Kedua tangannya meremas kuat kain seprai yang menjadi pijakannya. Kedua tungkai kakinya yang jenjang dan kurus membuka lebar dan bertopang menggunakan kedua lututnya. Rambutnya yang basah karena peluh semakin berantakan saat kepalanya terangkat tinggi ketika sesuatu memasukinya dengan cepat dan kuat dari belakang tubuhnya. Sesuatu yang besar dan menegang.
Erangan lepas dari mulutnya sementara seluruh otot tubuhnya menegang karena serangan barusan.
"Jangan berhenti, bitch, puasin aku," kata pemilik dari sesuatu yang besar, menegang dan kini sudah memasukinya dari belakang itu dengan suara berat.
Gadis itu menurutinya. Dia meliukkan pinggul rampingnya, membuat lelaki dibelakangnya berdesis menikmatinya. Kemudian dia menggerakkan pinggulnya maju dan mundur dengan cepat, membuat mereka berdua menikmati sensasi pergesekkan di dalam organ inti mereka bersamaan.
Lelaki itu menyaksikan tubuh kurus yang sudah telanjang bulat di ranjang depannya itu penuh gairah. Dia sudah ingin menerkamnya semenjak tadi walau dia tetap menahan diri. Mengawasi pergerakan lincah tubuh ramping itu saja sudah bisa menaikkan gairahnya. Tulang-tulang yang menonjol di sepanjang puncak punggungnya membuat gadis itu terlihat sangat seksi baginya. Dia memang sakit.
Posisi ini memang selalu menjadi favoritnya untuk berhubungan dengan gadisnya. Gairahnya naik dengan sangat cepat setiap melihat tubuh kurus itu menungging di depannya dan menghimpit inti tubuhnya dengan kehangatan.
"Mas.. Reza.." lirih gadis itu dalam gerakan berulangnya dengan nada memohon.
Lelaki itu tersenyum puas mendengar namanya disebut dengan tambahan embel-embel sapaan 'Mas'. Permohonan kepadanya itu terdengar sangat seksi. Gadis itu ingin dipenuhinya.
Reza, lelaki itu, menarik kedua tungkai kaki kurus didepannya dengan kasar. Dia menahan dengan kedua lengannya yang kokoh. Kini giliran dia yang menggerakkan pinggangnya maju mundur, memasuki gadis itu dengan kuat sebelum menarik tubuhnya lagi, berkali-kali tanpa ampun walau gadis itu memekik meneriakkan namanya.
Kedua kaki yang ditopangnya mengelijang kehilangan kendali. Kedua lengan penopang tubuh gadis itu bergetar dan otot pinggulnya mengencang menjepit tubuh Reza yang masih berada di dalam gadis itu. Gadis itu klimaks.
Reza mendesah puas. Mereka mencapai puncaknya bersamaan dan cairannya memenuhi gadis itu. Dia menunggu sebentar sebelum memisahkan diri dan membiarkan gadis itu terkapar di atas ranjang.
Dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan organnya sebelum kembali mengaitkan kancing celana dan resletingnya.
Reza tersenyum puas saat keluar dari kamar mandi dan menemukan gadis itu masih meringkuk dalam posisi yang sama. Kedua tungkainya masih terbuka lebar sementara cairannya masih menetes dari organ intim gadis itu.
Pemandangan itu tidak pernah mengecewakannya. Gadisnya terkapar lemah setelah dipenuhi cairannya. Reza tersenyum miring.
***
Matanya mengerjap berusaha membuka. Tubuhnya terasa lemah, namun gadis itu tetap berusaha menegakkan tubuhnya untuk bangkit karena panggilan alam. Pangkal di antara kedua kakinya terasa nyeri saat dia berusaha merapatkannya. Selalu begitu setiap lelaki itu memasukinya dengan kasar. Sakit namun membuatnya ketagihan.
Gadis itu berjalan dengan sedikit terseok ke dalam kamar mandi. Dia buang air sambil kemudian membersihkan organ intimnya. Lelaki itu memenuhi dirinya tadi.
"Sini," panggil lelaki itu lagi setelah dia keluar dari kamar mandi.
Gadis itu tidak menyadari ternyata Reza duduk di samping ranjang semenjak tadi, masih dengan kemeja putih yang dilipat di bagian lengannya dan celana bahan hitamnya. Berlawanan dengan dirinya yang sudah telanjang bulat semenjak masuk ke kamar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRS
RomanceSEBAGIAN PART AKAN DIUNPUBLISH PER 3 JUNI 2020 KARENA KEPERLUAN PENERBITAN =========================================== Indhira terjebak dengan perasaan dan kebutuhannya atas lelaki bernama Reza. Dia tahu dia berada di tempat yang salah, walau tida...