(Bubar) Yuju x Seokmin

822 55 4
                                    

Yuju menatap dingin ke arah café yang ada di depannya. Walaupun tempatnya berseberangan dengan jalan raya, tapi objek di depannya tidak akan luput dari mata tajamnya. Musim gugur kali ini membuatnya harus memakai baju extra untuk kesehatannya. Mantel coklat selutut yang dia pakai tidak lupa dikeratkan demi mendapat kehangatan.

Dengan cepat dia melangkah setelah rambu menunjukkan lampu hijau untuk pejalan kaki. Hatinya tambah panas ketika 2 objek sasarannya sedang tertawa nyaring di depannya. Dua meter tepat di depannya sedang duduk Seokmin dengan seorang wanita cantik sambil menikmati makan siang.

"Bagus, kau disitu tertawa manis sedangkan aku belum kau kasi makan." Ucap Yuju penuh penekanan. Walaupun hanya dia yang mendengar tapi cukup memberi sengatan kuat untuk Seokmin yang kini menoleh ke luar jendela kaca dan mendapati Yuju sedang memandangnya tajam.

"Yuju." Ucap Seokmin pelan.

Tapi Yuju tetap memasang wajah dinginnya sedingin udara di luar.

"Dia.." Tunjuk wanita yang sedang duduk dengan Seokmin. Bergantian memandang kedua orang yang sekarang saling pandang.

"Dia istriku." Ucap Seokmin tanpa melepas tatapannya dari Yuju. Dia tahu bencana akan datang sebentar lagi. " Noona, maaf aku duluan. Ini akan sangat lama dan kau tahu aku dalam masalah besar sekarang."

"Oh begitu, oke. Salam buat istrimu" Wanita itu tersenyum manis kearah Seokmin dan sukses membuat Yuju tambah panas.

Pria dengan setelah jas kantornya keluar dari cafeteria dan menghampiri istrinya yang sudah seperti kepiting rebus ditaruh di atas tumpukan es.

"Apa yang kau lakukan disini kau bisa kedinginan." Seokmin mengeratkan mantel tebal Yuju dan ingin menariknya ke mobil tapi wanita itu menolak.

Seokmin memejamkan matanya sejenak, ini memang tidak akan mudah jika Yuju sudah merajuk. "Dengar, aku bisa jelaskan nanti, tapi kita harus masuk ke mobil dulu karna udaranya tidak bagus disini."

Yuju masih tetap bungkam dan Seokmin harus memaksanya berjalan tapi tetap berhati-hati. Sampai di mobil Yuju malah ingin keluar tapi dihadang oleh tangan kekar Seokmin.

"Kita akan bicara di rumah sampai kau puas." Dan Yuju pun hanya diam sepanjang perjalanan setelah Seokmin menjalankan mobilnya.

Mereka sampai di rumah setelah 15 menit perjalanan. Sampai Seokmin memarkirkan mobilnya di halaman rumah, Yuju buru-buru masuk ke rumah tanpa menunggu suaminya dan pria yang sudah 1 tahun menjadi suaminya hanya bisa menarik napas dalam.

"Kau tidak mau mendengarkanku?" Ucap Seokmin saat dia sampai di dapur mendapati Yuju sedang meminum air.

"Aku ingin ke rumah Ibu."

"Tidak, bukan seperti ini caranya." Seokmin meraih bahu Yuju dan menariknya ke dalam pelukan. " Dengar, awalnya aku tidak ingin memikirkan apa yang kau lihat tadi karna aku tidak ada hubungan apa-apa dengan noona itu dan tidak ingin juga. Tapi aku pikir istriku yang tampak dingin di luar tapi lugu di dalam meminta penjelasan lebih, walaupun kau tidak bilang langsung. Kau sangat mudah ku baca." Yuju merasakan tangan Seokmin mengusap hangat punggungnya.

"Dia adalah seniorku saat kuliah dan dia sudah berkeluarga. Aku kenal baik dengan suaminya. Kami tidak sengaja bertemu saat aku membeli makan siang dan akan membelikanmu....Astaga aku tahu salahku sekarang." Seokmin melepas pelukannya dan menatap Yuju dengan tatapan memelas. Sedangkan Yuju hanya memandang Seokmin dengan tatapan nyaris kosong.

"Aku ingin ke rumah Ibu sekarang."

"Untuk apa?"

"Aku ingin minta makanan karena suamiku sendiri tidak ingat punya istri yang belum makan di rumah." Ucap Yuju dingin. Seokmin terlihat sangat menyesal dibuatnya. Terang saja, Yuju yang sedang ngidam tidak segera dibelikan makanan yang diinginkan malahan dia asik makan siang dengan seniornya.

"Oke, aku sangat menyesal karena tidak ingat pesananmu. Mau kubuatkan, biar kubuatkan ya?"

Seokmin ingin mengambil apron tapi dihentikan oleh ucapan Yuju. "Aku tetap ingin ke rumah ibu."

Seokmin seperti tidak punya harapan lagi tapi dia berusaha memutar otak untuk mengambil hati istrinya. "Kau tidak bisa memaafkanku?"

Yuju menggeleng. "Aku belum bisa. Kau sendiri bilang semenjak aku hamil moodku berubah dratis dan kau kerepotan dibuatnya." Wajah Yuju yang tadi dalam mood marah kini berubah sendu. Perubahan seperti ini yang sering dihadapi Seokmin.

"Tidak bukan itu maksudku."

"Aku tahu aku merepotkanmu dari dulu. Ngidamku sangat parah dan harus dituruti saat itu juga. Kau harus rela pulang dari kantor demi membelikanku makanan. Mengajakku ke suatu tempat yang jauh, aku cengeng, suka marah, dan sangat malas mengerjakan pekerjaan rumah. Aku..." Yuju yang awalnya emosi mulai sesegukan saat mengucapkan ucapan terakhirnya. Seokmin tidak tega melihatnya dan ingin merengkuh ke pelukan tapi Yuju menolak.

"Biarkan aku sendiri dengan anakku."

"Maksudmu?"

"Aku ingin berdua dengan anakku."

"Dia juga anakku."

"Tapi kami menyusahkanmu."

"Kalian tidak menyusahkanku. Itu tugasku sebagai suami dan ayah. Kau jangan bicara yang tidak-tidak." Seokmin sedikit meninggikan suaranya dan membuat Yuju semakin gemetar. Dia merosot ke lantai dan mulai menangis.

Seokmin semakin salah bersikap. Dia berjongkok menumpukan satu lututnya di lantai dan merengkuh tubuh istrinya ke pelukan. Sambil mengusap pelan punggung dan tengkuk Yuju dia berkata;

"Jangan buat aku buruk dimata anakku. Aku ingin jadi ayah yang baik dari saat aku tau kau hamil dan aku masih berusaha sampai sekarang." Dia melepas pelukannya dan mata keduanya saling bertatapan. Air mata Yuju mengalir di kedua sudut mata dan dengan sigap Seokmin menghapusnya. "Kau mau membantuku kan?"

Senyuman Seokmin mampu menghipnotis sampai akhirnya mood Ibu muda itu kembali normal. Satu anggukan kecil membuat Seokmin bernapas lega. Memang benar, berhadapan dengan Ibu hamil muda sangatlah beresiko apalagi setipe Yuju dengan segudang mood yang dia miliki.

"Sebelum aku jadi ayah yang baik, biarkan aku jadi suami yang baik." Yuju memasang wajah polos seperti anak angjing yang diam mendengarkan tuannya dan itu sukses membuat Seokmin gemas melihatnya.

Satu kecupan mendarat di bibir Yuju membuat dia tersentak. "kau memodusiku?" Tanya Yuju dingin.

"Iya aku memodusi istriku yang dingin ini. Siapa tau dia bisa memanas setelah ku cium berulang kali." Setelahnya Seokmin berhasil mencuri banyak kecupan dari Yuju yang berakhir dengan satu ciuman panas.


CRAVINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang