Eunbi dan Moonbin sedang di tempat yoga. Mereka berdua duduk berhadapan sama seperti pasangan lainnya. Instruktur di depan secara detail memberi instruksi supaya para calon ibu nyaman dengan gerakan yang diberikan.
"Dadamu semakin hari semakin berisi."
Eunbi menatap nyalang ke arah suaminya yang kini tersenyum polos. Dibuat-buat tentunya.
"Kau bilang apa? Dada?" Tanya Eunbi dengan mata melotot.
"Iya, beberapa bulan yang lalu dadamu masih rata tapi sekarang sudah cukup indah dipandang." Terang saja dengan kehamilan 6 bulan membuat dada Eunbi tambah berisi sebagai pasokan asi untuk bayinya.
"Apa kau bilang? Dadaku rata?"
"Tepatnya sebesar ini." Moonbin menempelkan tangannya di depan dadanya sendiri yang sialnya masih terlihat rata untuk seukuran dada wanita.
"Hentikan!" Eunbi mencoba memukul Moonbin tapi pria itu lebih cepat memundurkan badannya.
"Ssaem, aku ingin ganti pasangan, tolong!" Eunbi mengintrupsi instruktur yang sedang menjelaskan di depan.
"Maaf, ganti pasangan? Itu tidak bisa nyonya. Anda mau pasangan dengan siapa lagi kalau bukan suami sendiri?"
"Tapi aku tidak mau pasangan dengan suamiku."
"Kenapa nyonya?"
"Suamiku mesum, Ssaem." Semua orang di ruangan tidak bisa menahan tawa tapi buru-buru mereka menutup mulut. Terkecuali instruktur yang terlihat kaget mendengar pengaduan Eunbi.
"Maaf, istriku sedikit kesal denganku. Jangan khawatir, tolong lanjutkan latihannya." Moonbin langsung mengambil alih guna menetralkan suasana di ruangan itu. "Kau kenapa, jangan buat malu disini," bisik Moonbin.
"Bagaimana aku tidak kesal saat kau bilang dulu dadaku rata dan sekarang kau bilang sudah lebih besar dan kau suka melihatnya." Teriak Eunbi yang membuat para calon ibu membulatkan mata begitu juga dengan instruktur yang kebetulan seorang wanita. Beberapa ibu-ibu menuding Moonbin pria mesum. Berbeda dengan para suami yang tidak bisa menahan tawanya.
"Bukan begitu maksudku. Ibu-ibu tolong dengarkan aku,"
"Kau sudah bilang tadi."
"Aku suka keduanya, entah itu rata atau berisi. Semua itu milikku, semua yang ada pada diri istriku milikku," ucap Moonbin tegas pada semua orang, lalu dia menatap istrinya dengan keyakinan hati istrinya luluh.
Cheesy. Semua orang merasa sedang menonton drama picisan nyata di depan mata mereka. Instruktur seketika berdeham guna melerai perdebatan topik dada itu. Saat itu Eunbi masih merasa kesal dengan suaminya tapi kelas harus tetap berjalan.
Pulang dari tempat yoga, Eunbi masih cemberut tak mau bicara dengan Moonbin. Kekesalannya cuma satu, yang artinya selama ini suaminya hanya melihat fisiknya belaka. Itu artinya dia tidak sungguh mencintai Eunbi dengan tulus.
"Aku mencintaimu." ujar Moonbin dari belakang.
Eunbi yang sudah sampai di ruang tamu berhenti membelakangi suaminya.
"Aku tahu kau sangat sensitif saat hamil, tapi aku mohon jangan menanamkan hal negatif dalam pikiranmu. Aku mohon jangan masukkan dalam hati perkataanku tadi. Kau tahu aku bukan hanya tergila-gila pada fisik semata, tapi lebih pada dirimu yang apa adanya.
Eunbi masih tetap membelakangi Moonbin. Suara langkah kaki terdengar mendekat dengan ketukan yang semakin tajam terdengar.
Tangan Moonbin dengan lancangnya melingkar di depan perut istrinya dan kepalanya tidak lupa dibenamkan di leher mulus Eunbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAVINGS
FanfictionKumpulan kisah para Bubar (Ibu baru) yang lagi ngidam ditemani para Susi (Suami Siaga).