Pagi itu pagi yang cerah. Tapi tidak mampu mencerahkan hari-hari yang dihadapi Seokmin kala itu.
Sudah 3 hari ini dia merasa pusing dan mual entah kenapa. Makan tidak enak, badanpun terasa lemas.Yuju sampai kewalahan mengurus suaminya yang tidak masuk kerja selama 3 hari itu.
Seperti sebelumnya, pagi- pagi sekali Seokmin berlari ke kamar mandi dan langsung mengarahkan kepalanya ke closet. Yang keluar hanyalah air, tidak ada makanan kemarin malam.
"Sudah baikan?" Tanya Yuju sambil memijat tengkuk suaminya dari belakang.
Wanita itu ikut terbangun saat suaminya turun dari tempat tidur.
Seokmin hanya membalas dengan gelengan.
"Kau harus ke dokter kalau tidak kondisimu akan lebih parah. Aku tidak pernah melihatmu selemas ini, sayang."
"Entahlah, ini membuatku tidak bisa beraktivitas dengan baik. Aku ingin memuntahkan semua yang ada di perutku. Nyawaku seperti disedot entah kemana."
"Cepatlah mandi, kita akan ke dokter setelah sarapan."
Yuju mengelap sudut bibir Seokmin dengan tisue dan setelahnya dia mengelus pipi kurus suaminya.
Yuju benar, kalau terus-terusan muntah seperti itu tubuhnya tidak punya energi dan asupan nutrisi lagi.
Dengan pasrah, Seokmin memperhatikan Yuju berjalan keluar kamar mandi dengan sedikit tertatih memegangi perut besarnya.
Usia kandungan Yuju sudah menginjak 5 bulan tapi efek di tubuh istrinya tidak terlalu besar. Mengingat Yuju memiliki tubuh kurus dan tinggi yang menjulang saat gadis. Dari belakang tubuh Yuju masi tetap langsing.
Sampai di rumah sakit, Seokmin hanya diberi vitamin penambah nafsu makan berhubung dia susah makan akhir-akhir ini.
"Suami anda sepertinya stress ringan, menyebabkan nafsu makannya menurun dan berdampak pada lambungnya. Itu wajar dialami oleh suami yang istrinya tengah hamil tua. Saya mendapat keluhan yang sama dari beberapa calon ayah muda."
"Apa mungkin suami saya ngidam dok?"
"Itu sangat sering terjadi, tapi intensitas setiap orang berbeda. Ada yang ringan dan lebih parah, beruntung suami anda tidak separah pasien saya yang sebelumnya. Anda berdua harus saling memberi dukungan."
"Apa ini akan lama dok?"
"Tidak akan lama, suami anda hanya perlu menormalkan kembali pola makannya dan meminum vitamin secara teratur dan juga istirahat. Dan yang paling penting buat suami anda merasa nyaman."
"Baiklah dok, saya akan merawat suami saya dengan baik. Terima kasih dokter."
Begitulah konsultasi singkat antara Yuju dengan dokter yang memeriksa Seokmin. Selama percakapan itu Seokmin hanya menyimak tidak banyak bicara karena badannya terasa pegal semua.
Yuju memegang lengan kiri Seokmin saat mereka keluar dari ruangan dokter umum menuju apotik rumah sakit. Untunglah dia masih punya cukup kesadaran dan tenaga untuk setidaknya berjalan apalagi menyetir mobil nanti.
Selesai membeli vitamin yang dibutuhkan barulah mereka masuk mobil yang diparkir di area parkir rumah sakit.
"Apa aku membuatmu kerepotan?" celetuk Yuju setelah beberapa saat hening di dalam mobil.
Seokmin yang masih membetulkan sabuk pengaman mengalihkan perhatiannya ke arah sang istri.
"Dokter bilang kau stress, apa gara-gara aku?" tambah Yuju yang kini menundukkan kepalanya sambil memainkan jari jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAVINGS
FanfictionKumpulan kisah para Bubar (Ibu baru) yang lagi ngidam ditemani para Susi (Suami Siaga).