Chapter 18

3.3K 324 76
                                    



Naruto © Masashi Kishimoto


DLDR!


Sasuke melihatnya. Dia disana, diatas tanah yang tertutupi salju tak jauh dari gerbang. Sasuke berlari sampai hampir terjatuh karena terpeleset. Sakura terlentang tak bergerak. Matanya tertutup, bulu mata dan alisnya sedikit tertutupi salju , bibirnya membiru. Gadis itu pasti kedinginan. Sasuke mengambil tanganya. Dingin seperti es. Ia memeriksa denyut nadinya. Ada, namun sangat lemah. Sasuke merasa ketakutan itu sudah merasuk ke dalam setiap sel di tubuhnya. Membuat otaknya lumpuh seketika.

"Panggil Tsunade-sensei ke klinik sekarang juga!" ia berteriak pada siapapun yang ada di sana, kemudian membawa Sakura ke klinik. Sasuke menyelimuti tubuh gadis yang dingin itu dengan perasaan bersalah. Ia nyalakan pemanas ruangan hingga level maksimal. Ia kembali memeriksa nafas Sakura. Rasanya ia ingin mati saja. Nafas gadis itu hampir tak bisa di rasakanya. Tubuh Sasuke gemetar karena ketakutan serta kedinginan.

Tak berapa lama Tsunade, Shizune dan Kakashi datang dengan tampang yang sama-sama kelelahan.

"Demi keriput Danzo, apa yang dilakukan bocah-bocah sialan ini tanpa sepengetahuanku? Dan apalagi ini?" Tsunade dengan pakaian tidurnya masuk dengan tergesa. Berbeda dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, raut wajah dan tingkah laku wanita paruh baya itu jelas menyiratkan kekhawatiran yang amat sangat.

"Nafasnya berhenti. Dia tidak bernafas...," Sasuke berkata dengan linglung.

"Minggir kau Uchiha," Tsunade dengan cekatan mengecek keadaan Sakura.

"Shizune, kita lakukan CPB. Persiapkan alat hemodialisis sekarang!" teriakan Tsunade yang menggelegar di sepertiga malam itu benar-benar membuat kaki Sasuke lemas. Rasanya ia benar-benar lelah dan tak berdaya. Tak ada yang bisa dilakukanya untuk menolong Sakura yang tengah sekarat. Ia menatap ranjang dengan pandangan kosong. Tsunade dan para petugas medis lainya yang sedang berusaha menolong Sakura berkelebat di pelupuk matanya seperti jeruji pada roda yang berputar. Dadanya terasa nyeri. Ia jatuh terduduk di kursi dengan lemas.

Sasuke bahkan tak menyadari kehadiran Naruto yang saat ini tengah menyampirkan selimut dan menepuk-nepuk bahunya. Pemuda itu bahkan melupakan bahwa tubuhnya sejak tadi kedinginan. Entah sudah berapa lama sejak Sakura ditemukan, tapi Sasuke merasa ini hanyalah mimpi buruknya yang akan terjadi dalam sekejap. Tapi setiap kali ia kembali membuka matanya keadaan ini tidak berubah. Ini nyata. Sakura sedang sekarat.

"Kau sebaiknya berganti pakaian dulu jika tak mau kedinginan begini Teme, Tayuya menyuruhku memberikanmu ini. Dia sangat mengkhawatirkanmu, tapi dia juga tengah sibuk sekarang ini," Naruto memberinya secangkir espresso hangat.

"Hn," hanya itu jawaban Sasuke sebelum menenggak espressonya dan kembali melamun tanpa menuruti saran Naruto.

Sisa malam itu Sasuke habiskan dengan menunggu Sakura. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia takan beranjak sebelum keadaan Sakura sudah lebih baik. Maka ketika Tsunade sudah selesai menangani Sakura, Sasuke segera melihatnya.

Wajah Sakura sekarang sudah lebih berwarna, walau oksigen yang tersambung pada pernafasanya menunjukan betapa seriusnya kondisi gadis itu.

"Apa yang terjadi padanya?" Kakashi yang berdiri berseberangan dengan Sasuke bertanya pada Tsunade.

"Entahlah. Hemorrage. Dia kehilangan banyak darah. Tapi yang pasti hypotermia akut. Tak ada tanda kekerasan apapun di sekujur tubuhnya kecuali bekas jarum di siku kanan bagian dalamnya. Tapi karena ini adalah kasus Sakura, aku tak bisa memastikan apakah ia terluka sebelum ini atau tidak," Tsunade menghela nafas lelah.

ANBU ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang