Chapter 18. Umaru-chan Ketahuan

13.4K 2.4K 422
                                    

            Gilang dan Rulita tersenyum asem ketika melihat fanfiction Jawen mendadak viral. Banyak fans baru yang bermunculan, bahkan meminta gabung di chat group line. Gilang dan Rulita yang juga punya jobdesk sebagai admin grup chat akhirnya juga ikut sibuknya. Jawen tersenyum senang karena kapalnya berlayar.

"Aku tahu Samudera. Dia nggak menye-menye. Tapi pas dibikin kayak gitu di FF kok rasanya geli, ya?" Gilang berkomentar. Dia lebih kenal Samudera karena dulu waktu SMP pernah sekelas. Dia nggak terlalu dekat dan nggak terlalu peduli. Sesekali dia hanya bertugas membaca absensi. Itu saja.

Jawen nggak akan pernah menyerah untuk membuat cerita baru OTP ini. Setelah dia membaca banyak komentar dan merasa sangat bahagia, muncul ide-ide baru yang juga sangat nista. Dengan couple yang sama. BahMud.

"Kamu yakin kalau Bahtera itu seme dan Samudera itu uke?" Gilang mencoba mengulik pandangan Jawen tentang ini. Jawen mengangguk ragu.

"Kayaknya... Mud bisa jadi seme. Bah kan lembut..."

Kedua fujoshi itu tersenyum licik. Lihat, posisi di atas ranjang saja masih bingung... kok sok-sokan mau dihomoin! Mereka berdua itu seme sejati! Jiwa mereka menguasai, bukan dikuasai.

"Jadi, mau ganti posisi?"

Jawen mengangguk.

"Tumben kamu mau ganti posisi! Biasanya kamu anti tukar posisi! Naruto aja tetep seme di matamu."

Jawen mengangguk lagi.

"Aku juga bingung. Tapi... apa ini yang dinamakan cinta sejati, Ang? Aku bisa bolak-balik posisi mereka sesuka hati dan keduanya cocok..."

Kedua cewek itu mengembuskan napas. Jawen nggak akan pernah puas menjodohkan sahabatnya dengan cowok nakal itu, jadi untuk sementara biarkan saja Jawen senang dan puas dengan karyanya.

"Aku mau bikin tema sedih buat mereka..." Jawen begitu bersemangat, bahkan dia sudah menyusun outline cerita di HP-nya. Sebenarnya nggak masalah kalau Jawen begitu getol bikin kisah itu. Gilang dan Rulita yang nggak setuju dengan couple itu pun akhirnya terpaksa baca, meski harus mengubah nama untuk sementara.

"Kali ini bikin oneshot lagi?" Rulita memastikan. Jawen mengangguk.

"Aku belum siap bikin series, soalnya ide di otakku banyak banget sama couple ini. jadi sekali tepuk biar tamat duluan, baru bikin lagi yang baru..."

Jawen duduk manis, lalu mulai mengetik. Rulita diam di sebelahnya. Gilang terlihat nggak tertarik. Kedua cewek itu sudah membuat cerita sendiri, dan keduanya puas dengan couple yang mereka ciptakan.

"Kamu bikin sedihnya kayak gimana?" Gilang bertanya, memastikan. Dia siap menyumbangkan ide yang lebih masuk akal.

"Samudera dan Bahtera saling cinta, tapi Samudera meninggal karena kecelakaan."

"Lalu Bahtera?"

"Dia jones sampe tua..."

"Kenapa nggak dibikin dia sama orang lain?"

Jawen terusik dengan usul Gilang. Cewek itu terlihat nggak suka dengan cerita sedih kali ini. Mungkin karena Gilang anti dengan kisah sedih. Dia selalu suka dengan yang happy ending. Itu pikir Jawen. Padahal... Gilang sama sekali nggak suka dengan couple kali ini.

"Siapa yang mau dipasangin sama Bahtera? Kan nggak mungkin cewek..."

"Ya cowok lain gitu!"

"Siapa? Bah nggak deket sama cowok lain, ah!"

Our Lovely Fudanshi...tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang