Eunbi melabrak kencang meja cafetaria tempat seorang pria tengah bercengkrama dengan teman-temannya yang berisikan 3 pria dan 3 wanita. Keenam orang itu juga beberapa orang di cafetaria yang asik makan sontak menghentikan kegiatan mereka kala Eunbi berdiri di samping pria itu.
"Apa yang kau lakukan disini?" Moonbin, pria yang sedang di tatap tajam oleh Eunbi bertanya-tanya akan kedatangan wanita itu.
"Kau bertanya apa yang kulakukan disini? Aku punya urusan denganmu." Eunbi menunjuk tepat di hidung Moonbin.
Moonbin yang tidak enak dengan teman-temannya hendak menarik Eunbi keluar cafetaria tapi dia menolaknya dan membuat ulah yang lebih besar.
"Ayo pergi, tidak enak dengan teman-temanku."
"Biar saja, biar teman-temanmu tahu kalau kau sudah menghamiliku. Dasar pria bejad!"
Semua mata yang melihat adegan dramatis mirip di drama itu seketika membulatkan mata. Moonbin yang merupakan anak baru dan terkenal baik dan pintar bisa sebejad itu.
"Apa kau bilang?"
"Kau tidak percaya? Ini buktinya." Eunbi menunjuk kanhasil tes yang membuktikan 100% dia hamil. Moonbin memejamkan matanya sejenak menetralkan pikirannya.
"Bisa kita tidak membuat keributan disini?" Gertak Moonbin.
"Kenapa? Kau takut wanita genit ini akan menjauhimu?"Eunbi menunjuk wanita di samping Moonbin yang gelagatnya kecentilan dari tadi.Wanita itu sedikit emosi dituduh kecentilan dan akhirnya membuang wajah ketempat lain.
"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita lain."
"Aku tidak peduli. Yang jelas aku ingin penjelasanmu tentang ini, kenapa ini bisa terjadi?" Eunbi lagi-lagi mengangkat kertas tesdari dokter itu.
"Bisa saja." Jawab Moonbin santai.
Semua yang mendengarkan merasa syok dengan ucapan pria itu. Itu sebuah pembenaran kalau dia adalah pria bejad.
"Tapi aku bukan pria bejad. Aku menghamili istriku sendiri, bedakan itu." Sambung Moonbin penuh penekanan.
Salah satu teman pria Moonbin menyemburkan minuman yang baru saja diminumnya. "Kau sudah menikah?" tanya pria itu sambil mengelap mulutnya.
"Maafkan aku tidak memberi tahu kalian dan maaf membuat acara makan kalian terganggu. Kami permisi dulu."
Moonbin menarik paksa Eunbi ke taman belakang kantor.Moonbin memang sudah bekerja lebih dulu daripada Eunbi yang nyatanya masih duduk di bangku kuliah semester pertengahan. Kepintaran pria itu membuatnya lebih dulu lulus dan bekerja dari teman-teman seusianya.
"Sudah berapa bulan?" Moonbin yang pertama membuka mulut setelah mereka lama saling diam. Eunbi berusaha menahan diri untuk tidak emosi dengan melempar pandangan ke danau kecil yang ada di taman.
"2 bulan." Jawabnya singkat.
"Kenapa kau tidak bilang?" Suara Moonbin mulai melemah tapi tetap ada ketegasan didalamnya.
"Kau tidak lihat aku baru datang dari dokter. Aku juga baru tahu. Dan ternyata selama ini aku muntah-muntah karna aku hamil bukan masuk angin. Kau...kau kenapa melakukan ini padaku? Kau tahu sendiri aku membencimu,dan pernikahan kita bukan apa-apa."
"Bukan apa-apa kau bilang? Aku tidak pernah menganggap pernikahan ini permainan!" Moonbin meninggikan suaranya yang berhasil membuat Eunbi mundur beberapa langkah.
"Tapi aku membencimu!"
"Dan aku mencintaimu! Dan ku yakin kau juga masih mencintaiku seperti dulu walau sekarang hanya sedikit yang tersisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAVINGS
FanfictionKumpulan kisah para Bubar (Ibu baru) yang lagi ngidam ditemani para Susi (Suami Siaga).