Chapter 11

3.1K 304 27
                                    




Naruto © Masahi Kishimoto


DLDR!


Brakkk...

Senju Tsunade menggebrak meja dihadapanya saking marahnya. Semua orang di ruangan itu diam, tak ada yang berani berbicara jika sang kepala sekolah tengah marah seperti sekarang ini.

"Beraninya si tua bangka itu memasuki wilayahku tanpa persetujuanku!" Tsunade meraung.

"Seperti dugaanku, ANBU memang sudah mengetahui hal ini sejak lama. Namun selama ini mereka pura-pura tak mengetahuinya. Dan sekarang mereka mulai menunjukan kekuasaanya," Kakashi yang pertama kali memecah keheningan setelah Tsunade memukul meja. Ia berusaha tetap tenang.

"Tetap saja, ini adalah akademi, bukan pasar. Mereka seharusnya melewati prosedur yang berlaku di sini jika ingin menggeledah murid-muridku. Tak akan ku biarkan mereka melakukanya dengan mudah."

"Tapi kita harus tetap berhati-hati Tsunade, kita bisa saja dituduh bekerja sama dengan Kizashi," Jiraya mencoba menasehati Tsunade.

"Lalu kau mau aku menyerahkan anak Kizashi ke tangan mereka ha? Shizune, aku butuh sake," Tsunade memijat pangkal hidungnya.

"Anda tidak boleh minum sake di saat-saat seperti ini Tsunade-sama," Shizune berbisik di telinga Tsunade.

"Ah, siapa yang peduli," Tsunade kembali berteriak.

"Tapi anda harus berpikir jernih agar bisa mencari solusi dari masalah ini sesegera mungkin, Tsunade-sama."

"Kizhashi sialan. Aku akan membunuh bocah itu nanti."

"Bicara tentang Kizashi, maaf kami belum dapat menemukanya Tsunade-sama. Tapi kami akan terus mencoba mencari keberadaanya," Yamato membungkuk meminta maaf ke arah Tsunade.

Sasuke hanya diam sejak tadi. Ia hanya akan berbicara ketika ditanya . Semua ini semakin membuatnya khawatir pada Sakura. Gadis itu sudah mengubah kebiasaanya, keyakinanya, kepedulianya pada orang lain dan mungkin juga telah mengubah perasaanya. Sedikit. Ya, hanya sedikit. Ia tetaplah Sasuke yang dulu, ia takan goyah hanya karena seorang gadis bodoh. Tapi hati kecilnya enggan menyangkal. Ia jadi cemas apa yang terjadi setelah ia meninggalkan Sakura tadi. Harusnya ia melihat langsung pertarungan Sakura.

Terdengar suara gedoran pintu yang keras dari luar ruangan membuat Tsunade yang sedang marah semakin marah. Ia melempar vas bunga ke arah pintu. Vas itu mengenai pintu kayu kemudian terjatuh dan pecah berkeping-keping di lantai. Keramik yang sepertinya mahal itu kini berserakan.

"Kurang ajar! Siapa itu yang menggedor pintuku?" Tsunade kembali meraung. Wajahnya merah padam meskipun ia hanya minum teh.

Shizune segera membuka pintu. Rambut kuning segera muncul dari balik pintu. Nafasnya memburu dan tanpa dipersilakan, ia masuk ke dalam ruangan.

"Kau Uzumaki...."

"Sakura. Sesuatu talah terjadi padanya," Naruto memotong kata-kata Tsunade.

Sasuke langsung berlari menyeret Naruto. Ia tak peduli naruto yang protes karena kehabisan nafas maupun Tsunade yang memanggil-memanggil namanya. Sekarang yang terpenting adalah Sakura.


***


Sasuke dan Naruto berjalan beriringan mencari keberadaan Sakura. Mereka melihat banyak anak-anak yang sedang bergerombol. Suara mereka berdengung seperti lebah di telinga Sasuke.

ANBU ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang