Doubt

5.4K 699 34
                                    


Sebuah hal kewajaran jika seorang Dokter merasa senang kala melihat perubahan yang ditunjukkan oleh pasiennya, namun akan terdengar tak wajar jika seorang Dokter terus-menerus memuji pasiennya tanpa henti.

"Kau bisa lihat kan? Perubahan Chanyeol sungguh sangat bagus. Dia bahkan tak segan bercerita hal pribadinya."

Seperti Baekhyun misalnya.

Ia tanpa sadar memuji Chanyeol berulang kali dengan pijaran di mata.

"Kau sudah mengatakannya berkali-kali, Baek." Joonmyun mengingatkan namun Baekhyun hanya menanggapi dengan cengiran.

Langkah kakinya Joonmyun hentikan sejenak untuk menatap wajah teman sekaligus rekan kerjanya itu.
"Kau tertarik padanya?" todongnya tanpa basa-basi.

"Apa?" sementara Baekhyun justru melempar tanya.

Joonmyun menggelengkan kepalanya pelan lalu tersenyum tipis setelahnya.
"Sepertinya kau sedang mengalami masa pubertas kedua." ujarnya.

"Apa?" lagi-lagi Baekhyun melempar tanya.

"Aku cukup lama mengenalmu, Baek. Kau tidak pernah seantusias ini sebelumnya." Joonmyun terkekeh kecil, hal itu membuat Baekhyun heran.

"Itu hanya perasaanmu saja." elak Baekhyun.

"Bibirmu bisa saja mengelak, tapi matamu tidak bisa berbohong. Di sana, terlihat jelas binar bahagia saat kau menyebut nama Chanyeol." Bahu Baekhyun ia tepuk pelan tak lupa dengan senyuman menggoda di bibir.

"Jangan mengada-ada Dokter Kim. Aku hanya senang melihat perubahan pasienku, tak ada maksud lain." Baekhyun terkekeh kecil lalu kembali melanjutkan langkah kakinya yang diikuti Joonmyun di sampingnya.

"Aku bukan anak kecil lagi yang tak awam dengan ekspresi wajah. Lagipula kau tidak lupa kan? sebagai apa aku bertugas di rumah sakit ini?" sebelah alisnya Joonmyun angkat lalu menyeringai bermaksud menggoda Baekhyun kembali.

Namun yang digoda justru mendesis dan menatap tajam.
"Berhentilah berspekulasi sendiri! Aku tidak mungkin tertarik dengan pasienku sendiri, terlebih lagi jika dia laki-laki."

Bibir Joonmyun terkulum dalam mendengar ucapan Baekhyun.
"Ya sudahlah, nanti kau juga menyadarinya sendiri." sindir Joonmyun.

Baekhyun semakin dongkol kala Joonmyun terus menggodanya tanpa henti. Wajahnya memang tampak tenang, namun batinnya terus menggerutu.





Siang itu, Baekhyun disibukkan dengan tumpukkan kertas yang harus ia laporkan pada petinggi rumah sakit. Namun pekerjaannya sempat tertunda lantaran bunyi ketukan pintu terdengar.

Sosok wanita paruh baya dengan tampilan modis layaknya sosialita memasuki ruangan begitu Baekhyun mempersilahkan masuk.

"Selamat siang Dokter Baekhyun." sapa wanita itu.

Seulas senyuman Baekhyun berikan untuk wanita paruh baya itu, tak lupa ia mempersilahkan duduk setelahnya.
"Selamat siang nyonya." balas Baekhyun ramah.

"Begini Dokter, saya ini ibu dari Park Chanyeol. Nama saya Park Minyoung."

Bibir tipis Baekhyun membulat kecil, tatapan kagum tergambar jelas di matanya.
Ia tak menyangka bahwa ibu Chanyeol terlihat muda dan cantik dengan mata bulat serta hidung mancung yang terpahat elok.

"Saya datang ke sini untuk menanyakan keadaan Chanyeol serta ingin menjenguknya." ujar Minyoung.

Jemari lentik Baekhyun menarik kacamata yang sedari tadi bertengger di hidungnya dan meletakkannya di atas meja.
"Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena anda bersedia datang setelah saya menghubungi anda." mata sipit itu menyorot tenang pada wajah Minyoung.
"Mengenai keadaan Chanyeol, beberapa hari ini ia mengalami kemajuan nyonya. Dia tidak lagi menjadi pendiam saat metode terapi dan juga dia mulai mengikuti beberapa kegiatan di rumah sakit ini." bibir tipis Baekhyun terangkat hingga menunjukkan senyum.

Let Me Heal YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang