Kau pernah bertanya perihal apakah aku masih menunggumu?
Malam ini. Di tengah-tengah waktu yang bahkan membuat punggungku seolah rontok. Aku menempatkan diri di atas ranjang peniduran.
Aku akan menjawab tanyamu itu sayang.Hari ini.
Di atas kasur ini.
Dan diantara nyala lampu tidur berbentuk jamur.
Aku tidak menunggumu.Aku tidak menunggumu datang.
Tidak juga menunggumu pulang.
Kenapa?
Kau sudah berjalan.
Tidak perlu aku menunggumu kembali pada titik temu padaku.
Kenapa?
Karena aku juga sudah berjalan.
Tidak perlu menungguiku.
Tidak ada pertemuan kedua yang disebut kesempatan kedua.
Perlahan kita sudah termakan usia.
Tak ada gunanya kembali pada hal sama jika akhirnya juga sama bukan?Aku memang bukan Tuhan.
Aku juga tidak tahu jadi siapa kamu di masa depanku.
Tapi setidaknya.
Aku tidak akan kembali menaungi kenangan itu.
Kita hanya perlu terbiasa.
Hidup seperti sedia kala.
Tanpa cinta yang pernah kita bicarakan.
YOU ARE READING
Setelah Kepergianmu
شِعرAku mengeja nada-nada yang mungkin masih merangkai jelas akan namamu. Namun, ku pikir itu adalah semu. Semu meramu akan bayang-bayangmu, yang mendadak pergi karena kesiapanku.