Cahaya 6

4.3K 167 4
                                    

Orang yang tidak menguasai matannya.
Hatinya tidak ada harganya.

Ali bin Abi Thalib

****

Cahaya kembali menginjakan kaki di gedung sekolahnya semasa SMK dulu, sudah lama ia tak berkunjung. Kalau bukan karena Wali Kelas mengirim pesan untuk pengambilan sertifikat kompetensi keahlian belum tentu juga ia berkunjung ke sekolah, lagi pula akhir-akhir ini Cahaya begitu sibuk dengan tugas kuliahya. Dan hari ini seharusnya Cahaya menghadiri walimahnya kak Maya. Namun karena kabar wali kelas yang mendadak menghancurkan semua rencana awal Cahaya untuk menghadiri walimah seniornya itu.

baru saja ia akan memutar knop pintu, tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan dari Rara.

"Assalamualaikum, ada apa Ra?" Jawab Cahaya setelah menggeser tombol hijau di ponselnya

Di seberang Rara dengan hebohnya memberondong pertanyaan perihal keberadaan Cahaya saat ini.

"Aku lagi di SMK Ra, kenapa?"

"......."

"Nonton? Jam berapa?"

"......"

"Iya deh iya, nanti aku usahain Ra, sudah dulu ya Assalamualaikum."

Cahaya kembali melangkahkan kaki menuju ruangan yang sudah ditentukan Waki Kelas, dan ternyata disana sudah ramai teman-temannya berkumpul, sekalian bernostalgia pikirnya

***

"Mana sih tu anak, katanya ngajakin nonton"

Jengkel Cahaya, begitu sampai di bioskop ternyata Rara yang ngajak nonton malah belum datang, ia mencoba menghubungi Rara, namun malah tak ada respon.

"Huh!! Dasar ni bocah, pasti lagi di jalan deh" dengus Cahaya.

Sambil menunggu Rara datang, Cahaya membolak-balikan sertifikat Kompetensi Keahliannya mengamati deretan nilai yang tertera di lembaran itu.

Rara mengedarkan pandangan begitu sampai di tempat ketemuan, lantas dengan sedikit berlari ia menghampiri Cahaya yang terlihat serius dengan sebuah kertas tebal di tangannya.

"Aduuh! Ay maaf banget ya, gue telat, udah yuk cepetan masuk filmnya sebentar lagi mulai nih"

Heboh Rara, sambil menarik tangan Cahaya yang belum sempat menyimpan sertifikatnya, karena tergesa-gesa tanpa sadar cahaya langsung meraih pop corn dan meletakan sertifikat keahliannya di kursi tunggu.

"Lagian kamu kemana aja Ra? sampe telat gini, untung sih filmnya masih mau mulai satu jam lagi nanti"

"Kita makan dulu Ra, terus habis itu jalan keliling mall, oke"

Dengan malas Cahaya mengiyakan ajakan sahabatnya itu, percuma saja kalu dia menolak toh akan tetap dipaksa Rara.

"Duduk dipojok aja Ra"

ajak Rara setelah pandangannya Berkeliling ruangan dan hanya tempat itu yang tampak lengang.

Rara hanya menurut kali ini, ya karena ia sudah tak tahan dengan cacing-cacing di perutnya yang minta jatah nafkah

"Mbak pesen burgernya dua, sama emm apa ya, kamu mu pesen apa Ay?"

"Samain kamu aja deh Ra, minumnya teh manis aja deh"

Pelayan dengan sigap mencatat pesanan keduanya Dan segera berlalu untuk menyiapkan maknan.

****

"Eh Ay, udah jam berapa nih sekarang?" pekik Rara panik

"Wah sial kita udah telat nih Ra, yul cepetan!" Cahaya spontan ikut panik. Saking asiknya menikmati makanan sampai mereka lupa kalau tujuan utama meraka nonton

"Gara-gara kamu sih Ay, pesen makan banyak banget jadi lama kan"

"Loh kok aku sih Ra, siapa suruh kamu sampai ikutan lupa."

Keduanya terus berdebat sambil berlari memasuki ruang theater

Sesampai di dalam ternyata filmnya sudah mulai, kedua sahabat itupun berlari menuju kursi mereka, dan sialnya hanya dipojok tengah yang tersisa

"Eh permisi maaf numpang lewat Mbak." ucap Cahaya sopan

"Hish, ganggu aja Mbak, lain kali jangan telat dong!" protes penonton yang lain

Tak dihiraukan ucapan orang-orang yang mulai berbisik dan merasa terganggu dengan kedatangan dua gadis berjilbab itu.

"Maaf permisi Mas, numpang lewat." ijin Rara pada dua orang penonton laki-laki. Salah satu diantaranya menunjukan wajah yang tidak bersahabat, namun seorang yang lain menampakkan wajah kagum akan kecantikan kedua wanita itu.

"Eh iya, silahkan Mbak." ucap salah satu dari laki-laki tadi dengan manis

Namun laki-laki yang duduk di sampingnya menunjukan wajah yang begitu kesal dan tidak sedikitpun memalingkan wajah dari Cahaya.

"Kenapa Mas lihat-lihat?" bentak Cahaya karena kesal merasa terus diperhatikan

"Bisa nggak Mbak jangan buat kegaduhan, udah ganggu yang lain nggak ngerasa juga." Ketus laki-laki yang tampak menyebalkan itu.

Cahaya lantas memalingkan wajah tanpa menjawab ucapan laki-laki itu.

"Siapa juga yang bikin keributan, siapa suruh situ duduk ngehalangin tempat saya." Dumel Cahaya pelan

"Maaf mas."  Ucap Rara

Karena tak ada respon dari Cahaya maka Rara berinisiatif  untuk meminta maaf.

"Kamu tuh! Heboh sendiri yang lain jadi keganggu kan," jengkel Rara melihat tampang cueknya dan tak sedikitpun menunjuan rasa bersalahnya

"Maaf." Ucap Cahaya tanpa menolehkan pandangannya

Pria yang merasa terganggu tadi hanya mendenguskan nafasnya keras tak mau lebih lama berdebat dengan perempuan menyebalkan.

_____________________

Menurut kalian gimana part ini? Hm? Kurang gimana? Krisar dong jangan siders ya.

Jangan lupa vote juga 😍😘
See you

Assallamuallaikum 😍

Cahaya di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang