Malam ini, aku kembali pada dinginnya dinding kamar
Ia membeku, seperti langkah kakiku yang makin mati rasanya
Mengingat bagaimana rencana itu, ingin kembali ku wujudkan, bersamamu
Rencana yang sempat merutuki jejak kakiku tanpa pengampunan apa-apa
Aku bisa apa?
Jika malam ini, rindu menghujan tiba-tiba
Sesekali rintik itu jatuh sembari menebarkan luka
Benih luka yang sudah sedari lama ku timbun akibat butanya mataku akan dirimu
Aku mengatakan bahwa aku tidak bisa
Aku ingin bisa bersua
Aku ingin berdua
Menua bersama
Seperti rencanamu kala itu
Namun, kembali lagi, aku bisa apa?
Kita sudah bukan siapa-siapa, kita sudah bukan apa-apa, tak mungkin kita kembali berencana,
sama saja, kamu menebarkan luka untuk mengonggokkan dagingku saja
juga hatiku
YOU ARE READING
Setelah Kepergianmu
PuisiAku mengeja nada-nada yang mungkin masih merangkai jelas akan namamu. Namun, ku pikir itu adalah semu. Semu meramu akan bayang-bayangmu, yang mendadak pergi karena kesiapanku.