11. Pajak Jadian or Pj

2.1K 114 15
                                    

READIY?
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING

Ara dan Nathan berjalan dikoridor dengan tangan yang saling bergandengan. Banyak murid yang menyoraki mereka berdua. Ara sendiri merasa bingung, kemana tatapan siswi yang biasanya sinis? Mengapa yang ada hanya tatapan memuja.

"Nat, aku kok ngerasa ada yang aneh yah"Ara melihat lagi sekelilingnya.

"Kenapa?"Nathan memperhatikan wajah Ara yang terlihat bingung.

"Hmmm, nggak, nggak papa"Ara mengurungkan niatnya untuk bertanya dan itu membuat Nathan heran.

"Kalau ada yang mau ditanyain, tanya!"

Ara hanya menjawab dengan dehemannya . Nathan mengantar Ara sampai didepan kelasnya.

"Belajar yang benner, bye"

"Kamu juga, bye"

"HUWANJIRRR, YANG BARU JADIAN UDAH DATANG!!!"

Suara melengking milik Fitri mengagetkan Ara yang ada diambang pintu.

"Ihhh, lo buat gue kaget mbing!"gerutu Ara dan duduk dibangkunya.

"ARAAA, GUE GAK MAU TAU, LO HARUS NRAKTIR KITA SEMUA MAKAN!"teriak Wulan yang baru masuk kedalam kelas.

"HEH, KALIAN TUH PADA NYADAR GAK SIH? KALIAN ITU UDAH KAYA TARZAN AJA DEH, INI KELAS BUKAN HUTAN, YG BISA LO TEMPATIN TERIAK-TERIAK SEENAKNYA"

Ceramah panjang nan berfaedah itu keluar dari mulut Ari, si ketua kelas yang tak tau diri.

"Cielah, kalau mau negur tuh liat diri dulu deh"cibir Reski, yang duduk dimeja guru.

"Sesama pemilik mulut toa juga!"timpal Dinda.

Ara hanya memutar bola mata jengah, ini masih pagi, dan teman kelasnya sudah mulai beradu mulut.

"Ara ceritain dong, gimana caranya si Nathan nembak lo"Kata Cici yang penasaran akan hal itu.

"Jadi gini, dia ngangkat pistolnya, narik pelatuknya, terus nem-"

"KITA SERIUS ARA"geram sahabat Ara.

Ara hanya tertawa geli melihat wajah kesal masing-masing sahabatnya.

"Ogah, entar kalian baper lagi denger cerita gue"kata Ara dan langsung membaringkan kepalanya diatas meja.

"Huh!"

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi Bu"

Dan pelajaran dikelas Ara dimulai, dengan Fisika sebagai pembuka hari mereka.

***

Kantin, tempat yang saat ini dihuni oleh Ara dkk dan Nathan dkk.

"Ini yang bayar ellokan Nat?"tanya Rio yang berulang kali sudah mempertanyakan itu.

"Iya Yo, iya! sekali lagi lo nanya gitu, bayar sendiri makanan lo!"geram Nathan.

"Hehehee, santai dong bos, gak usah ngegas"kata Rio dan menyengir kuda.

"Nat, gue boleh tambah gak?"tanya Gio dengan bodohnya, padahal ia sudah menghabiskan dua mangkok bakso sebelumnya.

"Perut karet"cibir Rio.

"Kaya lo gak aja"gerutu Gio.

"Ckk, sesama perut karet gak boleh berantem, bolehnya tuh berbagi makanan"ceramah Ara.

AranathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang