Selamat Membaca
***
Cuaca pagi ini begitu cerah. Memberikan semangat tersendiri bagi mereka yang akan menjalankan kegiatan sehari hari. Dari mulai bekerja, sekolah, bersih bersih rumah, hingga membuat sarapan seperti yang dilakukan oleh Tessa Adriana Putri dan Ibunya Diana Indriyani.
Tessa tampak semangat membuat sarapan untuk keluarganya dengan sesekali bersenandung kecil membuat Diana menggelengkan kepala melihat tingkah anak perempuannya. Mereka sedang membuat nasi goreng, ayam goreng dan telur mata sapi untuk sarapannya.
"Yang bener goreng ayamnya Sa! jangan sambil goyang goyang gitu, entar gosong!" Peringat Diana yang sedang memotong bawang melihat Tessa yang tampak asik bergoyang dengan lagu dangdut yang dinyanyikannya.
Tessa terkekeh kecil "Biarinlah Mah, yang gosongkan ayamnya bukan Tessa!"
Diana hanya menggeleng mendengar kalimat anak keduanya ini "Habis goreng ayam kamu siap siap buat sekolah"
"Iyalah mah. Masa siap siap mau nikah, akukan masih sekolah!" Kekehnya lalu mematikan kompor setelah mengangkat ayamnya dari penggorengan.
"Aku mandi ya Mah. Bikin nasi gorengnya yang banyak! Mamah tau sendirikan kalo Si Dimas makan gak cukup satu piring. Suka ngabisin jatah orang lain. Perut karet dasar!" Gerutu Tessa kesal kepada Kakak satu satunya itu, Dimas Erlangga.
Dia tidak habis pikir dengan Kakaknya itu, padahal setiap malam tepatnya pukul dua dini hari dia selalu membuat makanan sendiri untuk mengenyangkan perutnya yang padahal sebelumnya sudah makan malam bersama keluarga pukul delapan.
Diana menggetok kepala Tessa menggunakan spatula yang memang akan membuat nasi goreng "Gitu gitu juga Abang kamu! Masih mending dia mau nganter jemput kamu kesekolah. kalau engga, kamu bakalan naik angkot nanti! Mau?"
Tessa bergidik saat mendengar tawaran Ibunya "Enggalah Mah, sama Dimas aja males apalagi naik angkot. Mending jalan kaki daripada harus dempet dempetan sama orang gemuk, berbagi keringet sama orang yang bau ketek, ihhh"
"Yaudah, Lo jalan kaki ye tompel sapi. Motor gue lagi males bawa lo soalnya!" ujar seorang lelaki memakai baju kaus hitam dan jeans hitam selutut muncul diambang pintu dapur yang menyatu dengan meja makan.
"Selamat pagi Mah!" Sapanya lalu mencium pipi Diana dengan sayang sebelum mengambil ayam goreng.
Tessa mengerucutkan bibirnya kesal "Lo kok tega sihh Bang. Padahal lo gak seganteng itu loh buat nolak nganterin gue kesekolah. Anterin gue ya Bang!" Bujuk Tessa dengan cengiran diakhirnya.
"Lagi ada mau lo manggil gue Bang! Dasar adik durian!"
Tessa mengkerutkan keningnya "Apaan durian. Ketek lo tuh bau durian!"
"Durhaka udah biasa, Durjana banyak yang pake. Jadi durian adalah pilihan gue, kerenkan abang lo yang ganteng ini"
"Dihh, masih kerennan telur ceplok bikinan Mamah dari pada muka lo. Buluk gitu, Dasar muka karpet!"
"Muka lo asem, kecut gitu! Pantes jomblo" gelak tawa terdengar dari mulut Dimas.
Tessa mendengus "Sorry ya Bang, gue pilih pilih kalau nyari pacar!"
Dimas terkekeh "Bilang aja gak ada yang mau, so soan pilih pilih lo karpet permadani!'
"Yahh daripada lo dijadiin tukang ojek sama pacar, kasihan teko ajaib!"
"Berisik, Mamah lagi masak jadi gak konsenkan!" Decak Diana yang sedari tadi mendengar perdebatan anak anaknya.
"Dimasnya Mah, siapa suruh gak mau nganterin aku ke sekolah!"
"Lahh, tadi lo yang bilang mau jalan kaki kutil kuda!"
"Gue kan cuman ngomong doang upil onta!"
"Masih pagi udah pada ribut. Tessa mandi, kamu sekolah! Dimas kamu juga mandi dulu sana, nyentuh air belum malah nyentuh makanan diduluin" lelaki paruh baya muncul dengan pakaian rapi bersiap untuk bekerja.
Mereka berdua menyengir kala mendengar suara Ayahnya, Deka Arianda.
"Selamat pagi sayang!" Ujar Deka sembari mencium pipi Diana seperti biasanya. Meskipun mereka umur mereka semakin tua tapi interaksi mereka selalu macam anak muda, Tessa saja kadang sangat ingin seperti orangtuanya itu menjalin hubungan dengan orang disayangi.
Tessa memasang muka berseri seri tak kala melihat kedekatan Ibu dan Ayahnya.
"Mahh, Pahh Jangan kaya gitu! Ada jomblo disini. Kalo nangis nanti gak ada yang nenangin! Kasihankan si upil kudanil"
Senyum diwajah Tessa digantikam dengan wajah kesal mendengar ocehan Abangnya "Minggu depan gue bakal bawa pacar. Pegang janji gue tuhh!" Ujarnya kesal keluar dari dapur dengan jalan gedebak gedebuk macam gajah ngamuk.
Dia tidak akan sekesal ini jika baru kali ini Kakaknya menjadikan bahan lelucon masa selfnya, tapi setiap berdebat selalu saja Kakaknya membahas perihal masa selfnya itu. Jomblo terlalu memalukan, dia lebih senang menyebutnya dengan kata Self. Dia sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, hanya saja dia sudah terlalu kesal dan sangat ingin menunjukan kepada Kakak laknatnya itu bahwa dia bisa memiliki pacar dikelas tiga sekarang.
"Bangunin Rani Sa jangan lupa, dia juga mulai masuk sekolah sekarang!" Teriak Diana saat Tessa sedang ditangga.
"Iya Mah" teriaknya juga, lalu masuk ke kamar adiknya Rani Anjani yang memang paling dekat dengan tangga.
Dia berdecak kala melihat kamar adiknya yang sudah mirip
Truk pecah. Kapal pecah atau pesawat pecah, dia sudah sangat bosan menggambarkan kamar adiknya dengan kata itu.Adiknya terlentang dengan mulut yang terbuka, selimbut berserakan dibawah bersatu dengan teman temanya para guling dan bantal.
"Astatang, lo pergi tidur atau pergi perang sihh Ran!" Gerutu Tessa.
Dia mengambil air gelas yang berada dinakas samping kasur adiknya, lalu dengan sekali gerakan mengayun tanganya berhasil membuat Rani langsung duduk dari tidurnya.
"Kak Tessa, bisa gak sih lo bangunin gue dengan rasa kemanusiaan!" Teriak Rani saat kesadarannya sudah penuh.
Tessa terkikik melihat wajah dan penampilan adiknya, baju kaus hitam dengan gambar tengkorak ditengahnya, celana pendek sepaha dengan robek robek di sekitarnya.
"Makanye lo kan manusia, berjenis kelamin cewek. Biasain bangun pagi, bantuin Nyokap masak. Tapi gue kurang yakin kalo lo manusia!" Ujar Tessa diakhiri dengan kekehan.
Rani mendengus jengkel "Serah lo deh serah Kak. Sekolahan lo bagus kan? Banyak anak bandelnyakan, cowoknya juga banyakkan. Gue pengen banyak temen soalnya" ujar Rani sukses mendapat jitaka dari Tessa.
"Oskadon Sp dasar, nyari temen yang bae lah kuya. Jangan temenan sama cowok, gue gak mau spesies lesbi bertambah!"
Rani "Lah anjing, gue masih normal. Temenan sama cewek gak asik, kebanyakan marah marah ketimbang seneng senengnya"
Tessa mengangkat alisnya, sikap adiknya ini entah menurun kesiapa. Beda jurusan "Lo juga cewek bantal kapuk! Serah lo serah mau temenan ama siapa. Itu juga kalau ada yang mau temenan sama lo" ujarnya mengibaskan tangannya, lalu keluar dari kamar Rani.
"Kata Mamah cepetan siap siap! Beresin tuh truk pecah!" Tunjuknya pada lantai yang ramai oleh para guling dan kawan kawan.
"Kagak, ngapain gue beresin. Nanti juga acak acakan lagi!" Balas adiknya.
"Yaudah, kalo lo berak gak usah cebok ye. Nantikan lo berak lagi!" Teriak Tessa.
"BICARA KAMU JAGA TESSA, KITA AKAN MAKAN!" teriak Diana yang mendengar teriakan Tessa dari atas.
***
Halove💞 Mudah mudahan tertarik ya sama cerita aku yang ini💋 Exploit aku gak tau bakal lanjut atau engga, aku lupa alur ceritanya gusti😂

YOU ARE READING
Teza
Teen FictionIni bukan cerita tentang seorang Player yang mengejar incarannya yang susah untuk ditaklukkan. Bukan pula tentang seorang Lelaki kaya raya yang mencintai wanita biasa saja. Ini hanya cerita tentang Tessa dan Reza. Kedua manusia yang bernafas denga...