"Iya Tuan Park, saya sangat senang anda tertarik dengan kerjasama ini. Saya akan mengatur pertemuan kita besok lusa. Saya harap ini akan berjalan lancar."
Setelah sedikit basa-basi,Seungcheol mematikan handphonenya dan kembali duduk di meja kerjanya. Laptop yang dari pagi menyala sampai jarum jam menunjukkan angka 2 siang serta tidak lupa kertas-kertas berkas bertebaran di atas meja tidak memutus atensinya dari laptop kesayangannya itu.
Tidak jauh dari tempatnya, seseorang yang sedang duduk bersandar di ranjang tengah menatapnya garang sambil mengunyah biskuit kayu manis yang merupakan buatan Ibu Seungcheol sendiri. Terang saja, Sowon sebagai seorang istri yang setiap hari di selingkuhi dengan kertas dan laptop, merasa panas karna suaminya tidak perhatian lagi dengannya.
Sesekali Sowon membesarkan volume TV, bernyanyi, atau bolak-balik dapur kamar hanya sekedar mengambil minum, tapi tetap tidak bisa mengalihkan dunia suaminya.
Dunia kerja yang sangat dicintai Seungcheol sedikit demi sedikit mengusik kemesraan pasangan suami istri itu. Bukan berarti cinta pria itu hilang pada istrinya, tidak, Seungcheol sangat mencintai istrinya bahkan untuk melirik wanita lain dia tidak minat. Tapi kebiasaannya dengan dunia bisnis sudah mendarah daging, sampai dia tidak menyadari kalau itu sangat mengganggu pikiran istrinya yang sedang hamil muda.
Sowon masuk kamar membawa jus jeruk yang merupakan gelas ketiga yang dia isi minuman. Dia berjalan menuju sofa tapi kakinya tidak sengaja menyenggol pinggiran sofa yang membuatnya hampir jatuh. Pekikan Sowon pun sukses membuat Seungcheol mengalihkan pandangannya. Dia langsung menghampiri istrinya yang sudah menumpahkan setengah jus jeruk ke lantai.
"Kau tidak apa-apa? Kau harus hati-hati, sayang."
Sowon hanya duduk diam membiarkan Seungcheol membersihkan tumpahan jus di lantai dengan tisue lalu mengelap tangannya juga dari tumpahan jus.
"Sudah, kau bisa menonton TV saja disini, kalau kau butuh sesuatu bilang padaku." Seungcheol mengecup kepala istrinya lalu kembali ke dunianya.
Sowon benar-benar kesal dibuatnya. Secepat itukah pembicaraan mereka? Bahkan Sowon belum sempat menjawab. Diapun mencari cara agar suaminya mau memperhatikannya.
Sowon sedikit menyeringai saat otaknya menemukan cara jitu dan mungkin cara gila. Dia bangkit dari sofa dan berjalan pelan menuju tempat suaminya. Seungcheol masih belum menyadari Sowon yang sudah mendekat dengan tatapan fokusnya ke arah satu titik, yaitu Seungcheol.
Pria itu tampak terusik dengan objek yang bergerak mendekat hingga akhirnya mendongakkan kepala dari laptop tercintanya.
"Akhirnya, menjauhlah kau laptop perebut suami orang." Batin Sowon.
Pandangannya beralih ke laptop Seungcheol dan seketika itu juga Sowon menggesernya ke samping membuat pria yang sedang memakai kaca mata harus melepas kaca matanya seketika.
"Apa yang kau lakukan?" Seungcheol menatap istrinya bingung. Dengan pemandangan rambut hitam pekat serta kulit putih pucatnya menambah ketampanan pria yang 6 bulan lagi akan resmi menjadi ayah.
Wajah yang lebih tepat seperti vampir itu menampilkan protes pada istrinya. "Sayang aku sebentar lagi mau kirim email."
Sowon masih tetap diam tapi dia mulai menciptakan tatapan menggoda. Oh my God seorang Sowon yang terkenal garang saat gadis kini harus bersikap seperti wanita penggoda demi seorang Seungcheol.
Pria itu menaikkan sebelah alisnya menatap aneh istrinya. Sedangkan Sowon semakin menjadi mengerahkan jurus jitu untuk merayu Seungcheol. Mulai dari mengibaskan seluruh rambutnya ke samping memperlihatkan sebelah leher mulusnya, memainkan pulpen yang awalnya di pegang Seungcheol, membungkukkan sedikit dadanya, hingga aksi menggigit bibir sambil menatap Seungcheol penuh goda.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAVINGS
FanfictionKumpulan kisah para Bubar (Ibu baru) yang lagi ngidam ditemani para Susi (Suami Siaga).