalah semu. Semu meramu akan bayang-bayangmu, yang mendadak pergi karena kesiapanku.