Misunderstand

2.5K 309 53
                                    


Selepas kencan ganda yang tidak direncanakan, Chanyeol menawarkan diri untuk mengantar Baekhyun sampai di kediamannya setelah perdebatan kecil dan paksaan dari si jangkung.

Bibir tebalnya terkatup sepanjang jalan, tak ada niatan membuka obrolan kala matanya menangkap wajah lelah Baekhyun yang terlelap sepanjang jalan.
Terbesit pikiran untuk memberitahu Baekhyun tentang ketakutan yang ada di dirinya namun ia urung, khawatir hal tersebut dapat mengganggu sang kekasih.

Chanyeol tidak ingin adik Baekhyun terjerumus seperti dirinya dulu. Kedekatan Zico dan Saeron yang baru ia ketahui jelas mengganggu rasa kemanusiaannya, bagaimana pun si gadis merupakan adik dari Baekhyun dan Chanyeol akan merasa bersalah jika membiarkan kedekatan mereka.
Ia pun tahu kehidupan lingkar pertemanan Zico yang tidak pernah lepas dari narkoba dan seks bebas lalu membiarkan gadisnya digilir oleh teman-temannya setelah diberi narkoba secara paksa. Dulu Chanyeol menyebutnya pesta namun untuk sekarang ia tidak ingin melakukannya lagi.

"Honey, kita sudah sampai." bisik Chanyeol sembari mengusap wajah Baekhyun.

Si sipit sempat terkejut namun tak lama bibir tipisnya menarik sebuah senyuman. "Kau ingin mampir?" tawarnya.

"Lain kali saja." lalu Chanyeol menolaknya dengan sopan.

"Baiklah." Baekhyun mengangguk dan melepaskan sabuk pengaman yang melingkupi sebagian tubuhnya "hati-hati di jalan." lantas menangkup kedua pipi Chanyeol dan mendaratkan ciuman lembut di sana.

Si jangkung menerimanya dengan senang hati dan menganggap ciuman itu sebagai salam perpisahan untuk malam ini.
Keduanya tersenyum begitu kedua bibir berbeda ukuran itu terlepas dari tautan, Baekhyun menjadi orang pertama yang melambaikan tangan lalu beranjak dari mobil untuk memasuki teras rumah.




Salah satu sudut alis Baekhyun terangkat dan menatap heran Saeron yang tersenyum dan sesekali tertawa kecil menatap layar ponsel yang berada di genggaman.

"Ada yang lucu?"

Si gadis mengalihkan pandangannya dan menatap Baekhyun dengan pandangan mengejek.
"Tentu saja." cibirnya. "Aku baru saja mendapatkan kekasih dan kau masih saja sendiri, itu tandanya kau kalah denganku." lidahnya dijulurkan untuk meledek Baekhyun.

Bibir Baekhyun berdesis mendengar ucapan Saeron. "Aku tidak peduli." katanya, lalu menarik rambut Saeron yang terkuncir.

Saeron pun meringis kesakitan "Ibu, oppa menyiksaku!" teriaknya lantang.

"Berlebihan." sindir Baekhyun seraya mendudukan diri di samping sang adik. "Apa pria yang bersamamu di cafe & bar itu kekasihmu?" suaranya merilih sebisa mungkin agar ibunya yang berada didalam kamar tidak terganggu.

"Bagaimana kau tahu?" kedua mata Saeron membeliak terkejut paska mendengar pertanyaan Baekhyun.

"Aku melihatmu dengannya saat makan malam di sana." sahut Baekhyun

"Jadi itu benar?" lagi Baekhyun melempar tanya.

Kedua pipi Saeron kontan bersemu, serta mengangguk malu-malu membenarkan pertanyaan Baekhyun.

Helaan nafas terdengar dari Baekhyun. "Jaga dirimu baik-baik, matanya saat menatapmu terasa janggal." tangannya mengusap lembut rambut Saeron dan meninggalkanya seorang diri di ruang tamu.

"Memangnya aku anak kecil." si gadis menggerutu, sedang mata memicing kesal melihat arah kepergian Baekhyun.


Let Me Heal YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang