"Reyhan, sudah berapa kali saya bilang. Jangan makan disaat pelajaran saya sedang berlangsung!" Peringat Bu Desi setiap masuk kedalam kelas XII Ips 2.
Selalu saja, setiap dia sedang melakukan pembelajaran ke kelas XII Ips 2 ada suara seseorang yang sedang mengunyah atau tidak suara ribut yang disebabkan oleh empat sejoli yang duduk dijejeran paling depan dekat dengan meja guru. Aneh, biasanya siswa pemalas dan pencari ribut biasanya akan duduk dijejeran paling belakang, agar lebih leluasa dalam bermalas malasan dan melakukan keributan.
"Saya tidak makan Bu. Saya hanya sedang ngemil!" Jawab Reyhan santai lalu memasukan keripik pisang yang tadi dia beli dikantin.
"Emangnya Ibu gak bisa ngebedain mana makan yang mana ngemil Bu?" Tanya Reyhan.
"Kasih tau Zuk!" Lanjutnya menyenggol Zuki yang memang duduk disebelahnya.
Zuki menganggukan kepalanya, mengambil nafas lalu mulai berbicara. "Jadi gini Bu. Makan merupakan makanan berat yang dimasukan kedalam mulut, seperti nasi, ayam goreng, jengkol dan segala sesuatu yang berat saat ditimbang...."
Reza mengangkat tangannya. "Tapi kangen gak termasuk ya Bu, soalnya gak bisa ditimbang. Cukup Dilan aja yang bilang kalo kangen itu berat!" Reza memotong penjelasan Zuki.
"Yang berat itu Dosa Bu, bukan kangen. Makanya saya tobat, karena takut Dosa saya lebih berat daripada rasa kangen saya ke doi. Kerenkan saya Bu." Timpal Adit diakhiri gaya dengan tangan membentuk tanda ceklis dibawah dagu yang diiringi dengan senyum so coolnya.
"Dan yang paling berat itu Reyhan Bu, karena semua timbangan gak kuat kalo Reyhan yang ditimbang.... Lanjut Zuk!" Kata Reza lalu memperhatikan Zuki dengan seksama bersiap untuk mendengar penjelasan selanjutnya.
Zuki mengangkat kedua jempolnya tanda siap. "Dan ngemil merupakan makanan ringan yang dimasukan kedalam mulut seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik kentang dan segala sesuatu yang memiliki awalan keripik!"
"Nanti saya mau bikin keripik Buaya Bu. Tolong beli ya! Rasanya jauh lebih enak dari pada keripik pisang ini. Khusus untuk Ibu, Ibu boleh Makan lima bayar satu ke saya!" Reyhan mengangkat tinggi bungkus keripik pisang yang sedang dimakannya. Eh, yang sedang dingemilnya. Kok aneh ya:v
Sontak ucapan Reyhan mengundang tawa semua siswa, tak terkecuali Ibu Desi yang malah semakin geram melihat empat sejoli ini yang selalu kompak dalam membuatnya naik darah.
"Kalian berempat keluar dari kelas saya!" Teriak Bu Desi murka.
"Jika minggu depan hal ini terjadi lagi. Jangan salahkan saya, jika nilai ulangan kalian nol dipelajaran saya!" Peringat Bu Desi tajam.
Reza dan kawan kawan keluar dari mejanya masing masing.
"Oke Bu. Maafkan saya dan kawan kawan! Padahal kami hanya sedikit menghibur barusan, agar pelajaran Ekonomi tidak terlalu membuat otak kami pusing!" Reza membungkukan badannya saat di hadapan Bu Desi. Karena dia duduk dipaling depan dengan Adit, diikuti oleh Zuki dan Reyhan dibelakangnya.
"Jangan terlalu serius Bu, takutnya nanti cepat tua. Hanya saran dari saya aja, saya baikkan Bu!" Adit menyalami tangan Bu Desi, yang tampak enggan untuk memberi tangannya kepada Adit.
"Ibu tetep cantik kok meskipun udah berkepala empat. Awkarin aja kalah cantik sama Ibu." Khusus Zuki, dia mencium punggung tangan Bu Desi, membuat Bu Desi langsung mengusap punggung tangannya secara cepat ke baju.
"Apa Ibu mau menitip sesuatu? Saya akan ke kantin. Jadi guru harus banyak makan Bu biar tenaganya exstra!" Reyhan berucap sembari menyengir yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Bu Desi. Reyhan cekikikan sendiri, lalu menyusul teman temannya yang sudah keluar kelas duluan.

YOU ARE READING
Teza
Teen FictionIni bukan cerita tentang seorang Player yang mengejar incarannya yang susah untuk ditaklukkan. Bukan pula tentang seorang Lelaki kaya raya yang mencintai wanita biasa saja. Ini hanya cerita tentang Tessa dan Reza. Kedua manusia yang bernafas denga...