Cahaya 14

3.4K 165 52
                                    

Cinta itu aneh ya. Hanya cukup mendengar suara bariton itu.
Dan berhasil membuat diri ini bergetar.

Eh tunggu...
Cinta?

Cahaya

****

"Ayo Ay! Cepet traktir udah laper banget nih!" rengek Desi

"Iya nyonyaaa!! Yuk ke kantin,"

Rara berjalan dari kejauhan menuju arah dimana Cahaya berada.

"Ayaaa!!" teriak Rara begitu melihat Cahaya hendak beranjak.

"Iya Ra? Kenapa?"

"Mau kemana?"

"Nih mau ngajakin bayi besar makan." ucap Cahaya sembari melirik Desi.

"Eh Desi disini? Ada acara apa Des?" tanya Rara begitu menyadari keberadaan Desi

"Disuruh nganterin tuan putri! Dannn sekalian cari cogan."

"Huuu!!! Cogan mulu kamu nih, udah yuk jadi makan nggak? Kamu sekalian ikut yuk Ra." ajak Cahaya

Rarapun mengiyakan ajakan Cahaya. Ketiganya lantas bergegas menuju kantin.

"Mau makan apa Ra? Des?" tanya Cahaya pada Rara dan Desi setelah mereka sampai di kantin.

"Pesen yang banyak Ra, mumpung ditraktir Cahaya nih." jail Desi

Cahaya memelototkan mata. Jengah akan kelakuan sahabatnya itu, namun ia pun hanya menuruti kemuan sahabatnya.

"Iya deh iya tak traktir kali ini,"

"Buk.. basonya tiga sama minumnya es teh juga tiga." lanjut Cahaya begitu pelayan kantin mendekati mereka.

Terlihat dari jauh sosok ikhwan yang mengajukan taaruf pada Cahaya. Dan itu berhasil membuat Cahaya salah tingkah. Tanpa direncanakan pandangan keduanya bertemu.

Seakan bagai tersihir, Cahaya tak ingin mengalihkan pandangannya dari makhluk tampan itu. Namun yang dipandang buru-buru mengalihkan pandangan dan bersikap seolah tak melihat Cahaya.

"Argh!! Jaim sekali." dengus Cahaya tiba-tiba, dan itu membuat Desi dan Rara heran.

"Kenapa Ay? Marah-marah sendiri?" tanya Rara

Desi yang menyadari penyebab kekesalan Cahaya hanya geleng-geleng kepala

"Itu tuh Ra, Cahaya dicuekin Abang tampan." ejek Desi

"Tunggu.. Abang tampan siapa?"

"Ikhwan yang ngajakin Aya taaruf Ra," sahut Desi ceplas-ceplos

"Ish..tega kamu Ay, aku nggak dikasih tahu" ucap Rara dengan wajah memelas.

"Ini tak kasih tahu, pilih tahu apa tempe? sahut Cahaya cengengesan.

"Ihh.. Aya!! Aku serius nih, kamu kok nggak ngasih tau aku?"

"Belum sempat beibeh," jawab Cahaya malas

"Eh Ay, aku duluan ya. Udah siang nih mau kerja dulu, pamit Desi setelah menuelesaikan makannya

"Iya hati-hati Des."sahut Cahaya dan Rara.

Desi beranjak meninggalkan Cahaya dan Rara lantas bergegas menunju parkiran motornya.

"Habis ini mau kemana Ay? Kamu kan nggak ada kelas? tanya Rara.

"Mau cari Kak Maya, mau ngasih ini." timpal Cahaya sembari menunjukan Map di tangannya.

Rara yang sudah mengerti hanya manggut-manggut. Kemudian kedua sahabat itu berpisah,karena Rara ada kelas sebentar lagi.

Cahaya bergegas membayar semua makanan mereka. Karena Cahaya sudah berjaji untuk mentraktir kedua sahabatnya.

Tanpa disadari diam-diam ada sepasang mata yang sedari memerhatikan Cahaya.

Langkah Cahaya selanjutnya berniat untuk mencari Maya.

"Dimana ya Kak Maya? Kok nggak kelihatan sih?" batin Cahaya,

Setelah lelah berkeliling untuk mencari Maya. Akhirnya langkahnya berhenti di masjid kampus, pasalnya kajian sebentar lagi akan dimulai. dan ia berfikir mungkin bisa menemui Maya setelah kajian nanti.

"Oh.. itu Kak Maya sedang bersama suamiya ternyata." lirih Cahaya.

"Assallamuallaikum." terdengar suara bariton

Deg

Deg

"Wa..waallaikumsallam." sahut Cahaya gugup.

Suara bariton bersumber dari ikhwan yang mengajukan  taaruf dengannya. tak lain adalah Khoirul.

"Boleh saya bicara sebentar dengan Ukhti?" tanya Khoirul.

****

Hwaa... tuh Cahaya sama Khoirul sudah dipertemukan. Kira-kira mau ngomong apa ya?

Tunggu nextnya oke?

See you
Assallamuallaikum Cintahh 😍

Cahaya di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang