Chapter 10

37 2 2
                                    

Percaya atau tidak, rasa ingin membuatmu senang lebih dominan daripada rasa ketertarikan karena penasaran.

***

Selamat Membaca

Tessa turun dari motor Reza dengan tergesa. Dia ingin menghilang dari hadapan Reza sekarang juga. Reza sudah tidak waras, dia yakin seperti itu. Tessa sangat ingin pulang daritadi, saat mereka turun dari Hysteria.

Reza benar membawanya berkeliling penuh tadi. Tidak membiarkan dirinya lepas dari genggamannya sedikitpun, bahkan saat dia ingin ketoilet Reza menunggunya diluar dan dia hanya bisa menurut saja, karena tidak ingin membuat drama queen ditempat umum dengan menolak apa yang dilakukannya. Jujur dia sangat senang sekaligus risih secara bersamaan. Senang karena ada lelaki yang menjaganya selain Abang dan Papahnya, risih karena yang menjaga dirinya ternyata Reza, yang notabenya memiliki kekasih. Tapi kali ini dia harus menolak usulan Reza tadi. Pasti tidak akan ada yang memperhatikan mereka jika berdebat disini, didepan rumahnya, karena jika hari minggu seperti ini kedua orangtuanya pasti sedang pergi jalan jalan sore, Abangya pasti sedang bermain, sedangkan Adiknya pasti sedang latihan karate atau tidak taekwondo.

Tessa memberikan helmnya kepada Reza, yang langsung Reza cengkram salah satu lengannya dan tangan Reza yang satunya lagi dia pakai untuk memegang helm yang diberikan Tessa.

"Apalagi gilakk? Engga, lo gak boleh ngelakuin itu. Gue gak mau punya masalah sama pacar lo." Tessa berseru dengan nada yang meninggi, mencoba melepaskan cengkraman ditangannya yang tidak sedikitpun melonggar.

"Gak akan ada masalah apa apa sama pacar gue. Gue sendiri yang bakal bilang sama Lani."

"Lo gila, Lani pasti marah. Cuman cewek bego yang ngebiarin cowoknya sendiri pacaran sama cewek lain, sekalipun itu pacar bohongan." Tessa berucap dengan nada kesal.

Benarkan, siapa yang mau dijadikan yang kedua. Sekalipun hal itu cuman sekedar pura pura. Tapi tetap saja dihati siapapun pasti tidak akan menerima jika dirinya diduakan oleh kekasihnya. Siapa pula yang akan menyetujui ide gila itu, pacarnya dibolehkan memacari orang lain hanya karena rasa ingin membantu? Hanya orang bodoh yang akan menyetujui ide gilanya itu.

"Sayangnya pacar gue pinter, gak bego kaya apa yang lo bilang tadi."

"Kenapa lo ngelakuin ini hah? Bukannya lo selalu mau kelihatan baik didepan pacar lo. Kalo lo bilang sama Lani, udah pasti pikiran baik tentang lo dimata dia bakal ke hapus. Lo gak usah repot repot ngelakuin itu, gue gak mau bikin masalah sama siapapun." Tessa berucap dengan menggebu lalu membalikan badannya berniat akan meninggalkan Reza, setelah keputusannya final.

"Kalo itu yang lo mau. Gue gak akan bilang ke Lani. Padahal Lani gak suka kalo gue bohong, tapi demi lo, gue rela ngebohongin dia. Lagian ini cuman sebentarkan, gue ketemu sama Abang lo dan urusan bakal selesai. Lo tinggal atur aja pertemuannya kapan!" Reza berucap sedikit berteriak karena Tessa berjalan menjauhi dirinya.

Entahlah, Reza sangat tidak mengerti kenapa dirinya begitu ingin menjadi kekasih bohongannya Tessa. Dia sangat tidak suka tadi, saat Mila mengajukan Zuki untuk menjadi kekasih bohongannya. Ada rasa kesal didalam dirinya saat mendengar itu dan secara tiba tiba, mulutnya mengeluarkan kata yang sama sekali tidak dia pikirkan. Dan dia tidak bisa membatalkan apa yang sudah diajukannya tadi, toh sudah terjadi. Lagipula ini hanya jadi kekasih bohongannya saja, bukan kekasih yang sesungguhnya. Karena kekasih yang sesungguhnya tetaplah Lani seorang.

TezaWhere stories live. Discover now