jealous...

1.4K 136 17
                                    

"Apa kamu butuh bantuan?"

Seorang pria berperawakan tinggi, berkulit putih, berotot dan yang paling penting berdompet tebal mencoba membantu seorang gadis yang sedang kesulitan mengangkat kaki nya.

Bukannya apa, hanya saja highheels  sepatu nya masuk ke dalam lubang yang kecil-kecil di tengah jalan.

Saat wanita itu berjalan dia tidak sengaja membuat sepatu ber hak nya terjebak. Wanita ini terpaksa melepas sepatunya dan berjongkok berupaya untuk mengambil sepatunya kembali.

Shit! Ini keras, bagaimana ini? kalau gue ninggalin ni sepatu gua harus jalan tanpa alas kaki alias nyeker gitu? Atau pake satu sepatu saja?

Wanita tersebut beradu pikiran. Dia tidak menyadari bahwa ada uluran tangan yang diarahkan kepadanya.

Jennie yang melihat tangan itu sontak mendongak ke atas. Pandangan matanya beradu dengan pupil kecokelatan milik pria itu. Sejenak Jennie merasakan jantung nya berhenti berdenyut.

"Kau butuh bantuan nona?" Suara berat pria itu membuyarkan lamunan Jennie. Pria itu terpaksa mengulangi kalimatnya yang sempat tidak didengar- tidak terdengar oleh Jennie.

Jennie berdiri perlahan dengan perasaan gugup yang menyelimutinya. Dia menggeleng pelan sebagai jawabannya.

"Terimakasih, tapi tidak perlu tuan..." Jennie bingung, ia tidak mengenal pria ini. Jennie harus memanggil dia siapa? Nama nya saja ia tidak tahu. Umurnya? Apalagi. Jika dipanggil paman dia masih terlalu tampan dan muda. Jika dipanggil dengan mas atau bang, mereka bahkan tidak akrab- tidak kenal.

"Taehyung" pria itu menyela ucapan Jennie. Ia tahu Jennie bingung karena tidak mengetahui namanya. Jennie tersenyum manis lalu mengangguk kecil.

"Ah!  Baiklah tuan Taehyung, tidak perlu. Terimakasih atas tawarannya. Kurasa aku harus pergi sekarang, sampai jumpa!"
Jennie terpaksa melepas satu sepatu yang masih bertengger manis dikakinya. Dia berjalan tanpa mengenakan alas kaki alias nyeker.

Taehyung  memiringkan wajahnya. Menatap punggung Jennie yang semakin lama semakin mengecil dari pandangannya.

Cewek aneh!

Taehyung berjongkok kemudian mengambil satu sepatu Jennie yang sengaja ditinggal. Taehyung mengambilnya cukup mudah,
. lalu, mengapa tadi Jennie kesulitan untuk mengambilnya? Jawabannya adalah, karena Jennie gugup.

"Gue harus balikin. Tapi gue bakal ketemu dia lagi gak ya?"  Taehyung menggeleng pelan, lalu ia menenteng sepatu berwarna merah terang itu. Kemudian Taehyung berjalan ke arah mobilnya yang terparkir.

●●●NOT HURT ME, PLEASE!●●●

"Aku juga"

"Apa yang kamu mau lakuin sekarang? Emm maksudnya. Aku pengen lebih deket sama kamu. Ceritain apa aja yang mau kamu ceritain." Eunwoo menopang dagu nya menunggu ucapan dari bibir milik Rose.

"My life is'nt special.  Nggak ada yang menarik untuk diceritakan. Nggak ada yang istimewa. Kedua orang tua ku meninggal, kemudian aku diasuh oleh nenek ku, tapi gak lama nenekku pun juga kembali kepadanya. Lalu aku pindah ke seoul  dan yah aku tinggal bersama ketiga sahabatku di satu rumah. Mereka sungguh menyenangkan" Eose mulai bersemangat, dia tidak menyadari bahwa dia telah banyak berbicara. Rose sungguh senang jika bercerita mengenai sahabat-sahabat nya itu. Bagi Rose mereka adalah segalanya.

"Sahabatku yang paling tua diantara kami namanya Jisoo eonnie dan yang paling muda adalah Lisa, ada juga Jennie. Jisoo sangat dewasa, kami bahkan menganggap Jisoo adalah sosok pengganti ibu kami. Kalau Jennie.. kami masih agak menghawatirkan nya. Dia itu agak liar " Rose mengecilkan suaranya saat mengakhiri kalimat terakhirnya. Rose terkekeh geli sendiri, Eunwoo yang melihatnya mau tak mau tersenyum makin lebar. Ia senang melihat Rose yang menggebu-gebu seperti ini dibanding yang tadi. Sementara Rose masih melanjut kan ceritanya.

DON'T HURT ME (warn 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang